TBJ - 10. Get to Know You

95.8K 4.3K 19
                                    

Sepuluh: Get to Know You

"Selamat Pagi, Pak Bos Besar. Ingin memberikan beberapa penjelasan terkait pembicaraan kemarin malam, huh?", ucap Lexa seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Ezar.

Ya, semalam sepulang dari Shangri-La, ternyata Yola sudah pulang dengan Daniel dan mereka pulang ke apartmen Ezar.

Lexa hampir mati menahan kesal ketika sepulang dari makan malam kemarin Ezar hanya berdiam tanpa berniat memberikan kejelasan apapun. How great is that? Padahal lelaki itu sudah membuatnya spot jantung mendengar ucapannya.

"Well, good morning, asisten bos besar. Masalah kemarin malam mengingat betapa cerdasnya otakmu, kurasa aku nggak perlu menjelaskan hal apapun lagi, oke? Anyway Om Bram meminta kita buat datang secepatnya. Sebenarnya tanpa ia suruh pun aku juga sudah berniat membicarakan hal ini lebih lanjut sih sejujurnya.", jawab Ezar panjang lebar seraya memakai kemeja-nya.

Lexa baru saja akan mengambil dasi berwarna hitam polos mengingat lelaki itu tidak bisa memakai dasi dan SELALU memintanya untuk memasangkan dasi. Tapi kemudian ia teringat bahwa ini hari Sabtu which means kantor libur.

"FINE. Hey bos besar, apakah otakmu sudah mulai pikun? Ini hari Sabtu, bodoh!", kata gadis itu lalu menjitak Ezar pelan.

"Oh iya, ya. Ckck nampaknya berdekatan denganmu membahayakan juga ya.", Ezar kemudian melepas kemeja-nya dan hanya menyisakan kaos hitam fit body nya lalu merebahkan diri diatas king bed-nya lagi.

Ide jahil muncul dikepalanya itu.

"Eh, ini kan Sabtu, kencan yuk?",

Lexa yang sedang membaca e-mail seraya meminum kopi itupun tersedak. Apa katanya? Kencan? Dasar gila.

Tapi mendengar lelaki itu terus memaksanya untuk pergi keluar jalan-jalan, Lexa akhirnya mengangguk saja. Suka-suka dia sajalah!

---

Kencan mendadak itupun terlaksana. Lexa hanya mengenakan kaos abu-abu milik Ezar, tas celiné nano yang kemarin ia gunakan, rok span pink fit body dengan slit samping, dan pump heels yang biasa ia gunakan saat kerja. Tak lupa sunglasses mengingat ia tak memakai makeup apapun. Great.

Dan Ezarpun hanya mengenakan kaos hitam, chino pants, dan sepatu kasual biasa dan juga memakai sunglasses dari CK.

"Kau gila ya masa aku masuk GI pake baju kayak begini?", protes Lexa saat Ezar memasukkan mobilnya ke parkiran Grand Indonesia Shopping Town.

"C'mon Lex, kau pakai apa saja bagus mengingat badanmu bak supermodel.", ucap Ezar lalu menggandeng gadis itu masuk ke mall.

Ezar memutuskan untuk masuk ke restoran jepang hari ini. Dan Lexa hanya mengikuti pilihan lelaki itu tanpa banyak bicara.

"Kau mau pesan apa?", tanya Ezar pada gadis yang sedang fokus pada layar iPhone 6 miliknya.

"Samakan saja denganmu.", jawabnya masih sibuk sendiri membuat Ezar kesal setengah mati.

Dan Lexa nampaknya cuek-cuek saja akan hal itu. Maka setelah waitress itu pergi, dia mengomel sendiri.

"Lex, c'mon we're dating now. Masa aku yang gantengnya nyaingin Brad Pitt kalah sih sama handphone-mu itu.", omelnya kesal.

"Aduh, Zar. Kamu heboh amat sih. Ini aku lagi LINE sama temenku nih.", mendengar jawaban yang tidak memuaskan Ezar memicingkan matanya dan bertanya lagi.

"Temanmu? Siapa?",

"Xander, Harriz, Rara, dan Putra. Group chat lah.", jawab Lexa polos.

Mendengar nama Alexander mau tak mau membuat mood lelaki itu memburuk. Tapi kemudian datangnya makanan mereka membuat Lexa menjauhkan handphone-nya dan mereka makan dengan tenang.

"Lex, kau dan Xander kenal sejak kapan? Ceritakan semuanya dong!", rajuk Ezar kepo.

"Duh, Zar. Terlalu panjang jika harus diceritakan.",

"Tapi aku mau tau...", melihat Ezar masih merajuk, Lexa memutuskan untuk bercerita saja, toh nggak ada salahnya. Tapi kenapa sih lelaki ini sedang merajuk terus hari ini? Mana bos besar dengan wibawanya? Ckck.

"Baiklah, baiklah. Aku kenal Alexander bahkan sejak aku belum mengenal siapapun. Dia adalah anak dari teman ayahku, Om Chandra. Kami satu sekolah sampai SMA, sama dengan Harriz. Hingga akhirnya dia memutuskan kuliah di Russia. Tapi sebelum dia berangkat, dia memang menyatakan bahwa dia suka padaku. Dan Harriz pergi kuliah ke Australia, jadilah aku sendiri sampai akhirnya aku kuliah bertemu dengan Rara dan Putra, kemudian bekerja di kantor ayahmu. Dan aku tidak pernah bertemu dengan Xander maupun Harriz sampai kemarin malam.", terang gadis itu panjang kali lebar. Melihat Lexa terbuka akan masa lalunya padanya, Ezar terlihat tenang.

"Oo begitu, tapi kamu suka padanya gak?", tanya Ezar lagi.

"Kalau aku suka padanya, aku nggak mungkin terang-terangan memperkenalkanmu sebagai CALON suamiku, Ezardi.", ucapnya dengan malas.

"Tapi bagaimana dengan hubungan cintamu sendiri?", baru Lexa bertanya dan Ezar belum sempat menjawab, datanglah seorang cewek yang kira-kira tingginya 160an dengan rambut pendek sebahu.

"Ezarrr! Yaampun lama ya nggak ketemu. Apa kabar? Dan hai, kau siapa?", ucap perempuan itu sesampainya di meja mereka.

"Oh, hi, Kelly. Kenalin, ini Alexandra Halim, calon istriku. Dan Lexa, kenalkan ini Kelly Milane, temanku. Kau kesini dengan siapa, K?", tanya Ezar setelah mengenalkan kedua wanita ini.

"Oalahh kau akan menikah? Congratulation! Aku kesini dengan Richard tentunya. Duluan yaa, aku ditunggu nih. Anyway kutunggu undangan kalian!", ucapnya lalu melempar senyum dan pergi. Membuat Ezar tersenyum getir.

Kelly Milane. Kelly Milane Tantradinata.

"Biar kutebak, dia gadis yang kau suka?",

Strike.

"Ya, dia Kelly Milane Tantradinata, isteri dari Richardo Tantradinata, sepupuku.",

---

[REUPLOAD]; The Billionaire's JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang