Sembilan belas: A Visit
Ezar sedang menghabiskan waktu makan siangnya bersama dengan para cecurut itu. Siapa lagi kalau bukan para sahabat-sahabatnya dan juga sepupu-sepupu sialannya, Reyhan, Daniel, Andrew, dan Gerald. Dan tepatnya mereka yang mengganggu waktu 'menyenangkan'nya dengan Lexa.
Bisa-bisanya mereka semua datang ke kantor, mengacaukan semuanya, dan menculiknya hanya untuk ngobrol dengan alasan kangen? Oh c'mon ini membuatnya frustasi.
"Hey, Bro. Muke lu nyantai aja jangan nyolot gitu nape? Kan masih bisa ayang-ayangan sama yayang kapan-kapan. Emang lu nggak kangen sama kita-kita apa, hah? Lu gitu sekarang? HAH?", ujar Reyhan dengan sangat menghayati dan nada tinggi yang dibuat-buat membuat Ezar mengernyit jijik.
Dan ketika Reyhan merentangkan tangannya untuk memeluk baru saja ia ingin memeluknya balik tetapi lelaki sialan itu malah berjalan melewatinya. Wait?
"Eh, ada Lexa, apa kabar cantik? Lama ya nggak ketemu.", ucap Reyhan yang mendadak berubah manis melihat gadis dengan blouse merah dan rok span berwarna putih serta heels itu dengan tersenyum.
"HEH KAMPRET, ISTRI GUE ITU!",
"CALON, ZAR. CALON. Masih calon kan ya cantik, boleh dong kalo abang masih naksir?", ujar Reyhan seraya mengedipkan matanya dengan genit lalu memeluk gadis itu dan tertawa.
"SIALAN LO SEMUA KELUARRRRRR!", mendengar amukan Ezar membuat mereka semua tertawa ngakak melihat bagaimana seorang CEO yang terkenal dingin itu bisa cemburu buta. Huh.
"C'mon Ezar, kau tahu, hampir semua cewek digoda Reyhan!", ucap Gerald seraya menghempaskan badannya di sofa ruangan Ezar.
"Ruangan lo, keren juga ya bro. Keluarga bahagia banget asli ngeliat kalian disini.", ucap Andrew seraya berkeliling ruangan itu lalu berhenti dimana foto Ezar dan Lexa yang dalam balutan gaun merah itu terlihat sangat serasi.
"Iyalah, cocok banget kan kita?", jawab Ezar dengan pedenya.
"Eh, kalian mau minum apa? Kopi? Teh?", tawar Lexa kepada para lelaki yang sudah duduk manis di sofa itu.
"E-eh, kamu apaan sih! Suruh karyawan aja apaan masa kamu yang bikin!", protes Ezar ketika mendengar tawaran dari CALON istrinya itu. Enak saja, masa dia harus berbagi dengan para sohib kampretnya itu? Hanya seorang Ezardi Ardian Tantradinata yang boleh dilayani oleh Lexa. Enak saja!
"Kopi aja deh ya, Lex. Semuanya no sugar ya. Thanks beautiful.", jawab Daniel lalu mengedipkan matanya dan dijawab anggukan dari Lexa dan melangkahkan kakinya kearah dapur.
"AWAS LO, DANIEL GUNAWAN. NGGAK GUE RESTUIN BARENGAN SAMA YOLA LU!", ucap Ezar dengan kesal. Dan tawa membahana dari para lelaki disitu pun meledak seketika.
---
"Kalian fix banget mau nikah dua minggu lagi?", tanya Reyhan dengan kaget setelah Ezar menceritakan perihal pernikahan mereka.
"Iya, kenapa? Ada masalah lo? Apa masih ngarepin CALON istri gue, ha?", jawab Ezar dengan nyolotnya.
"Kalian udah ngabarin ke kantor atau sebar undangan emangnya?", tanya Daniel seeraya meminum kopi hitam yang sudah disiapkan oleh Lexa.
Yap. Benar sekali, mereka sedang mengadakan reuni singkat kecil-kecilan di ruang kerja Ezar. Sejujurnya Lexa tidak bermasalah sama sekali dengan keadaan lelaki-lelaki ini, hanya si bos besar--Ezar saja yang nampaknya sedang sensi sekali.
"Besok sih rencananya, siang ini dianter katanya sama pihak percetakan. Katanya sih bentar lagi nyampe.", jawab Lexa.
"Emang kamu udah yakin Lex mau nikah sama bocah kampret ini?", tanya Andrew lalu melepas blazer hitam miliknya.
"Iya, kan dia itu alien mesum, menggelikan, dan galak setengah mati. Emangnya betah? Duh, gue peringatin deh Lex, mending elo cari cowok lain aja yang kadar normalnya masih bisa diterima.", ucap Gerald nimbrung.
"Bener tuh, maaf-maaf aja nih ya, Zar. Bodo amat semasa elu calon kakak ipar gue, tapi elu tuh kadang ngeselin banget pengen gue bunuh.", tambah Daniel mengompori. Peduli amat jika Ezar tidak mengijinkannya dengan Yola, toh dia dan Yola sudah resmi pacaran, kan? Dia nggak perlu takut-takut amat sama Ezar.
"WOI SIALAN YA EMANG LU PADA.", protes Ezar lalu melempar bantal ketiga orang itu.
"Yah, anggep aja nasib gue dapet calon suami kayak begini. A moment of silent ya, kita berduka seorang Alexandra Halim dapet calon suami kayak begene.", jawab Lexa dengan enteng.
"Mending kamu sama aku aja, Lex. Aku nggak kalah ganteng apalagi kalo cuma kalah tajir kok sama Ezar. Dan yang pasti ga kalah hot kok.", kata Reyhan seraya menaik turunkan alisnya lalu melepas dasi merahnya dan membuka kancing kemeja teratasnya.
"WOI! Gue tuh makhluk tertampan terhot terkeren sejagad raya versi Lexa, ya kan beb?", ucap Ezar dengan manja menatap Lexa.
Dan jawaban Lexa pun diluar ekspektasi saudara-saudara,
"Yah, sayang banget sih Rey, kalo aku ketemu sama kamu duluan, we will live happily ever after kali.", membuat Ezar mencak-mencak."Kok kamu gak belain aku sih yang?!", jerit Ezar tidak terima.
"Masih ada waktu buat mengawali semuanya kok, say.", ujar Reyhan lagi.
"WOI!",
"Hah kalau saja semuanya segampang itu, Rey. Stop being too jealousy, Mr. Tantradinata. Anyway I'm out, bye boys.", ujar Lexa lalu membawa cangkir kopinya berancang-ancang ingin pergi.
"Mau kemana kamu?", tanya Ezar menahan gadis itu.
"Tidur, bos. Capek. Udah kalian ngobrol aja katanya kangen, kan? Udah ah minggir-minggir.", ucap Lexa lalu melangkahkan kakinya ke kamar Ezar.
"IKUTT!", ucap Ezar dengan semangat'45 tanpa memperdulikan cecurut ini.
Lexa yang baru memutar kenop pintu connecting door itupun berbalik menatap dengan garang Ezar yang sudah berdiri dengan seringaian tolol menghiasi mukanya itupun langsung menggeleng dan menjawab,
"GAK! Itu ada anak-anak masa ditinggal.", ujar Lexa lalu masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam. Samar-samar dia bisa mendengar tertawaan dari teman-teman Ezar sembari Gerald berteriak,
"LEXA INI ABANG EZAR JANGAN DIKACANGIN DONG, MASA NGGAK DIKASIH JATAH!",
Sial.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
[REUPLOAD]; The Billionaire's Journey
Romansa[REUPLOADED - 25 MAY 2018] FULL STORY - SAME STORY Lexa tak pernah menyangka kesialannya di pagi cerah di awal bulan itu menyebabkan petaka. Pak Leo, bos sekaligus pemilik perusahaan Tantradinata, memintanya untuk membuat anaknya jatuh cinta padany...