#22

3.9K 153 19
                                    

-Ketika cemburu dan benci saling menguasai, sampai sejauh mana kejujuran hati sanggup memisahkannya?- @SwetaKartika  quots on

“Ahjumma...mengapa aku tak melihat kakek dan...eh-hm...Chae Ryeong-ah?” tanya Jin Ho begitu ahjumma menghampiri mempersiapkan sarapan pagi.

“Apa tuan muda tidak tahu?” Ahjumma memandang Jin Ho heran, “Chae Ryeong ahgassi sedang bersama kakek di kamarnya. Sedari subuh, kakek merasa tidak baikaan.” Ahjumma meletakkan piring terakhir diatas meja.

Jin Ho lantas bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kamar kakeknya. Belum juga sampai, Jin Ho menatap keluar kaca jendela lebar dan menangkap bayangan Chae Ryeong sedang mengantar dokter yang selalu merawat kakek, Kim Seung Yoo. “Ck...apa kau selalu membiarkan setiap pria dengan mudah memegang tangan mu?” Jin Ho bicara sendiri melihat senyum kecil di wajah Chae Ryeong yang menggeleng.  “Bagaimana kondisi kakek?” tanya Jin Ho menunggu dibalik pintu.

“Ya ampun...kau mengagetkan ku Jin Ho-ssi!” Chae Won mengedipkan matanya dua kali.

“Mengapa kau harus sebegitu terkejutnya? Apa kau melakukan sesuatu yang salah?” Jin Ho mencibir.

“Apa maksud mu?” Chae Ryeong melotot tak senang. “Ah~ ...jangan bilang kau berdiri sedari tadi disitu mengawasi ku bersama dokter Seung Yoo. Apa kau sedang cemburu Jin Ho-ssi?” Chae Ryeong mentap lekat-lekat ke wajah Jin Ho. Bagaimana ia bisa cemburu hanya karena dokter memeriksa memar di tanganku karena ulahnya tempo hari, ck...

“Ck...jangan pernah berharap!” Jin Ho memalingkan wajahnya dan berjalan ke kamar kakek. Chae Ryeong mendesis kesal, mengepalkan tangannya dan mengayunkannya di belakang Jin Ho.

“Kakek!” Chae Ryeong berjalan cepat menghampiri kakek yang mencoba bangkit dari baringnya.

“Apa kakek baik-baik saja?” tanya Jin Ho berdiri dibelakang Chae Ryeong yang duduk dipinggir tempat tidur kakek.

“Kurasa waktu kakek sudah tak akan lama lagi, Jin Ho-ah.” kakek tersenyum lemah.

“Aku tak suka mendengarnya, Kek!!” nada suara Jin Ho naik. Kakek kembali tersenyum melihat reaksi cucunya itu. Chae Ryeong memutar kepalanya memperhatikan reaksi Jin Ho yang terlihat benar-benar tulus atas ucapannya.

“Itu sebabnya...aku membutuhkan Chae Ryeong-ah untuk membantu ku.” Kakek meraih tangan Chae Ryeong dan menepuk-nepuk punggung telapak tangannya. “Apa kau sudah memutuskannya?” tanya kakek menatap wajah Chae Ryeong lekat-lekat. Chae Ryeong menunduk dalam.

Jin Ho menatap tajam kearah Chae Ryeong. Kau tak perlu berpura-pura berpikir, huh...bukankah kau sudah mengiyakannya. Apa kau benar-benar menginginkan semua tu?

“Aku akan menerima tawaran kakek...” jawab Chae Ryeong mantap. Ia telah memikirkannya semalam, setelah mendengar cerita Jae Gil. Kakek...sayang sekali Jin Ho menjadi pengacara kerena Yoo Ri-ssi dan bukan seperti apa yang kakek ceritakan kepada ku.  “Aku akan mulai bekerja di perusahann besok.” Chae Ryeong tersenyum membalas senyuman kakek.

“Terimakasih Chae Ryeong-ah. Sekarang kakek bisa sedikit merasa tenang.”  Chae Ryeong mengangguk pelan, membenarkan selimut. Kakek memejamkan matanya tertidur karena pengaruh obat yang dokter tadi suntikkan.

“Apa kau benar-benar akan menggantikan kakek di perusahaan?” Jin Ho menatap tajam kearah Chae Ryeong begitu mereka telah berada di dalam kamar. “Apa sudah dari awal kau merencanakan hal ini, Chae Ryeong-ssi!?” Jin Ho yang duduk di sofa terus mengikuti gerak-gerik Chae Ryeong yang sedang mempersiapkan segala keperluannya untuk berangkat kerja ke cafe, terakhir kalinya.

I Choose To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang