Enam: New Daily Chores
Setelah peresmian CEO baru, kehidupan Lexa berjalan flat seperti biasanya. Mengurus jadwal pertemuan dengan kolega dan relasi bisnis perusahaan, mengecek segala laporan dari berbagai divisi sebelum dilihat oleh Ezar, dan... ya, yang paling berubah adalah dengan adanya lelaki itu.
Dahulu, dengan Om Leo--well, tak perlu memanggilnya 'Pak' lagi, kan? Dia hanya masuk ke ruangan Om Leo jika ada kepentingan seperti penyerahan laporan, membacakan schedule, atau dipanggil untuk berdiskusi oleh Om Leo sendiri.
Dilihat dengan sekarang? Oh well, sangat berkebalikan. Ezar sering menyuruhnya bolak-balik dan bahkan memeriksa laporan di ruangannya. Bahkan sampai membuatkan kopi, memakaikan dasi, dan menyiapkan sarapan dan makan siang. Dan itu sudah menjadi rutinitas sehari-hari semenjak Ezar menduduki posisi Om Leo. Benar-benar bisa gila jika punya bos seperti Ezar.
Dan ruangan Om Leo yang dulunya hanya bercat putih bersih bernuansa hitam itu pun dimodif oleh Ezar. Di sisi kiri, ada foto Tantradinata's Family, yaitu Om Leo, Tante Wina, Yola, dan tentu saja Ezar. Dan disisi kanan ada foto dirinya dengan Ezar saat peresmian CEO tempo hari. Lexa benar-benar merasa menjadi 'orang penting' di kehidupan Ezar.
Damn!
Ditambah dengan telepon dari ibunya menanyakan kapan dia main kerumah orangtuanya dan preferable membawa calon suami, minimal pacar, lah. Dan katanya Om Leo sudah menelepon ibuku? Dang! No way to go.
"Lex, kamu ke ruangan saya, cepetan ya, SEKARANG.",
Tiba-tiba intercom-nya berdenting tanda ada pesan suara masuk. Rupanya lelaki itu, cih, apa susahnya sih dia yang keluar.
"Iya, Zar, kenapa?", ucap Lexa setelah dia masuk ke ruangan Ezar.
"Besok ada Wine Party di club milik Daniel. Kamu ikutan ya, Yola udah rewel itu nanyain kamu mulu.", alibi Ezar, padahal mah, dia emang mau ngajak Lexa.
Halah bilang aja emang mau ngajak. Heran deh, gengsi ditinggiin!, batin Lexa mencibir.
"Yola yang rewel, apa kamu yang nggak mau ditinggal coba?", ucap Lexa seraya mendekati lelaki itu yang sedang membaca dokumen dari divisi marketing.
"Hey, jangan menggodaku, bodoh!", desis Ezar ketika Lexa meledeknya dan mencium pipinya. Gadis nakal!
Ditariknya tangan gadis itu yang pertamanya hanya ada di bahunya hingga gadis itu jatuh di pangkuannya.
"Z-zar, k-kamu mau ng-ngapain?", ujar Lexa seraya melotot. Cewek mana yang bisa dengan santainya kalau ada di situasi begini?
Ezar hanya menyeringai dan..
Cklek.
"Ardi, kok Lexa gak ad--", belum selesai Tante Wina ngomong, dia melotot kaget melihat pemandangan dihadapannya. Bocah gendeng!
"Mamaaaaaa, ini ga seperti yang--",
"TANTE!",
"Ezardi Ardian Tantradinata! MAMA TUNGGU DIRUMAH NANTI MALEM!", ucap Tante Wina lalu melangkahkan kakinya pergi.
Lexa yang baru sadar dari kenyataan pun malah mencubiti lelaki itu dan berkata,
"Dasar bodoh, bodoh, bodoh! Kau lihat kan akibatnya!",Ezar memijit batang hidungnya dengan gusar. Suara cempreng tapi feminin Lexa mampu memecahkan gendang telinganya jika dia berteriak.
"Sudahlah, ngomong lagi ku cium nih. Sanah!","Bossy!",
"AKU MASIH BISA DENGAR, ALEXANDRA!"
---
Makan siang hari ini Lexa pergi dengan Putra dan Rara, kedua sahabatnya sejak ia bergabung di perusahaan ini. Sejujurnya sedaritadi mereka sudah memberi tatapan 'jelaskan-semuanya-bodoh' tapi Lexa tak akan buka mulut jika salah satu dari mereka tak ada yang menanyakannya secara langsung.
Pilihan mereka jatuh pada restoran jepang yang cukup populer, sampai akhirnya Rara gemas melihat Lexa yang cuek-cuek-bebek sementara dia sudah penasaran setengah mati.
"So, tidak berniat cerita, Lexa? Atau sudah jadi Mrs. Tantradinata nih?", ledek Rara.
"Oh c'mon guys, apa yang kurang jelas? Aku dijodohkan dengan Ezar. Dan nggak, aku bukan Mrs. Tantradinata.", ujar Lexa lalu meminum matcha-latte miliknya.
"Wihh ada calon istri bos besar nih, asik dong, Lex. Gimana sih ceritanya kok bisa sampe dijodohin gitu!", ujar Putra ikut mengompori. Halah dasar kompor mleduk!
"Okay, fine, I'm gonna tell you guys so you guys could stop freaking out. Gue dijodohin sama Ezar, itu juga atas permintaan Om Leo. Dan ya, pertamanya gue kira bakalan parah banget, tapi nggak, setelah gue jalanin semuanya baik-baik aja. Nggak parah-parah amat. Ya kalian penasaran masalah apaan sih? Tanggal nikah? Tanggal jadian? Halaah peduli setan perkara jadian.", cerita Lexa dengan singkat lalu dengan santainya dia melanjutkan makan cheesy ramen miliknya.
"Alexandra! Oalah disini toh, kamu. Itu Yola mencak-mencak kamu nggak ngangkat telponnya.",
DEG.
Ezar?
"Siang, Pak.", ucap Rara dan Putra seraya melirik Lexa dengan tatapan 'ciee-cieee-cieeeee'.
"Oh iya, handphone ku ketinggalan di ruanganmu bodoh!", ujar Lexa lalu mencubit pinggang lelaki itu.
"Siang. O-oh, ketinggalan waktu tadi pagi ya? Maaf. Kan tadi aku nggak tau. Lhah ketinggalan dimana emangnya? Kok aku gak denger?", jawab Ezar yang kembali nanya ke gadis itu.
"Mestinya ketinggalan di kamar kamu sih. Semalem kamu nginep di kantor, kan? Nah kalo kamu nggak lupa, siapa yang dateng jam 6 pagi buat bikinin kopi, hm?", ucap Lexa dengan nada 'menyindir'. Dan lelaki tampan itu hanya cengengesan. Mengingat semalam ia memutuskan tidur di kantor karena kantornya dekat dengan apartmen Lexa.
Dan dia juga nggak berminat pulang ke rumah karena pasti akan ada interogasi berkelanjutan.
"Iya ya, ketinggalan di kamarku, ya? Maaf. Hehehe calon istriku yang cantik nggak boleh ngambek.", ledek Ezar lalu menjawil hidung gadis itu ketika ia melihat bibir Lexa sudah manyun semanyun-manyun-nya.
Sementara Rara dan Putra hanya bisa cekikikan dan melongo melihat dua manusia ini.
Bos besar yang terkenal dingin dan kaku, baru saja menggombal?
Lexa, yang terlihat dewasa dan independent itu baru saja ngambek?Oh, dunia sudah terbalik rupanya.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
[REUPLOAD]; The Billionaire's Journey
Romance[REUPLOADED - 25 MAY 2018] FULL STORY - SAME STORY Lexa tak pernah menyangka kesialannya di pagi cerah di awal bulan itu menyebabkan petaka. Pak Leo, bos sekaligus pemilik perusahaan Tantradinata, memintanya untuk membuat anaknya jatuh cinta padany...