BAB 2#awaldariperjodohan

16.7K 494 10
                                    

POV SANDRA

Sinar matahari memancar langsung ke arah mataku yang masih terpejam.dengan paksa aku buka mataku dengan sambutan silau sinar matahari.aku mengerang kesal, kenapa matahari datang disaat gue masih ngantuk sih.begitulah kekesalanku.

Mataku mengerjap ke sekeliling.bukan kamarku sepertinya.

Sontak ku menepuk jidatku "nih kan apartemen vicky" mataku langsung menoleh ke arah samping kananku.

Livi masih nyenyak dengan tidur panjangnya.aku mengambil jam di nakas, udah jam 11 sekarang? Seriusan?

Tanganku mengkoyak koyakan tubuh livi "bangun udah siang liv, gue mau pulang.ayok" livi masih menggeliat, mulutnya merengut.

"Liv, udah jam 11 gilaa... keburu kak tristan nyamperin gue ke rumah looo!" Geramku kesal karna livi semakin mengeratkan selimutnya.

"HAH... SUMPAH LO" pekikan livi membuatku menutup kuping.

"Toanya kecilin bisa kali" tubuhku turun dari ranjang dengan gusar.

Bebarengan denganku hendak masuk ke dalam kamar mandi, tubuh livi juga ikut masuk.alhasil tidak muatlah pintu ini di masukkan oleh dua orang sekaligus.

"Barengan sih san" dengus livi.

"Apanya?"

"Mandinya"

"Ogaaah.."

Aku dan livi masih berebut untuk duluan.kalo aku mandi bareng livi, nanti di sangka kita.....! OH NO.

Akhirnya kami memutuskan mandi bareng, tetapi aku di shower sedangkan livi di bathup.jadi nggak keliatan kan tubuh polosku.walaupun livi wanita, bahkan sahabatku, tetap saja aku malu.

***

Livi memencet bel rumahnya dengan gusar, vicky dan dimas mengantarkan kami hanya sampai depan gerbang rumah livi saja.

Kenop pintu tidak lama terbuka "lama banget sih bi... ehh..." ucapan livi terputus karena yang membukakan bukan asisten rumah tangganya, melainkan mamanya.

Livi menggarukkan tengkuknya sambil menyengir kuda, sedangkan aku senyum sesopan mungkin.

Senyum itu ibadah.

"Mama udah pulang?" Tanya livi takut-takut.

Tante lisa membalas dengan deheman "masuk" ucapnya singkat.

Pertanda nih,, pertanda kalo ada hal buruk datang.

Ketika sampai di ruang tamu, mataku melihat sosok lelaki gagah yang aku sayangi dan ku hindari untuk keadaan seperti ini.

Lelaki itu bersikap santai, bahkan masih memberikan senyuman untukku.tubuhnya semakin mendekat ke arahku.

Kiamat udah dekat ini namanya.

"Tante kalau begitu saya pamit pulang dulu.terima kasih atas jamuannya" ucapnya sopan.

Tanganku sudah bermain di ujung bajuku.gugup? Sangat.

Tante lisa mengangguk sambil tersenyum "sama-sama nak tristan" ucapnya sambil menepuk bahu kak tristan.

"Mari tante" kak tristan merangkul bahuku erat.

Terdengar suara geraman beratnya.

Bisa nggak sih gue pingsan sekarang? Terus pas bangun, mereka lupa kejadiannya.

Aduuuh... lenyaplah gue.kak tristan kalo marah kayak monster.

Sampai di dalam mobilnya, aku masih diam sambil menarik nafas dalam dalam.

Jodoh SandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang