44

14.5K 1.3K 39
                                    

Lexus tersentak dari tidurnya dan langsung duduk untuk melihat paman Willis dwngan wajah merah karena amarahnya masuk kedalam gudang seolah siap menelan Lexus hidup-hidup.

"Bangun," perintah Willis dingin membuat Lexus berdiri dari duduknya dan mengambil kemejanya lalu memakainya sebelum melihat kesekitar untuk mencari keberadaan Audrey.

Willis menyandarkan pinggulnya dan bersedekap sebelum beberapa pekerja mulai masuk kedalam gudang dengan wajah kusut.

"Aku sudah bilang, Bos. Ini ulah Brandon, aku yakin," tuduh Aaron mendekat ke arah Willis membuat Willis mengangkat tangannya menahan tuduhan lebih lanjut.

Lexus mengerutkan kening, "ada apa?"

Willis menunjuk dengan dagunya ke arah luar, "dua kudaku ditembak orang tak dikenal di pagar utara," lalu mendesah berat, "dua kuda, salah satunya adalah Liona," desah Willia membuat Lexus mengusap wajahnya lelah.

Liona adalah anak kuda yang rencananya ingin diminta oleh Letticia untuk menjadi kuda tunggangannya dan Lexus sudah berjanji akan membelinya dari Willis, bahkan Liona adalah nama yang dipilih langsung oleh Letticia untuk kuda itu.

"Oh Tuhan, bajingan itu benar-benar tidak punya hati. Liona masih kecil," desah Lexus.

"Kecil atau besar, hanya orang yang tidak waras yang tega membunuh makhluk hidup lain yang bahkan tidak bisa membalasnya," kata Joseph kasar karena emosi.

"Sudah kukatakan, ini semua ulah Brandon! Apa bos tidak menyadarinya? Setiap kali Brandon datang kemari selalu saja ada insiden," cetus Aaron pada bosnya membuat Willis berdiri dari duduknya dan menatap tajam pada pekerjanya itu.

"Tapi saat Brandon datang, kita semua juga ada di peternakan ini. Jika kau mencurigai Brandon maka kau juga harus mencurigai semua orang termasuk dirimu sendiri, Aaron. Dan lagi, kita semua membawa senjata karena aku memerintahkannya. Lagi pula kenapa Brandon melakukan ini? Dia bahkan tidak mengenalku sebelumnya, dia juga tidak punya masalah dengan Lexus yang lebih dulu mengenal pemuda itu," bentak Willis membuat Aaron bersungut-sungut mundur.

Lexus bersedekap dan mengangguk, "ya, Brandon tidak punya masalah denganku. Kami masih mengobrol kemarin, dan setahuku, Brandon sangat menyukai kuda sampai-sampai dia panik saat kuda dipeternakan kerajaan terserang kolik," bela Lexus.

Aaron mengendik samar, "bisa saja dia hanya berpura-pura panik," lalu mengangkat tangan menyerah saat melihat tatapan yang dilayangkan Willis padanya, "aku hanya mengutarakan isi kepalaku, Bos."

"Aku tidak ingin kebencian pribadi menjadi alasan untuk kita saling menyalahkan satu sama lain. Mulai dari hari ini aku ingin kita meningkatkan keamanan, setiap orang akan menjaga di masing-masing perbatasan. Hari libur kalian tidak akan terganggu karena aku, Lexus dan Joseph akan menggantikan di hari sabtu dan minggu," perintah Willis membuat semua orang mengangguk.

"Oke bos."

"Jangan pernah tinggalkan senjata kalian. Aku harap kalian membuka mata dan telinga kalian saat kekota di hari sabtu atau minggu, mungkin saja bajingan ini mulai pamer pada seseorang."

Mereka kembali mengangguk, "oke bos," sebelum mereka membubarkan diri dan Willis menarik lengan Aaron pelan untung menghentikan langkah pekerjanya itu.

"Kau sudah lama bekerja padaku, Aaron, tapi jangan jadikan itu sebagai jaminan aku akan membebaskanmu untuk menuduh orang lain."

Aaron mengangguk dan menjentik stetsonnya, "maafkan aku bos."

Willis mengangguk sebelum Aaron keluar dari gudang untuk memulai menguburkan kuda mati di perbatasan lalu mulai mengerjakan pekerjaan lainnya.

Lexus menatap pamannya yang terlihat sangat kusut dan kesal, "paman, apa ... "

Willis mengangkat tangannya menghentikan kata-kata Lexus, "apapun masalahmu dengan bajingan ini, semua ini bukan salahmu. Hanya orang tidak waras yang berpikir kehilangan kuda setimpal dengan uang, kuda adalah makhluk hidup bernyawa. Biarlah orang berpikir aku memanjakanmu dengan tidak menyalahkanmu, tapi aku kenal keluargaku, lain halnya dengan pekerjaku. Mereka bisa berusaha mati-matian terlihat baik didepanku tapi mereka bisa berubah jika ada yang menawari uang lebih besar dari gaji yang selama ini kuberikan pada mereka. Aku hanya bisa berusaha percaya pada mereka selama tidak ada bukti yang menjurus pada mereka, tapi keluargaku tidak mungkin melakukan hal sekeji ini pada kuda-kuda itu," geram Willis membuat Lexus dan Joseph mengangguk.

"Apa sebaiknya kita lapor pada paman Oliver?" Tawar Lexus membuat Willis tersenyum geli dan menepuk pundak Lexus.

"Mungkin aku memang terlalu memanjakanmu. Ini adalah masalah peternakanku, Nak, dan bukan masalah besar yang harus melibatkan seorang raja. Dia punya masalah yang lebih besar dati pada Little Cruz," peringat Willis membuat Lexus tersenyum dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal dengan malu.

"Aku hanya berusaha membantu."

"Kalau begitu bantu aku menjaga perbatasan dihari sabtu dan minggu selama para pekerja libur," membuat Lexus mengangguk.

"Tentu, toh aku tidak pernah sibuk," karena Audrey sudah ada di London sabtu besok, dan akan pulang satu bulan kemudian dengan membawa hasil, peringatnya pada diri sendiri.

"Baiklah kalau begitu ayo kembali ke rumah. Aku akan meminta Audrey membuatkan sarapan lebih banyak karena Aaron, Alan dan Greg belum sarapan saat aku memanggil mereka," dengan beranjak dari gudang bersama Joseph.

Lexus membungkuk untuk melipat alas tidurnya sebelum menjatuhkannya lagi saat Audrey berlari menghambur kedalam pelukannya dan terisak karena mendengar semua cerita diperbatasan pagi ini. Audrey bersembunyi di balik tumpukan karung tepung di sudut gudang selama mereka membahas insiden diperbatasan saat Lexus pikir Audrey sudah kembali kerumah sesaat setelah Lexus terlelap tadi malam.

Lexus mengayunkan langkahnya untuk menenangkan Audrey, "shh ... tenanglah, Darlin," bisik Lexus menenggelamkan wajahnya di rambut Audrey yang acak-acakan.

"Ini semua pasti ulah ayahku, aku yakin. Dia ingin membalas dendam padamu," isak Audrey lalu melepaskan pelukannya untuk menatap Lexus, "aku minta maaf, Lexus, ini semua salahku."

"Oh Tuhan, tidak Audrey. Kau sama sekali tidak bersalah. Bukan salahmu jika ayahmu adalah bajingan," dengan mengecup kening Audrey dan kembali memeluknya untuk mengusap punggung Audrey, "kau sudah tidak ada hubungan lagi dengannya, dia sudah memutuskan pertalian darah kalian saat dia menjualmu pada Martha."

Audrey mengangguk sebelum menggeleng, "tapi dia sulit untuk berhenti. Kau mungkin hanya memenangkan beberapa dolar darinya, tapi dendam akan bertahan selamanya."

"Jangan takut, Darlin, aku akan menjagamu."

"Aku tidak takut lagi padanya, tapi aku pasti akan mati jika sesuatu terjadi padamu."

Lexus mengecup pundak Audrey, "perasaanmu berbalas, Sayang. Aku tidak bisa hidup jika terjadi sesuatu padamu," dan melumat bibir Audrey hingga mereka terengah. Lexus menelusuri wajah Audrey dengan jemarinya dan kesadaran akan kata-kata yang baru diucapkannya menghantamnya dengan keras. Lexus mungkin tidak bisa menikahi gadis ini, tapi Lexus pasti mati jika sesuatu terjadi pada Audrey. Lexus tidak berbohong soal itu.

"Apa artinya kau juga mencintaiku?"

"Aku ... " juga mencintaimu, Audrey, "ingin kau bahagia, Audrey. Takhlukkan semua pria di Season itu dan pulanglah membawa seorang pria yang layak mendapatkanmu."

the GAME of FATE (Paxton seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang