Tak tahu ini ide siapa. Yang jelas, ini ide nggak waras yang pernah di dengar Dyta. Dia tak bisa berpikir sekarang lantaran terlalu kaget dengan ide yang ditawarkan Aben, pacarnya. Hubungannya dengan Aben baik-baik saja, walau agak down belakangan lantaran gosip yang berhembus kalau Dyta hanya bahan taruhan waktu Aben nembak dia. Dyta antara percaya dan tidak dengan gosip yang muncul dari kalangan cewek-cewek yang jelas iri banget sama status hubungannya sama Aben.
Aben itu cowok impian semua cewek. Tak heran deh, sejak semester satu kuliah sampe semester enam sekarang, dia tetap jadi incaran senior junior dan mahasiswa fakultas lain. Dia aktif di berbagai aktifitas kampus semacam debat mahasiswa sampai mahasiswa pecinta alam. Nilai kuliahnya lumayan untuk seorang mahasiswa cowok yang juga rajin bolos. Tampangnya? Jelas aja diatas rata-rata kalau nggak boleh dibilang dia super ganteng. Tinggi 180 cm, kulitnya nggak putih karena kegiatan cinta alamnya yang bikin dia sering main ke alam liar. Warna kulitnya cokelat eksotis cocok sama lesung pipinya yang timbul saat Aben senyum. Jazz hitam modif adalah tunggangannya sejak masih SMA. Pergaulan Aben luas, dan dia tipe yang mudah bergaul walaupun nggak suka punya hubungan terlalu akrab dengan orang lain Cewek-cewek di sekelilingnya? Banyak. Mulai dari mantan, gebetan, sampe penggemarnya. Makanya, waktu dia jadian sama Dyta banyak yang nggak nyangka. Karena kalau dijajarin, cewek-cewek yang cantiknya diatas Dyta itu banyak, dan mereka tentu aja mau sama Aben.
Dyta Mirasya, adalah teman Aben sejak SMA. Hanya saja, hubungannya dengan Dyta waktu SMA nggak dekat. Dyta sebenarnya memang suka sama Aben sejak SMA. Dyta? Cantik. Tipe cantik yang pasaran. Mata cokelat bening, tinggi semampai, langsing, senyumnya manis, dan wajahnya putih bersih. Yang membedakan kecantikan Dyta dan cewek lain adalah karisma yang dia miliki. Dengan cantik yang pasaran, Dyta mungkin hanya akan punya cowok nggak lebih dari sepuluh, namun dengan karisma yang dimilikinya, Dyta punya mantan pacar hampir limabelas orang. Dyta adalah pribadi yang hangat dan pengertian. Dia lucu namun mudah marah. Easy going tapi bosenan. Waktu Aben nembak dia, dia keget setengah mati. Tiba-tiba sekali. Walaupun mereka nggak perlu tahap PDKT karena sudah saling kenal, tetap saja ia shock Aben minta dia jadi pacarnya. Tanpa bepikir lagi, dia bilang iya. Dan sekarang, sulit memang untuk percaya kalau kejadian itu hanya skenario yang dibuat Aben dan dia memenangkan sesuatu setelahnya. Dyta masih menyelidiki kebenarannya sampai sekarang.
Sekarang, keyakinannya tambah besar kalau itu benar karena Aben bilang barusan, ide gila itu!
"Sebulan doang," katanya. "Aku udah bilang sama Willy sama Jay, dan mereka mau." tambahnya.
"Kalian kenapa? Ide siapa nih?" tanya Dyta nggak nyaman.
Aben mengambil diktat Dyta yang sedari tadi ditentengnya. Such a gentleman!
"Tiba-tiba kepikiran aja, siapa tau asik!" kata Aben lagi sambil tertawa. digandengnya lengan Dyta lalu mereka berjalan ke parkiran.
Fakultas Dyta dan Aben memang beda. Aben di Fakultas Hukum, sedangkan Dyta di fakultas Sistem Informasi.
"Coba kamu tanya sama Ranti sama Kyo."
"Ini ide siapa, Ben?" tanya Dyta lagi.
"Aku!" kata Aben sambil membuka pintu mobilnya.
Dyta memantung di pinggir mobil Aben. Bisa-bisanya dia!
"Ayoo!" ajak Aben sambil menghidupkan mesin mobilnya.
Dyta membuka pintu mobil dan masuk. Kesalnya belum hilang. Ya jelaslah. Siapa yang nggak kesal! Ide macam apa itu! Tukeran pacar??? Gila kali si Aben!!!!!
*
Jay sedang memainkan pipet jus jeruknya saat Kyora atau yang lebih suka dipanggil Kyo dan harus di eja K-I-O masuk ke kantin. Mengenakan kemeja berwarna peach dan jeans hitam Kyo tampak cantik seperti biasa. Dia langsung duduk di depan Jay begitu dilihatnya cowok berambut ikal itu duduk di dekat jendela kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tukar Pacar
ChickLitSekalipun mereka sudah sahabatan sejak SMA, ide untuk tukar pacar tetaplah menjadi ide yang tidak bisa diterima! Entah bagaimana Aben bisa memunculkan ide itu. Tukaran pacar sama pacar sahabat sendiri, itu malah lebih tidak bisa diterima! Mereka pik...