EPILOG

24.2K 1.5K 54
                                    

Lexus masuk kedalam kamarnya, berlutut di samping ranjang dan mengusap wajah pucat Audrey, sebelum menggenggam tangan halus istrinya. Lexus tidak bisa menggambarkan perasaannya saat ini, Lexus ingin marah tapi juga ingin menangis.

Audrey membalas genggaman tangannya sebelum membuka matanya untuk menatap Lexus, membuat Lexus menciumi punggung tangan Audrey dengan sayang.

"Kau sudah melihatnya?" Tanya Audrey serak.

Lexus menggeleng, "aku khawatir padamu," bisiknya membuat Audrey tersenyum dan mengusap pipi Lexus dengan lemah.

"Aku tidak apa-apa."

"Kau pucat sekali," protes Lexus.

"Peluk aku sebentar," pinta Audrey membuat Lexus mencondongkan tubuhnya untuk memeluk tubuh Audrey yang serapuh kertas. Audrey memeluk punggung Lexus dan menciumi pundak suaminya sebelum mengeryit, "satu lagi," bisiknya membuat Lexus melepaskan pelukannya.

"Apa yang satu lagi?" Tanya Lexus bingung saat Audrey mencengkeram seprai dan menggenggam tangan Lexus erat, lalu mengerang dengan tubuh separuh terangkat dari atas ranjangnya.

Lexus memucat mendengar suara jerit tangis bayi sesaat setelah tubuh Audrey terbanting pelan kembali merebah di atas ranjangnya dan bernapas berat, dengan keringat berbulir di keningnya.

Oh Tuhan adalah satu-satunya kata yang bisa terpikir diotaknya setelah menyadari bahwa istrinya melahirkan bayi kembar. Bayi yang saat ini tengah di bersihkan oleh ibunya di luar dan satu bayi lagi yang baru saja lahir.

Audrey mengusap pipi Lexus, "panggil Doc, Sayang," perintah Audrey lembut pada suaminya yang masih terbengong seperti orang bodoh sebelum mengangguk dan berdiri dari sisi istrinya.

Pintu terbuka sebelum Lexus mencapai pintu, "astaga, kembar?" Tanya Doc Jackson Junior terheran-heran juga takjub sebelum menghampiri ranjang dan mengurus bayi itu.

Lexus mengerjap dan hanya terdiam ditempatnya berdiri saat Doc mendekat lalu mengulurkan buntalan handuk yang mengeliat-geliat itu padanya.

"Bantu aku membersihkan bayimu, atau berikan pada bibimu untuk dibersihkan," perintah Doc sebelum Lexus keluar dari dalam kamarnya dan membuat semua orang mendekat untuk melihat bayi baru itu.

Brandon dan Willis menyeringai, "astaga, Nak. Kau mengejar ketinggalan," ledek Willis dengan mengambil bayi itu dari dekapan Lexus dan mengusap pipinya untuk membawa anak itu ke tempat Cecillia dan Joanna menyeka bayi yang satu lagi.

Lexus duduk dengan lemas diatas kursi sebelum menyeringai memandang ayah lalu pada temannya, "kalian lihat? Aku jadi ayah dari dua bayi," seringainya seperti orang bodoh karena kebahagiaan yang seolah tanpa akhir.

Dante dan Brandon tergelak dan mengangguk setuju.

"Dua bayi berambut tembaga seperti ibunya," terang Brandon membuat Lexus mengangguk bahagia.

"Astaga ... aku bingung harus bagaimana mengungkapkan kebahagiaanku," kata Lexus menyugar rambutnya.

Lexus berdiri dari duduknya saat melihat bibinya kembali dengan buntalan handuk, tersenyum lebar padanya lalu mengecup pipinya, "kembar ... aku senang sekali, Lexus."

"Aku juga, Bi. Boleh aku menggendong yang satu ini?"

Joanna mengangguk dan meletakkan bayi itu perlahan di lekuk lengan Lexus.

Lexus tersenyum dengan mata menghangat saat menatap bayi berambut tembaga itu tengah melayangkan tinju kecil di udara tanpa membuka matanya dan mulut lembut berbunyi menyesap udara. Lexus menyodorkan jari kelingkingnya untuk dihisap bayinya yang menimbulkan bunyi hisapan kencang dan membuat semua orang tergelak.

Willis dan Cecillia bergabung beberapa saat kemudian dengan buntalan lain didalam dekapan Cecillia, sebelum Doc keluar dari kamar Audrey lalu berpamitan setelah mengatakan bahwa keadaan Audrey serta dua bayi kembar itu baik-baik saja.

Lexus dan Cecillia membawa kedua bayi itu masuk menemui ibunya, dan menikmati pemandangan Audrey yang memeluk hangat bayi-bayinya saat Cecillia keluar dari kamar untuk memberi mereka waktu menikmati semuanya hanya berdua.

Lexus menciumi wajah Audrey dan membuat Audrey tegelak pelan dengan wajah masih sepucat sebelumnya tapi kali ini dengan semburat samar dipipinya tanda kebahagiaan.

"Kau luar biasa, Darlin. Kau hebat sekali," puji Lexus mengusap rambut tembaga Audrey.

Audrey berpaling bergantian menatap dua bayi dalam dekapannya, "aku merasa sempurna dengan adanya mereka berdua dan dirimu."

"Aku juga, Sayang," lalu mencium kening Audrey, "tapi kau butuh istirahat, aku dan yang lainnya akan menjaga dua bayi mungil ini selama kau tidur untuk beberapa saat, oke?" Yakin Lexus membuat Audrey cemberut tapi segera mengangguk saat mendapatkan kecupan di bibirnya dari Lexus.

Lexus tersenyum saat membantu Audrey menyamankan dirinya untuk tidur, lalu membawa dua buntalan dimasing-masing lengannya keluar dari kamar Audrey. Segera mengerutkan kening saat melihat paman Olivernya hampir keluar dari rumah bersama Brandon, padahal pamannya itu tidak mungkin datang untuk menengok Audrey karena mereka tidak mengirim kabar ke kerajaan.

Oliver memaksakan senyumnya saat melihat Lexus dengan bayinya, lalu mendekat untuk menunduk memberikan kecupan pada masing-masing bayi itu seolah terburu-buru, "aku akan mengirimkan kado, maafkan aku tidak bisa terlalu lama disini," pamit Oliver pada Lexus sebelum benar-benar keluar dari rumah dan Lexus baru menyadari semua orang murung, serta ayahnya memasang wajah marah yang memancing rasa penasarannya saat ibunya mengambil salah satu bayi itu.

"Ada apa? Kenapa wajah kalian seperti itu? Kenapa paman Oliver datang?" Tanya Lexus dengan duduk dan memandang wajah semua orang.

Dante menggeretakkan giginya kesal dan hampir menyembur saat Cecillia meremas pundaknya, "tahan amarahmu, Sayang. Ada dua bayi yang pendengarannya perlu kita jaga disini," peringat Cecillia membuat Dante mengatupkan rahangnya rapat-rapat dan membuat Lexus berpaling pada paman Willisnya yang lebih tenang dan tidak mudah meledak-ledak.

Willis mendesah dan menyugar rambutnya saat menyadari tatapan penasaran Lexus, "Nick melarikan diri dari kerajaan setelah menemukan surat wasiat dari Ratu Bettary untuk Oliver. Nick tahu bahwa dirinya bukan seorang Paxton," jelas Willis membuat Lexus mendesah lelah merasa kasihan pada anak kecil itu.

"Tapi bukan itu bagian terburuknya," geram Dante angkat bicara membuat Lexus mengerutkan kening.

"Ratu Bettary memerintahkan pernikahan Nick dan Letty saat usia mereka genap dua puluh tahun agar Letty tetap mendapatkan apa yang seharusnya didapatkannya sebagai anggota kerajaan yang sah," lanjut Willis membuat Lexus terperangah.

"Apa?"

Cecillia memelototi Lexus galak, "jaga ucapanmu, Lexus. Kau seorang ayah saat ini."

Lexus mendesah kesal tapi tetap menurut akan perintah ibunya untuk menahan lidahnya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Aku tidak bisa berharap anak itu menghilang sampai dewasa, dia bukan mesin yang bisa di program seenaknya, tapi aku tidak mau adikku menerima perintah itu."

Willis mengangguk dan bersedekap di samping istrinya, "Brandon ditarik kembali kekerajaan untuk mencari bocah itu, untuk sementara kita hanya berharap bocah itu baik-baik saja diluar sana."

Cecillia mengangguk setuju, "biar bagaimanapun, semua ini bukan salah Nick. Sang Ratu tidak pernah berhenti bersikap sewenang-wenang bahkan setelah beliau sudah tidak ada," desah Cecillia lelah.

Lexus mengangguk setuju, semua ini bukan salah Nick jika Nick tidak menginginkan semua itu. Semoga saja anak itu baik-baik saja dan segera dapat ditemukan oleh Brandon.

Tapi semua orang di rumah itu tidak pernah tahu bahwa diluar rumah, didepan pintu, Letticia dan Edward berdiri mendengarkan percakapan itu saat mereka berniat untuk melihat keponakan baru mereka. Letticia gemetar hebat saat mengetahui bahwa dirinya adalah seorang Paxton dan sejak saat dirinya dilahirkan, tidak ada pilihan dalam menjalani hidup karena seorang Paxton sudah dituliskan takdirnya oleh Ratu Bettary bahkan dari liang kubur sekalipun.

The End

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang