Lexus mengikuti pantat lebar Martha menyusuri lorong dengan terhuyung-huyung karena permukaan lorong itu berputar-putar di depan matanya membuat Lexus berkali-kali terjungkal dan menabrak pintu-pintu dengan suara rintihan dari dalamnya serta lenguhan suara bariton yang terdengar puas setelah mencapai pelepasan.
"oh astaga, kau mabuk sekali sayang" goda Martha dengan menarik Lexus berdiri dan membukakan pintu untuknya sebelum dengan sabar membiarkan Lexus masuk dengan satu tabrakan lagi di kusen pintu sebelum terkapar di lantai kamar itu dan berteriak ke arah pintu kamar mandi, "manis... tamumu sudah datang, sebaiknya cepat keluar dan layani dia" sebelum menutup dan mengunci kamar itu.
Lexus merangkak di lantai dan merayap naik ke atas ranjang sebelum membuka bajunya walaupun terasa sangat sulit karena semua beda yang di lihatnya terasa menjauh kemudian mendekat, juga bergelombang dengan cara yang aneh dan membuatnya mual.
Menutupi wajahnya dengan lengan dan berusaha menenangkan kepalanya yang mulai berputar dengan menjadi-jadi sebelum berpaling saat mendengar suara pintu kamar mandi di buka lalu mengerjap saat wajah gadis itu memburam.
Gadis itu hanya mematung di depan pintu kamar mandi dan tidak mendekat saat Lexus mengulurkan tangannya, "kemarilah" perintah Lexus membuat gadis itu akhirnya melangkah dengan ragu ke arahnya dan terkesiap.
Lexus mengerutkan kening dan kembali mengerjap bingung saat mendengar kesiap gadis itu.
"kau... bukankah kau Lexus Cruz?" tanya gadis itu membuat Lexus mendengus dan tertawa.
"yap, aku Lexus. Kemarilah manis dan puaskan aku"
Gadis itu mundur beberapa langkah dan menggeleng, "tidak, aku mohon... bantu aku keluar dari sini. Aku... aku kenal adikmu. Letty Cruz" ucap gadis itu membuat Lexus mengumpat dan duduk dari tidurnya membuat kepalanya berputar memusingkan.
"keparat, jangan bilang adikku pernah kemari"
Gadis itu menggeleng, "dia gadis yang baik"
"kalau begitu jauhi dia, pelacur" bentak Lexus membuat gadis di depannya tersentak dan mengangguk patuh.
Lexus mengerjap dan mengerjap lagi saat berusaha memfokuskan pandangannya pada gadis di depannya lalu tertegun saat melihat mata coklat itu basah oleh air mata saat gadis itu menunduk dan membuat tirai dengan rambutnya yang berwarna tembaga di sekitar wajahnya.
"angkat wajahmu dan lihat aku" perintah Lexus lagi membuat gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap Lexus dengan matanya yang berkaca-kaca.
Gadis itu... gadis paling cantik yang pernah Lexus lihat di rumah bordil itu. dengan mata coklat besar yang polos, rambut berwarna tembaga yang panjang dan sedikit mengikal di ujungnya, bibir merah muda alami dan hidung mungil serta lekuk tubuh yang sempurnah di semua bagian.
Ekspresi gadis itu entah kenapa sama seperti kepolosan adiknya, Letty, tapi bedanya gadis itu ada disini yang berarti gadis itu sama sekali bukan gadis polos seperti wajahnya.
Lexus mengibaskan tangannya meminta gadis itu mendekat membuat gadis itu terisak-isak dan menggeleng, "aku mohon... jangan lakukan ini" mohonnya membuat pintu di gedor dari luar dan membuat gadis itu tersentak kaget.
"jangan melawan, manis. Atau kau akan tau akibatnya" teriak Martha dari luar yang berarti Martha menguping dari luar membuat Lexus sangat kesal pada perempuan paruh baya itu.
"Martha, ambilkan aku obat untuk menghilangkan mabukku. Cepat" perintah Lexus mendapat dengusan dari luar.
"segera"
Gadis itu bergerak-gerak gelisah di bawah tatapan Lexus membuat gadis itu berusaha menutupi gaun pendek yang dikenakannya menggunakan tangannya yang di rentangkan di paha pucatnya dan sesekali mengusap air mata yang meleleh di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the GAME of FATE (Paxton seri 2)
RomanceCerita ini sudah dibukuka dengan judul yang sama (@70k) untuk pemesanan bisa menghubungi penulis. Selama ini, Audrey selalu meminta tolong pada Tuhan untuk melapaskannya dari ayahnya dan hanya berpikir bahwa mungkin Tuhan sedang sibuk dengan permint...