#15

4.1K 142 9
                                    

Jin Ho langsung memarkirkan mobilnya begitu sampai di depan rumah sesuai yang tertulis di layar ponselnya. Ia menutup aplikasi GPS nya dan berlari ke luar mobil.

“Jin Ho-ah?” suara seorang pria dari arah belakang membuatnya membalikkan badan.

“Ah...Siaboji (ayah mertua). Annyeonghaseyo...” Jin Ho menundukkan badan memberi hormat begitu melihat ayah mertuanya itu sedang berdiri dibelakangnya.

“Chae Ryeong-ah bilang kau sangat sibuk hingga tak bisa ikut kemari.” tuan Gi Hwan mengangguk tersenyum senang melihat Jin Ho datang menyusul putrinya. Setidaknya itu membuatnya merasa lega, meski ia tahu putrinya menikah karena memenuhi janji yang ia buat bersama kakeknya Jin Ho, paling tidak Jin Ho memperdulikan putrinya. “Masuklah...kami sedang bersiap untuk makan malam.” Tuan Gi Hwan memandu Jin Ho yang mengekor dari arah belakang.

“Kya....Ae Ryeong-ah. Itu milik ku!” Chae Ryeong dan Ae Ryeong langsung menghentikan perang merebutkan daging yang baru diletakkan oleh ibu mereka di atas panggangan begitu pintu terbuka dan melihat ayah mereka masuk. “Appa...! Ae Ryeong...” ucapannya terhenti begitu melihat sosok lain yang muncul dibalik punggung ayahnya. “Jin Ho-ssi...” Chae Ryeong terbelalak dan langsung berdiri.

“Aku dapat!” teriak Ae Ryeong langsung memasukkan potongan daging ke mulutnya. “Oh...annyeong, Jin Ho oppa.” Ae Ryeong melambaikan tangannya.

“Mengapa kau ada di sini?” tanya Chae Ryeong bingung. Dahinya berkerut memikirkan bagaimana bisa Jin Ho menemukannya.

“Duduk lah.” Nyonya Gi Hwan tersenyum meletakkan piring baru di sebelah milik Chae Ryeong. “Sepertinya uri Chae Ryeong-ah berhasil membujuk suaminya untuk datang disela-sela waktu sibuknya. Bahkan dulu ibu gagal meminta ayah mu untuk melakukan hal yang sama.” nyonya Gi Hwan melirik suaminya yang tersenyum kecil. Chae Ryeong menggeleng kuat, menatap Jin Ho meminta penjelasan. “Sudah...sudah...ayo makan.” nyonya Gi Hwan meletakkan potongan daging di piring Jin Ho. Jin Ho mengangguk berterimakasih.

“Katanya kau sakit. Apa sekarang kau sudah baikan?” tanya Jin Ho berbisik kepada Chae Ryeong. Menatap Chae Ryeong khawatir.

“Chae Ryeong-ah....apa kau sakit?” tanya nyonya Gi Hwan saat mendengar pertanyaan dari Jin Ho. Chae Ryeong menggeleng ragu, menatap bergantian kearah Jin Ho dan ayah-ibunya.

“Ah...aku yang menghubungi Jin Ho oppa. Tadi eonni mengeluh pada ku kalau ia merasa letih dan sakit pada perutnya. Dia bilang mungkin karena ada makhluk hidup dalam perutnya.” dengan polos Ae Ryeong memasukkan  nasi kedalam mulutnya.

“Apa sekarang kau sedang mengandung Chae Ryeong-ah?” tanya nyonya Gi Hwan tersenyum senang. Chae Ryeong memuncratkan sebagian nasi dari dalam mulutnya dan menatap Jin Ho meminta pertolongan untuk menyangkal sangkaan kedua orang tuanya. “Akhirnya eomma dan appa akan menimang cucu.” ibunya menghampiri dirinya dan langsung memeluknya.

UHUG.  Ia menatap tajam kearah Ae Ryeong yang sepertinya tak ambil peduli. “Terimakasih.” Chae Ryeong menerima gelas air minum dari tangan Jin Ho. Ia tak bisa memandang wajah Jin Ho karena menahan malu.

“Selamat buat kalian.” kata tuan Gi Hwan menyelamati Jin Ho dan putrinya.

“Terimakasih appa...” Jin Ho mengangguk dan tersenyum kecil membalas tatapan mata Chae Ryeong yang berubah marah. Jin Ho mengangkat bahunya dan meneruskan makannya. Setelah mendengar itu, suasana berubah semakin meriah. Semua tampak menikmati makan malam, kecuali Chae Ryeong.

---

“Mengapa kau tidak membantahnya Jin Ho-ssi? Semua itu tidak benar! Ya Tuhan...mengandung?!” Chae Ryeong mendesis sambil mengeluarkan kasur tipis, selimut dan bantal dari dalam lemari dan menatap Jin Ho yang hanya duduk tak bergeming. Malam ini mereka akan menginap di rumah orang tuan Chae Ryeong.

I Choose To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang