Part 6

46 5 1
                                    

Maaf kalau kalimat-kalimatnya masih kaku. Maklum masih pemula, tahap belajar. Hehe...
Lanjut yuk..

********

Kurebahkan kembali tubuhku sepulang Rendra. Entah mengapa hari ini tubuhku terasa begitu lelah. Ada sesuatu yang kulupakan sepertinya. Keberadaan handphone yang biasanya selalu menempel di telapak tangan. Segera ku telusuri dari mulai ujung tempat tidur hingga dibawah selimut yang masih terlihat berantakan. Kuraba dan mustahil ku temukan keberadaannya. Tiba-tiba dering whatapps terdengar lirih. Aku tahu dari mana arah sumber bunyi itu. Ku tundukkan kepala ke arah kolong tempat tidur. Ah benar saja terjatuh dikolong tempat tidur. Pasti karena tingkah polahku terburu-buru turun saat Rendra datang.

Gak tahu sapa :
Haha... akhirnya ada tanggapan juga. Saya Abi.

Aku :
Abi sapa ya? Kayaknya gak kenal deh.

Gak tahu sapa :
Abi... Abimanyu. Saya dapat nomer kamu dari Kharis.

Aku :
Oo.. temannya Kharis? Maaf ya saya gak balas smsnya waktu itu karena gak suka balas sms orang gak jelas. Haha saya orangnya jutek.

Gak tahu sapa :
Oh bagus itu, harusnya emang gitu.

Aku :
Harus jutek gitu ya??

Dan akhirnya obrolan di dunia maya tersebut berlangsung seru hingga tidak terasa hingga tengah malam. Oh kemanakah rasa kantuk dan lelah yang menyerangku tadi?

Senyum sumringah terpancar jelas di wajahku saat ini. Sambil menatap langit-langit kamar kucoba untuk memejamkan mata yang masih terbuka lebar.

Rasa apa ini? Gak seperti biasanya mengenal orang baru seperti sudah mengenalnya sejak lama. Nyaman, ya itu kesimpulan pertama dari perkenalanku dengan Abi.

Efek bangun kesiangan karena tidur jam 2 pagi. Yeah, Abi berhasil membuat hatiku naik turun padahal belum melihat wujud aslinya. Hanya foto yang menampakkan dirinya dari samping.

"Aira sudah jam berapa ini? Ayo buruan turun sarapan" teriak bunda dari lantai bawah

"Iya bunda" bergegas ku bawa tas dan sepatu yang kupakai asal-asalan.

"Ayo sarapan dulu, dari semalam belum makan kan?" Bujuk bunda

"Nanti Aira makan di kantin aja bun"

"Ayo buka mulutnya bunda suapin, kamu itu ujung-ujungnya pasti gak makan. Telat makan, perutnya sakit, mau masuk rumah sakit lagi?" Omel bunda yang sudah sering aku dengar.

Setelah mengunyah tiga suapan dari bunda bergegas ku kendarai motorku melewati jalanan yang sudah mulai ramai lalu lalang kendaraan.

"Tumben banget bu Aira datangnya kesiangan, " sindir Nayna yang berjalan mendekatiku

"Iya nih Nay semalam gak bisa tidur sampai jam 2 pagi padahal lagi capek"

"Ah itu sih karena hatinya lagi berbunga-bunga makanya gak bisa tidur tenang. Hahaha" sindir Nayna yang tepat sasaran yang membuat pipiku seketika memerah

"Ah sok tau banget sih Nay, yuk buruan sudah mau bel masuk," bukan Aira namanya kalau tidak bisa menghindar dari godaan

Kegiatan sekolah hari begitu cepat terlewati. Apa mungkin inj karena hatiku yang sedang bergembira? Atau memang tidak ada kejadian yang spesial jadi cepat sekali berlalu?

"Aira...." panggil Rendra dari depan pagar sekolah sambil melambaikan tangannya mengumbar senyuman kepada murid-muridku yang sudah teriak-teriak mengaguminya.

Introvert ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang