Dua puluh satu: The Only Reason
Siang itu Lexa dan Ezar melewati waktu makan siang mereka karena ada perubahan jadwal mendadak dari pihak sebelah dalam mengadakan meeting kerjasama antar kedua perusahaan ini.
"Kamu nggak laper, serius?", tanya Ezar dengan serius ketika mereka sedang menuju gedung perusahaan milik keluarga Donnovan.
"Engga kok serius. Kamu laper? Eh, Pak, itu Donnovan Company ada disana ya!", ucap Lexa seraya memberitahu supir dari kantor supaya tidak kebablasan karena disana susah mencari jalan putar.
"Nggak juga, sih. Eh ini tempatnya?", tanya Ezar ketika Mercedez-Benz itu sudah sampai dilobby drop out. Dan melihat anggukan Lexa diapun turun dari mobil.
"Lexa, Ezar!", panggil seorang wanita ketika melihat kedua orang itu turun.
Well, dia Gisele.
"Gisele!", panggil Lexa menghampiri gadis itu.
"Mau meeting sama Alex ya, mbak? Udah ditungguin kok itu naik aja ke lantai 13.", ucap Gisele seolah sudah tau tujuan Lexa kemari.
"Iya, Gisele. Kita naik dulu ya.", ucap Lexa lalu dibalas dengan anggukan dan senyum manis Gisele.
Lexa pun melihat ketika gadis yang usianya terpaut beberapa tahun lebih muda darinya itu bergerak lincah kearah parkiran. Dan itu mau tidak mau Lexa ikut tersenyum melihat kemajuan hubungan Alexander dan Gisele. Dalam hatinya, dia selalu mendoakan yang terbaik untuk sahabatnya, Alexander Donnovan.
---
"Jadi perusahaan kami akan bekerja sebagai penarik dana investor, dan perusahaan anda akan menjadi marketing-nya dalam penawaran proyek ini kepada massa?", tanya Alexander di ruang meeting itu.
"Tepat sekali. Dan keuntungan yang didapat baik oleh DC maupun TG akan mendapatkan keuntungan yang sama rata yaitu 50:50.", ujar Ezar menjawab pertanyaan Alexander.
"Baiklah, untuk surat kontrak kerjasama akan dikirimkan menyusul ke Tantradinata's Group. Senang bekerjasama dengan anda.", ujar Xander lalu berdiri dan menjabat tangan Ezar.
"Terimakasih. Senang bekerjasama dengan anda.",
"Apakabar, Alexandra, Ezardi?", tanya Xander ketika mereka sudah melangkahkan kakinya keluar dari ruangan meeting. Well, ini sudah bukan masalah profesionalitas, kan?
"Good. How about you? Eh tadi aku ketemu Gisele dibawah.", jawab Lexa seraya tersenyum.
"Baik juga. Aku sudah menerima undangan pernikahan kalian, anyway congratulation ya!", ucap Xander dengan tersenyum tulus.
"Thanks, bro. Eh, lo kapan nyusul?", tanya Ezar nimbrung.
"Yah, lo doain aja. Kalian busy banget gak? Mau mampir ke ruangan gue dulu gitu sekalian ngobrol-ngobrol gitu.", tawar Alexander yang membuat Lexa dan Ezar saling menatap seolah bertanya 'terima-apa-enggak'. Dan akhirnya Lexa mengangguk mengikuti Xander kearah lift menuju ruangannya.
"So.. how's life?", tanya Lexa saat mereka sampai di ruangan Xander.
"Good as usual. Gisele, maksudmu? She's cute, dan nggak menye-menye juga. I like her.", jawab Xander lalu meminum kopi miliknya.
"Ada plan buat wedding, bro?", Ezar akhirnya membuka suaranya.
"Ada lah pasti. Cuma nggak tau kapan pastinya, mengingat jadwal Gisele lagi penuh-penuhnya sampe awal tahun depan.", ucap Xander seraya mengangkat bahunya tanda tak tahu.
"Kau tau, dia adalah gadis yang baik. Awas kerebut orang lain!", canda Lexa.
Tepat setelah Xander menerima intercomm bahwa dia ada tamu dari client-nya, Ezar dan Lexa segera berpamitan, dan juga berterimakasih atas kerjasama yang terjalin dengan baik ini.
---
Selepasnya di apartmen, Lexa segera berberes dan membersihkan diri lalu membuka smartphone miliknya. Hanya mengecek biasa apakah ada sms atau telfon penting.
From: Ezardi
Goodnight! -Mr. TantradinataWell, mau tidak mau senyumnya terbentuk seiring dia membaca pesan singkat itu. Lalu dia mengetikkan balasan 'Goodnight, Mr. Bossy!', lalu mengklik tombol send.
Seketika diapun teringat dengan Papa dan Mamanya. Langsunglah dia mencari kontak Mamanya di handphone dan meneleponnya. Kalau menelepon Papanya, alias Bramantya Halim, bisa dipastikan hanya makan hati mengingat betapa waktu ayahnya tersita untuk pekerjaan.
"Hey, Ma.", ucap Lexa setelah panggilan itu tersambung. Malem ini dia sudah maximum kangennya dengan Mamanya. Tidak bisa ditunda lagi.
"Haloo sayang! Gimana, kabar kamu? Kok nggak pernah main kerumah lagi, sih? Hahaha mama bercanda, kok. Mama tau, kamu lagi sibuk ngurus pernikahan kamu, kan?", jawab Mamanya dari seberang lalu tertawa singkat. Ah, dia rindu pulang!
"Well, kau tau, Ma. Aku sebentar lagi bukan seorang gadis, yah mau bagaimana lagi. Tapi kau senang kan? Anyway, aku sangat merindukanmu.", tanya Lexa seraya tertawa pelan.
"Ya, mama sangat bahagia jika kau bahagia. Mama juga merindukanmu, Nak. Ezardi.. dia lelaki yang baik. Tak ada salahnya sama sekali. Hanya saja ingat selalu, Lexa. Ini adalah sebuah pernikahan, dan kau harus mempertahankannya sekuatmu.", ucap Hilda dengan nada serius.
Memang, dia ingin puterinya segera menikah dan berumah tangga. Tetapi, dia juga hanya menginginkan pernikahan sekali seumur hidup bagi Lexa.
"Ya, Ma. Aku akan mempertahankan pilihanku, semampuku.",
"Dulu, mama tidak pernah yakin atas hubungan mama dan papa. Kamu jelas tau bagaimana sifat keras kepala dan dingin papamu. Dia mirip seperti Ezar, arogan. Tapi mama terlalu mencintai papamu, dan semuanya bahkan berjalan begitu saja seperti air. Dan mama tidak ingin kamu memiliki penyesalan di kemudian hari.",
Lexa mengakui, dan tak dapat dipungkiri bahwa dia sempat dalam tahap 'tidak yakin' akan hubungannya dengan Ezar. Mengingat betapa konyolnya alasan mereka bertahan untuk tetap bersama.
Perjodohan.
Klise memang, tapi semua itu terjadi begitu saja. Dan perasaan itu tumbuh tanpa mereka sadari.
"Ya, Ma. Lexa mengerti. Ma, ini udah malem, lho, Mama belum tidur?", tanya Lexa ketika melirik jam dinding yang sudah menunjukkan angka jam sebelas malam.
"Kamu benar. Selamat malam, puteri kecilku.", ujar Hilda seraya tersenyum mengingat sebentar lagi puteri kecilnya akan menikah, akan menjadi seorang wanita dewasa seutuhnya. Betapa waktu cepat berlalu...
"Selamat malam, Mama.", ucap Lexa mengakhiri panggilan itu.
Mama benar, cinta adalah sebuah alasan kenapa kita bisa bertahan sekalipun dalam kondisi yang sulit bahkan terlalu sulit. Karena cinta adalah sebuah jawaban atas pertanyaan dari dua hati, yang saling melengkapi.
Because love, is the only reason to stay.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
[REUPLOAD]; The Billionaire's Journey
Romance[REUPLOADED - 25 MAY 2018] FULL STORY - SAME STORY Lexa tak pernah menyangka kesialannya di pagi cerah di awal bulan itu menyebabkan petaka. Pak Leo, bos sekaligus pemilik perusahaan Tantradinata, memintanya untuk membuat anaknya jatuh cinta padany...