Rendra calling.....
Abi yang tidak berhak hanya mengabaikan panggilan itu setelah selesai mengubah profil menjadi diam. Terlihat hp Aira yang terus bergetar beberapa saat sebelum akhirnya berhenti.
Karena tubuh yang juga lelah akhirnya Abi terlelap di sofa. Sedangkan tengah malam Aira terbangun mencari minum untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Seperti kebiasaan orang lainnya yang pertama dicari oleh Aira ketika bangun adalah handphone.
36 panggilan tidak terjawab
74 line
93 bbm
123 wa
Dan beberapa notifikasi sosial media lainnya.Dan hampir semuanya dari Bagus Narendra. Laki-laki yang selama ini berusaha merebut hatinya kembali.
"Rendra ini ya seperti orang kebakaran jenggot aja. Bunda aja gak segitunya juga," gumam Aira setelah selesai membaca semua pesan yang masuk.
Jari Aira menari-nari diatas touchscreen membalas semua pesan kecuali menelpon balik Rendra karena Aira tahu betul kalau Rendra gak akan mungkin bangun tengah malam meskipun telpon berdering berulang kali. Satu hal yang sempat terbesit di pikiran Aira, sejak kapan profilnya berubah menjadi diam? Karena mata yang masih terlalu berat untuk diajak membuka terlalu lama akhirnya Aira jatuh tertidur kembali.
Wajah Aira yang polos ternyata menarik untuk Abi potret. Mencuri... Iya Abi hobi mencuri foto Aira seperti saat Aira masih terlelap seperti ini. Helaian rambut yang membingkai wajah yang bersih tanpa make up sekalipun tidak mengurangi kecantikan Aira. Justru Abi menyukai yang seperti ini, seperti saat pertama kali mereka berjumpa. Menyukai? Sepertinya perlu dikoreksi. Abi tidak boleh mempunyai rasa itu. Atau lebih tepatnya Abi menutup pintu hatinya rapat-rapat. Tidak mengijinkan siapapun masuk apalagi tanpa ijin jelas, itu tidak mungkin terjadi.
"Bangun Ra... Katanya mau lihat matahari terbit." Abi menepuk pelan lengan Aira.
Abi membangunkan Aira dengan sedikit canggung tapi yang dibangunkan justru memanyunkan bibirnya dan merajuk.
"Lima menit lagi yah Bun."
Sebenarnya Aira bukan tipe orang yang susah bangun tapi karena sempat terbangun ditengah malam, membuatnya merasa jam tidurnya kurang panjang. Abi yang melihat tingkah lucu Aira tersebut semakin gemas untuk membidikkan kameranya.
"Kamu belum solat subuh Aira."
"Jam berapa ini? Kenapa gak bangunin dari tadi?"
"Aku sudah membangunkanmu dari setengah jam yang lalu."
Aira sudah melompat dari tempat tidur menuju kamar mandi. Selesai solat dan membersihkan diri, Abi dan Aira berniat melihat matahari terbit.
Melihat matahari terbit adalah hal yang jarang mereka temui di kota besar tempat mereka tinggal. Pergerakan matahari muncul tertutup gedung-gedung tinggi, yang mereka tahu matahari sudah bersinar manis menghangatkan di pagi hari.
Mereka berdua duduk manis di atas pasir sambil memandangi matahari yang merangkak naik. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Abi maupun Aira. Mereka sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Semalam aku yang mengubah profilnya menjadi diam, bunyi berkali-kali tapi yang ditelpon tidurnya kayak kebo. "Akhirnya Abi memecah keheningan.
"Idiih jahat banget dibilang kebo. Berarti situ temannya kebo. "
Abi terbahak mendengar balasan Aira. Aira selalu bisa melawan perkataan Abi dengan pintar. Abi cenderung diam menanggapi lawan bicaranya tapi dengan Aira berbeda. Entah berbeda dalam segi apa. Yang jelas Abi sendiri tidak paham apa yang membuatnya nyaman dengan Aira. Abi mencubit pipi Aira secara tiba-tiba membuat Aira menoleh kaget. Tapi tak ada kata-kata apapun keluar dari mulut Abi. Mereka bertatapan cukup lama.
"Biasa aja deh mas kalau naksir sama Aira, gak usah terpesona gitu."
Abi melepaskan cubitannya dan menundukkan kepalanya menatap pasir putih yang terhampar luas.
"Mas Abi kenapa sih gitu aja langsung ngambek?"
"Siapa yang ngambek? Perutku uda laper nih. Ayo makan!"
"Ayo mas, aku juga laper banget nih."
Banyak sekali yang dipikirkan Abi tanpa Aira ketahui. Begitu juga dengan Aira hanya bisa bergumam dalam hati.
"Misterius banget sih jadi orang," gumam Aira dalam hati.
Hola... Halo... Tombo kangen karena lama tak muncul, dikit aja yah..
😘😘😘
Masihkah ada yang menunggu cerita abal-abal ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Man
Romance"Ada saatnya saya menyerah tapi tidak sekarang" - Khairani Pramesti "Sentuh hati ini dan jika saya sudah membuka diri untukmu berarti kamu spesial untukku" - Satria Abimanyu