54

14.7K 1.3K 81
                                    

Audrey mengusap rantai di telapak tangannya dengan sedih, Audrey tidak berani mengatakan pada Lexus bahwa kalung yang diberikan oleh pria itu hilang saat di London, tepatnya hanya liontinnya yang hilang, liontin dengan ukiran namanya. Audrey mendesah lagi, berpikir untuk membeli liontin yang mirip masih terasa salah bagi Audrey karena rasanya tidak akan sama. Tidak akan berarti apapun karena itu bukan liontin pemberian Lexus. Mungkin Lexus bisa di bohongi dengan liontin palsu itu tapi tetap saja Audrey tahj bahwa itu palsu, dan rasa bersalah akan selalu menggelayuti hatinya. Bahkan saat ini Audrey tidak berani terlalu lama menatap mata biru Lexus, khawatir Lexus bisa melihat kebohongan dimatanya, mungkin niat dari kebohongannya karena sampai detik ini Audrey belum membeli gantinya.

Audrey tersentak dari lamunannya saat seseorang membuka pintu kamar Lexus.

Lexus tersenyum saat mendapati Audrey duduk diatas ranjang menatapnya, Lexus berjongkok didepan Audrey sebelum meletakkan sesuatu ditelapak tangan Audrey yang terbuka dan membuat Audrey membelalak saat ternyata Lexus menemukan liontinnya yang hilang.

"Kau menemukannya?" Tanya Audrey menatap mata biru Lexus yang secerah langit di pagi hari.

"August yang mengambilnya, berharap bisa membuktikan bahwa dia memang ada dikamarmu malam itu. Tapi liontin ini tidak memberikan bukti apapun atas tuduhannya," jelas Lexus membuat Audrey mengangguk dan membuat air matanya meleleh ke pipinya.

"Aku mencarinya kemana-mana. Aku pikir aku sudah kehilangan liontin ini, aku sangat takut."

Lexus tersenyum dan mengusap jalur air mata Audrey, "kita akan memperbaikinya, Sayang. Ada kekacauan di pagar, aku harus mengumpulkan kembali kuda-kuda yang terlepas, mungkin butuh dua hingga tiga jam. Tapi saat kembali, aku ingin berbicara denganmu di dekat sungai, maukah kau menungguku disana nanti?" Pinta Lexus membuat Audrey mengangguk saat Lexus menggenggam tangannya.

Lexus berdiri dari hadapan Audrey sebelum mengecup kening Audrey, "aku mencintaimu, Darlin," bisik Lexus sebelum melesat pergi dan membuat Audrey tertegun sangat lama.

Lexus bilang, dia mencintaiku? Oh Tuhan, apa aku bermimpi? Atau aku sudah mati?

Audrey menunduk menatap liontin dengan kait rusak di telapak tangannya sebelum membalik liontin itu dan membuatnya terisak saat membaca tulisan kecil disisi lain ukiran namanya 'mencintaimu selalu'

Audrey salah saat berpikir bisa menipu Lexus dengan liontin palsu karena Audrey sama sekali tidak pernah menyangka Lexus akan mengukir kalimat itu disana. Melihat Lexus mengukir namanya di liontin itu saja mambuat Audrey sangat bahagia, tapi melihat kalimat disisi lain liontin itu membuat Audrey sakit. Lexus mencintainya selama ini, tapi laki-laki itu tidak mengatakannya. Audrey tahu Lexus bukan tipe laki-laki pembual. Panggilan 'Sayang' dan 'Manis' bisa dengan begitu mudah keluar dari mulut Lexus, tapi jika Lexus memang bajingan maka kata 'aku mencintaimu' akan selalu didengar Audrey dan membuat kata itu tidak lagi bermakna apapun.

Audrey menghapus air matanya dan memasukkan liontin itu kedalam saku roknya sebelum keluar dari dalam kamar untuk berlari ke gudang dan memeluk Cecillia dengan erat yang membuat Cecillia sangat terkejut saat Audrey tertawa disela air matanya.

"Cecillia ... Lexus bilang dia mencintaiku," bisik Audrey membuat Cecillia tertegun sebelum memekik senang.

"Oh Tuhan, benarkah? Oh, Sayang, aku ikut bahagia mendengarnya. Tapi, apa kau yakin itu benar-benar Lexus anakku? Mungkin kau salah lihat," tanya Cecillia serius yang justru membuat Audrey tergelak senang. Cecillia senang mendengar gadis itu kembali tergelak bahagia setelah hampir satu minggu ini seperti mayat hidup yang tidak bisa merasakan apapun.

"Aku yakin, dia memang Lexus," jawab Audrey dengan mengeluarkan liontin dalam sakunya untuk menunjukkan pada Cecillia.

Cecillia membaca ukiran nama Audrey di satu sisi dan tersenyum saat membaca kalimat di sisi lain liontin itu sebelum mendesah.

"Oh Tuhan, terima kasih. Aku pikir anak itu tidak akan pernah menjadi laki-laki dewasa," keluh Cecillia membuat Audrey tersenyum sangat lebar lalu menyimpan kembali liontin itu kedalam sakunya saat Cecillia mengembalikan padanya.

"Dia bilang ingin berbicara denganku di sungai, aku akan mengganti bajuku dan bolehkah aku membuat bekal piknik untuk kami?"

Cecillia mengusap pipi Audrey dengan sayang sebelum mengangguk, "tentu saja, Sayang. Semoga harimu menyenangkan."

Audrey mengangguk sebelum melompat-lompat riang untuk kembali kerumah. Audrey sangat senang karena sepertinya Lexus akan mengatakan sesuatu yang sangat istimewa padanya, Lexus tersenyum padanya saat dikamar tadi.

Audrey membuat bekal piknik didapur rumah utama dengan bantuan Letticia yang tertegun saat masuk kedalam rumah dan berpikir Audrey sudah mengalami gangguan jiwa parah karena beberapa jam yang lalu terlihat lebih siap mati dari pada orang yang mendapat hukuman mati namun kini bersenandung senang seolah dunia sudah berpihak padanya. Mereka menyiapkan makanan kesukaan Lexus dan Letticia membantu memilihkan gaun untuk dipakai oleh Audrey siang ini.

Letticia bahkan membantu mengepang rambut tembaga Audrey, sebuah kepangan cantik yang sederhana dengan sengaja membiarkan sedikit ikal-ikal rambutnya menyapu tengkuknya.

Audrey berputar didepan Letticia, "apa kau yakin Lexus akan menyukai penampilanku?" Tanya Audrey membuat Letticia mengetuk jemarinya di dagu berpura-pura berpikir.

"Ya, dia pasti suka. Kau terlihat lebih muda beberapa tahun."

Dan membuat Audrey tergelak, "jangan-jangan nanti dia berpikir bahwa aku adalah kau."

Letticia terkikik, "bersenang-senanglah," kata Letticia melambaikan tangan saat Audrey membawa keranjang anyaman piknik untuk menuju ke sungai tempat Lexus berjanji akan menemuinya.

Sungai itu tidak terlalu jauh dari barak para pekerja peternakan dan berbatasan langsung dengan hutan. Audrey memejamkan matanya dan menghirup aroma pepohonan yang dibawa angin, Audrey tidak pernah merasa sebahagia ini dan baru kali inilah Audrey piknik, rasanya Audrey mau melakukan piknik seperti siang ini setiap minggu bersama Lexus hingga mereka menua. Itu harapan yang sangat indah, bahkan terlalu indah.

Audrey mengedarkan pandangan untuk mencari tempat yang pas untuk menggelar alas pikniknya dan menunggu Lexus sembari menikmati pemandanga di sekitarnya. Audrey sangat merindukan bau dan pemandangan ini. Selama di London, yang Audrey lihat hanya pemandangan taman yang sengaja ditata secantik mungkin tapi hutan di depan Audrey kini adalah pemandangan cantik yang di tata langsung oleh tangan tuhan. Suara gemericik air yang menenangkan berbeda jauh dengan suara air mancur dihalaman rumah orang-orang kaya penyelenggara pesta Season.

Audrey tersentak dari lamunannya saat mendengar suara ranting patah di belakangnya dan membuat Audrey buru-buru merapikan rambutnya yang terlepas dari kepangannya sebelum berbalik.

"Aku sudah menunggumu," sebelum sesuatu yang keras menghantam kepalanya dan membuat mata Audrey menggelap saat sebuah tangan kokoh menjambak rambutnya untuk menyeretnya.

"Ya, Jalang, aku juga sudah menunggumu," bisik parau seseorang itu sebelum kesadaran Audrey menjauh.

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang