RENDRA POV
"Hai sayang.... aku juga mau disuapin, aaa... " hanya tatapan matanya yang bisa menyimpulkan kekagetan melihat kedatanganku yang tiba-tiba.
"Lho nak Rendra sejak kapan datang? Ayo makan sekalian bareng Aira" sambut Tante Rara
"Iya nih tan, Aira gak mau nyuapin Rendra. Lagi asik menikmati makanannya sendiri."
Tanpa kusadari Aira telah menyudahi makan dan akan pergi ke kamar sebelum suara panggilan dari bundanya membuatnya berbalik.
"Ra, kenapa Rendra dicuekin gitu aja sih??" Sahut tante Rara
"Gak papa kok tan, mungkin Aira mau istirahat."
"Ada tamu kok ditinggal, gak sopan Aira."
Seketika Aira menghentikan langkahnya ketika akan naik ke lantai atas tempat kamarnya berada dan berbalik ke arahku.
"Ayo Ren ke taman belakang aja," dengan wajah yang kutahu dia sangat keberatan dengan adanya diriku dirumahnya.
"Rendra ke taman belakang dulu ya tan," ijinku pada tante Rara.
"Anak sopan seperti Rendra masih bisa-bisanya dicuekin oleh Aira, dasar anak cewek satu itu, " gumam tante Rara yang masih sempat ku dengar.
Aira sibuk bermain ayunan dan aku dengan senang hati mendorong dengan frekuensi yang nyaman.
"Ra, maaf ya pasti kamu sebel deh harus bertemu sama aku kayak gini. " Aira masih tetap dalam diam
"Ra... apa sih yang bikin kamu marah banget sama aku? Cewek-cewek yang banyak disekitar aku? Aku gak ada perasaan apa-apa sama mereka. Mereka hanya pelanggan cafe yang terpesona akan ketampananku. "
"Bercanda Ra," kuralat gurauanku sebelum Aira justru pergi meninggalkanku.
"Kamu tuh ya gak pernah koreksi diri sendiri, kesalahan fatalmu adalah kamu gak sadar kalau aku melihatmu bercumbu dengan cewek lain di kantor." Aira mulai membuka suaranya.
"Cewek mana Ra? Aku gak pernah bercumbu dengan cewek lain," ku putar badan menghadap Aira dan menatap wajahnya yang sudah mulai berkaca-kaca.
"Oh inikah yang selama ini dipendam Aira tanpa diungkapkan padaku? Dan hanya menghindariku? " batinku
"Waktu itu aku pulang dari sekolah karena gak sengaja lewat, aku ingin mampir kasih kejutan dan ternyata justru aku yang dapat kejutan. Kamu sedang bercumbu mesra dengan cewek cantik berpakaian ekstra seksi," ungkap Aira tenang namun dengan air mata yang terus mengalir.
"Oh shit, pasti cewek gila yang menerobos masuk kantorku minggu lalu. Sumpah aku gak bercumbu dengannya Aira. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanya pegawai cafeku. Aku marah-marah sama semua pegawaiku karena ada yang masuk kantor tanpa ijin. Saat itu aku sedang merebahkan tubuh di sofa karena kepalaku sedikit pusing, tiba-tiba munculah cewek gila itu yang langsung duduk diatasku. Aku yang posisi setengah tidur kaget melihat cewek itu sudah membelaiku. Mungkin saat itu juga kamu muncul melihatku dalam posisi seperti itu. Sungguh Aira walaupun aku suka tebar pesona tapi gak pernah sekalipun aku selingkuh dari kamu. " kuhela nafas panjangku
"Pasti bisa-bisanya kamu aja mengarang cerita seperti itu, dasar playboy," tatapan maut Aira muncul
"Kalau aku secara spontan bisa mengarang cerita segitu panjangnya dengan baik pasti aku sudah jadi pengarang buku terkenal. Akan ku buat ungkapan cinta dari dalam hatiku untukmu Aira," sambil nyengir kuda.
Entah Aira percaya atau tidak dengan penjelasanku yang penting aku sudah meluruskan semuanya. Setidaknya Aira harus tahu kebenaran dari kesalahpahaman ini.
"Kamu mau memaafkanku kan Ra?"
"Aku sudah memafkanmu dari dulu."
"Berarti kita baikan ya Ra?"
"Iya baikan tapi bukan balikan," tegas Aira
"Kan cuma kamu yang memutuskan sepihak Ra?" dengan muka mengibaku.
"Tetap aja, hatiku sudah terlanjur sakit melihat kejadian itu dan saat itu kamupun tidak ada usaha menjelaskan padaku?" Ingat Aira
"Bagaimana aku bisa menjelaskan kalau kamu sendiri selalu menghindar dan menutup akses komunikasi kepadamu?
Aku takut jika aku memaksa kamu akan makin membenciku. Aku tahu sifatmu Ra, kamu paling tidak suka dipaksa.""Ternyata kamu masih takut klo macan betina ini marah? Itu kan yang selalu kamu gumamkan kalau aku mulai marah-marah,hah??"
"Ah Aira bagaimana kamu tahu itu?" Mukaku memerah bingung mencari alasan.
Saat suasana mulai mencair tiba-tiba ada suara mengagetkanku.
"Cie baikan nih ceritanya?? Gak perlu minta tolong Vino lagi kan ya?"
Suara Vino yang berat berhasil membuat pipi Aira merona seketika.
"Iya nih Vin, macan betinanya sudah jinak lagi. Pawangnya sudah datang. Hahaha.... "
"Dasar kalian berdua ya, ternyata berkonspirasi dibelakangku?" Gerutu Aira
"Ah enggak kok kak, Vino cuma jadi informan yang baik buat kak Rendra. Kali aja bisa dapat hadiah jam tangan baru" sahut Vino dengan wajah innocent-nya.
"Vinooooo.... sejak kapan kamu jadikan kakak kamu ini obyek untuk mendapatkan barang dari orang lain????" Teriak Aira sambil berdiri mengejar adiknya
"Ampun kak... ampun... aku gak pernah minta, kalau dikasih kan rejeki kak"
"Tetap aja, kamu ini nakal ya..."
Aku hanya terkekeh melihat kelakuan kakak beradik itu. Suasana yang sering aku lihat jika berkunjung dirumah ini. Walaupun seperti bertengkar tapi tetap ada rasa kasih diantara mereka. Kini Vino sudah tergeletak di lantai dengan Aira berada diatasnya menggelitiki hingga Vino mengatakan ampun dan berjanji tidak memanfaatkan situasi dan kondisi.
"Sudah Aira jangan begitu kasihan Vino, dia juga sudah bilang ampun."
"Oh jadi kamu belain komplotanmu ya? Boleh sini gantiin Vino." Aira berganti arah mengejarku.
Kakiku yang panjang membuat Aira kesusahan untuk mengejarku hingga akhirnya dia mengaduh kesakitan, kakinya terkilir.
"Ah sakit Ren, bantuin berdiri" dengan wajah mengibanya
"Ayo aku gendong aja ya" sedikit rasa bersalah karena tidak mau mengalah dari kejarannya
"Ah kenaa.... " Aira meringis sambil menggelitiku tanpa henti.
Suasana ini kembali. Walaupun Aira dan aku tidak kembali dengan hubungan pacaran seperti dulu tapi setidaknya suasana canggung yang sempat terjadi akhir-akhir ini berubah menghangat seperti dulu. Aku akan kejar kamu lagi Aira. Aku akan berjuang dapatkan hatimu kembali.
Maaf ya lama update, lagi sibuk di dunia nyata. HAHA... sok jadi orang penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Man
Romance"Ada saatnya saya menyerah tapi tidak sekarang" - Khairani Pramesti "Sentuh hati ini dan jika saya sudah membuka diri untukmu berarti kamu spesial untukku" - Satria Abimanyu