Part 5

8.1K 794 49
                                    

Mungkin mereka tidak tahu, namun selama ini Ranti dan Willy tak pernah benar-benar berpisah. Yang tak diketahui Aben-Dyta dan Jay-Kyora, adalah pasangan ini selalu bertemu. Kejadiannya setelah satu minggu tukar pacar dimulai. Willy sadar ia sangat merindukan Ranti, dan dia terlalu lemah untuk sekedar meredam rasa kangennya itu. Ia tak sanggup melihat Ranti dan Jay. Ia tak butuh waktu lama untuk menemukan lagi 'sengatan' yang bikin mereka berasa baru pacaran.

Setelah seminggu mereka tukar pacar, Willy selalu deg-degan setiap ngingat Ranti. Setiap nanya Ranti ke Jay, hatinya selalu panas, khas orang yang lagi pedekate, namun si gebetan lebih sering sama cowok lain. Bahkan, Willy pernah ngikutin Jay-Ranti yang balik kuliah, makan dulu baru pulang kerumah. Sekedar ngeliat Ranti dari jauh, udah cukup bagi Willy. Dan semua yang dilakukannya itu, menimbulkan kembali gejolak cinta yang ingin dicarinya dulu.

Ia mendatangi Ranti diam-diam di kampus dan mengakui semuanya. Ranti mah lebih lagi, secara itu cewek kayaknya nggak bisa hidup tanpa Willy, begitu Willy ngaku dia rindu setengah mati, cewek keturunan Turki itu langsung ngajak backstreet. Tentu saja gayung bersambut. Jadinya, tukar pacar tak begitu berarti bagi mereka.

Ranti memainkan peran yang agak berat, lantaran dia nggak bisa bersikap kayak Willy ke Dyta. Ranti harus berakting tukar pacar ini sedikit banyak membuatnya menderita, haha. Di depan Jay, ia adalah Ranti yang pandai berakting! Willy? Tentu saja ini sangat mudah mengingat Dyta sudah sama seperti Jay dan Aben baginya. No different! Ia tak akan punya perasaan pada Dyta dan Dyta pun sebaliknya. Sekalipun tukar pacar judulnya, namun tetap saja Willy dan Dyta- sampai kapanpun nggak akan berhasil. Ini juga lantaran undian yang nggak sengaja waktu itu. Waktu mereka menentukan siapa berpasangan dengan siapa.

*

Semuanya gara-gara Aben. Kejadian semalam itu messy banget. Adegan baku hantam sepihak itu benar-benar nggak beradab. Bisa-bisanya dia bilang cowok kalau yang dilakukannya semalam itu banci banget! Cemburu? Nggak boleh setengah-setengah? Banci banget Aben itu! rutuk Dyta. Jay dan Aben itu sahabat baik dari SMA, bisa-bisanya Aben kalap lantaran Jay meluk Kyora. What a shame!!!

Minggu pagi, setelah melewati malam yang tak pernah terbayangkan, ini adalah minggu ketiga yang akan mereka jalani. Hanya tersisa sekitar lima belas hari lagi sampai permainan ini berakhir. Gara-gara itu juga, dia nggak bisa nanya ke Willy tentang taruhan itu. Dia jadi nggak punya kesempatan.

Dyta malas-malasan bangun dari tempat tidurnya walaupun hari menunjukkan pukul sepuluh pagi. Malasnya mau ngapa-ngapain hari ini, malas bangun, mandi, makan bahkan keluar rumah. Dyta menatap langit-langit kamarnya, mengingat kembali peristiwa tadi malam. Ia ingat bagaimana Aben menatapanya sesaat setelah meninju Jay. Pandangan matanya jelas penuh emosi. Kepada siapa sebenarnya perkataan Aben semalam ditujukan? Kalau dia mau marah sama Jay, kenapa dia harus menatap Dyta sangat marah dan dingin. Harusnya ia melumat Jay dengan pandangan itu. Bukan Dyta. Dia nggak tahu apa-apa

Gugi??? Tiba-tiba Dyta bangun dan terduduk. Tapi, kemudian dia merebahkan lagi tubuhnya diatas kasur.

"Masa Aben cemburu sama Gugi, harusnya dia mukul Gugi dong!" gumam Dyta.

Ia menggeleng. Tak mungkin sekali asumsinya ini. Dia tak akan melupakan tatapan mata tajam Aben mengurungnya tanpa ampun. Dyta bahkan tak berani mendekati Aben untuk sekedar memegang tangannya, meminta cowok itu untuk tenang. Dyta menggaruk kepalanya "Trus dia kenapa?" Dyta cepat meraih ponsel di dekatnya dan segera menghubungi Kyo. Namun, tak ada jawaban sampai dua kali panggilan. Dyta manyun. Lalu, dicarinya nomor Ranti dan segera mendial nomornya.

"Ran, kamu tau apa yang terjadi semalam? Si Jay gimana?"

"Nggak ada yang tau, Dyt. Tapi, si Jay udah baik-baik aja, tinggal bengkak aja kok."

Tukar PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang