Willis mengerang dan terbangun sebelum mengecup bibir Joanna lembut membuat istri mungilnya itu menggeliat dan bergumam tidak jelas kemudian kembali tertidur pulas sesaat sebelum Willis kembali mengumpulkan pakaiannya yang beraserakan di lantai kamarnya lalu memasukkannya ke dalam keranjang pakaian kotor.
Willis beranjak untuk mandi dan memakai kemeja serta celana bersih yang baru di ambilnya dari lemari karena hari ini--mungkin juga semingguan ini--Willis harus bangun lebih pagi dari biasanya karena Lexus jelas akan terlambat karena setiap malam pemuda itu harus ke kota demi menjaga gadis yang tempo hari diceritakannya itu sehingga sudah bisa di pastikan Willis harus mengerjakan pekerjaan anak itu agar pemuda itu tidak terkena masalah dengan Dante atau Cecillia.
Sebenarnya Willis benar-benar tidak mempermasalahkan keterlambatan pemuda itu tapi tetap saja orang taunya akan mengamuk jika setiap hari pemuda itu lalai melakukan tugasnya karena semalaman pergi ke rumah bordil walaupun tidak sedang bersenang-senang sekalipun.
Willis kembali menunduk untuk mengecup bibir istrinya sekali lagi sebelum mengambil stetson warna pasirnya dan keluar dari dalam rumah untuk menuju ke istal dengan beberapa kali bergindik karena udara pagi yang sangat dingin membuat giginya bergemeletuk pelan.
"Pagi paman" sapa seseorang saat Willis baru saja akan masuk ke dalam istal sebelum melangkah mundur kembali memperhatikan pemuda yang sudah menggulung lengan kemejanya dan berpeluh karena mengangkat ember air untuk minum kuda-kuda di dalam istal membuat Willis tersenyum.
"Aku pikir kau akan terlambat lagi"
Lexus meletakkan ember air itu sebelum menyeka keningnya dan menggeleng, "aku bahkan berencana mensabotase semua pekerjaan di peternakan ini agar aku bisa mendapatkan gaji semua pekerja" canda Lexus membuat pamannya tergelak dan menepuk punggung Lexus sedikit keras.
"Mereka akan membunuhku nak, mereka juga butuh uang untuk makan" membuat Lexus mengedik dan mengangkat tangannya tanda menyerah sebelum kembali membawa ember air itu masuk mengikuti pamannya yang masuk kedalam istal untuk mengecek satu persatu kesehatan kudanya.
Lexus beranjak dan menujuk ke arah kandang kuda di sudut istal, "sepertinya kuda yang ini sakit, tadi aku sempat membersihkan kandangnya karena kandangnya lebih kotor dari kandang yang lain tapi sekarang kandangnya kotor lagi. Sepertinya dia diare" jelas Lexus membuat pamannya mendekat dan melongok ke dalam kandang sebelum mengangguk.
"Sepertinya memang begitu, setelah ini kau bisa kan membawanya berlari-lari ke padang rumput? Dia membutuhkannya" pinta Willis membuat Lexus mengangguk.
"Siap"
Willis kembali mengecek kandang lainnya sebelum berpaling untuk melihat ke arah keponakannya yang sedang mengusap kuda sakit itu dengan sayang membuat Willis tersenyum tanpa sadar.
Willis sangat bersyukur memiliki pekerja dan keluarga yang tidak pernah menganggap kuda hanya seperti benda mati yang bisa diperlakukan seenaknya. Bahkan saat ini puteranya--Edward--mulai sangat menyukai kuda dan berkeras ingin merawat serta memberi makan kudanya sendiri. Semua itu berkat Lexus yang dengan sabar mengajari Edward jadi sepertinya tidak salah untuk memberi pemuda itu sedikit upah untuk kerja keras dan kecintaannya pada kuda.
"Lexus..." panggil Willis membuat Lexus melihat ke arah pamannya, "kau masih butuh berapa banyak untuk gadis itu?" Tanya Willis membuat mata biru Lexus berbinar-binar dan mengankat sepuluh jari tangannya yang artinya adalah seribu dolar.
"Ditambah tiga" lanjut Lexus membuat Willis tergelak.
"Aku akan berikan tiga nya jika kau bisa membuat Edward suka membaca seperti Letty"
"Lima" tawar Lexus membuat Willis mengakat alisnya sebelum mengangguk.
"Deal" jawab pamannya sebelum beranjak dari istal saat mendengar Lexus berteriak senang dan membuat Willis tersenyum sendiri.
Mungkin sepuluh jika Lexus benar-benar bisa membuat puteranya suka membaca seperti Letty.
Willis memang akan dengan mudah bisa mengusahakan seribu dolar tapi Willis tidak mau mendidik siapapun--Lexus atau Edward sekalipun--untuk mendapatkan uang tanpa berusaha keras jadi sebisanya Willis akan membantu jika pemuda itu mau membantu dirinya sendiri dengan bekerja keras mendapatkan tambahan uang walaupun jumlah yang didapatkannya sangat sedikit asalkan melalui keringatnya sendiri.
Beberapa jam kemudian Dante keluar dari dalam rumah Willis setelah beberapa pekerja mulai datang dengan kuda-kuda mereka dari pondok dan rumah mereka yang tidak jauh dari peternakan Little Cruz lalu segera memulai tugas masing-masing.
Menyikat kuda, menggiring kuda ke tanah lapang atau bekerja di bengkel pandai besi, juga di gudang untuk membuat tepung atau keju--bagi para wanita--sebelum Dante menghentikan kursi berodanya saat melihat Lexus keluar dari dalam istal dengan menggiring satu kuda yang terlihat sakit untuk ke padang rumput.
Lexus tersenyum lebar dan mengangkat stetson kumal dari kepalanya--karena stetson hitam favoritnya hilang--untuk menyapa ayahnya, "hai ayah" sebelum kembali mengikuti kuda coklat sakit itu ke tanah lapang membuat Dante menggeleng dan Willis tergelak saat mendekat ke arah Dante.
"Dia sudah di istal entah dari jam berapa, pagi-pagi buta dia sudah ada di sana saat aku datang" jelas Willis membuat Dante mendengus.
"Dia hanya ingin menghindar dari amarah ibunya, tetap saja tadi malam dia dari rumah bordil itu lagi"
"Tapi setidaknya kini Lexus hanya punya satu tujuan jika pergi ke sana"
Dante menyipit curiga menatap Willis, "kau membantunya mendapatkan uang?"
Willis mengangat tangannya buru-buru, "tidak dengan gratis, dia pekerjaku, ingat? Jika dia mau uang maka dia harus bekerja"
"Cecillia akan membunuhku, bagaimana bisa anak itu terlibat sangat jauh dengan wanita di rumah bordil?" Keluhnya membuat Willis tergelak dan menepuk pundak Dante.
"Setidaknya kata Lexus gadis itu berbeda, kita memang tidak tau apa gadis itu jujur tapi setidaknya kita tau bahwa Lexus kita jujur" dengan beranjak dari sana untuk memperhatikan Lexus yang membawa kuda sakit itu berlarian di padang rumput membuat Dante entah kenapa menyadari apa yang dikatakan oleh Willis benar.
Tidak peduli apa gadis itu jujur atau sebaliknya tapi setidaknya puteranya adalah anak yang jujur dan Dante hanya perlu mempercayai apa yang dikatakan oleh puteranya.
Mungkin membeli rumah bisa menunggu lima atau tujuh tahun lagi agar Lexus bisa menggunakan uang yang sudah Dante serta Cecillia kumpulkan selama tiga belas tahun ini demi agar putera mereka tidak mengingkari janjinya pada gadis itu tapi bagaimana mengatakannya pada Cecillia?
Cecillia jelas akan mengamuk jika tau Lexus menggunakan uang itu untuk menebus gadis dari rumah bordil yang bahkan kata Lexus tidak yakin apakah akan di nikahinya atau tidak.Dasar anak muda, bisanya hanya membuat pusing orang tua saja... keluh Dante dalam hati namun segera tersenyum saat melihat puteranya itu tergelak keras saat sepatu botnya terkena kotoran kuda yang sedang diare.
Tidak ada yang lebih berharga dari gelak tawa orang-orang yang di cintai Dante dan Dante akan melakukan apapun untuk mereka.
APAPUN
KAMU SEDANG MEMBACA
the GAME of FATE (Paxton seri 2)
RomantikCerita ini sudah dibukuka dengan judul yang sama (@70k) untuk pemesanan bisa menghubungi penulis. Selama ini, Audrey selalu meminta tolong pada Tuhan untuk melapaskannya dari ayahnya dan hanya berpikir bahwa mungkin Tuhan sedang sibuk dengan permint...