Bab 10#HanyaStatus

9.2K 309 6
                                    

Sebenarnya aldo dan sandra hanya butuh saling jujur dengan perasaannya masing-masing agar saling mengerti.yang aldo mau, sandra jujur kalau sandra cemburu melihat kedekatan dirinya dengan jingga.walaupun dalam benak aldo, hanya tidak ingin di bilang sombong.bagaimanapun juga, nantinya jingga akan menjadi saudara kalau sandra dan aldo menikah.hanya itu tujuan aldo.tapi, entah apa yang di fikirkan sandra mengenai kedekatannya.

Sedangkan sandra menginginkan aldo mengerti apa yang sandra fikirkan.ia berjanji untuk mengobati luka yang sandra pernah rasakan ketika berpacaran dengan vicky, tetapi justru aldo seperti menanam luka itu lagi melalui jingga dan sarah.seharusnya yang sandra ingin, aldo tahu kalau gelagat yang di tunjukkan jingga itu berbeda kepada aldo.

Tidak ada kata maaf melalui telpon ataupun sms setelah kejadian aldo lebih memilih sarah saat itu.lalu, buat apa sandra menghubungi lelaki itu lebih dulu.seharusnya aldo yang melakukan itu.

Sandra tidak merasa salah, jadi buat apa dia menghubunginya.sedangkan aldo masih di kuasai ego-nya untuk tidak menghubungi sandra, agar wanita itu bersikap lebih dewasa.

Menurut aldo, seharusnya sandra mengerti ia mengobrol dengan jingga bukan ingin tebar pesona tapi hanya menjalin kekeluargaan saja.

Indra, sahabat aldo mengetuk ngetukkan jari-jarinya di meja kerja aldo.sedangkan sang empunya sedang diam menatap luar jendela kantornya.fikirannya sedang bercabang kemana mana.

"Udah nggak jaman gengsi.dari pada lo kehilangan.akuin aja, lo mulai suka sama dia kan?" Tuduh indra sambil menunjuk aldo dengan satu jarinya.

Aldo masih tak bergeming, ia diam memikirkan wanita yang entah sedang memikirkannya atau tidak.menyesal? Bisa di bilang aldo menyesal karna mengusir sandra dan memilih sarah berada di ruangannya kala itu.

Dan sekarang, ia ingin meminta maaf rasanya telat dan takut membuat sandra justru lebih benci padanya.

"Ck.sebenernya lo cinta sama siapa sih?" Tanya indra sinis "lo masih cinta sarah?" Tuduh indra lagi, karna sedari tadi aldo hanya diam.

Aldo membalikkan kursi kebesarannya menghadap indra "gue cuma kasihan sama sarah.gimanapun juga, dia wanita yang pernah gue cinta.tapi... gue nggak mau kalau sandra benci gue dan ngebatalin perjodohan ini.aaaarrrghhh.... perasaan sialaan... gue bingung ndra" ucap aldo mulai frustasi.

Indra tertawa terbahak "lo karma sama sandra" indra benar, aldo juga merasa sepertinya ia karma.

"Dulu, lo benci banget sama sandra sekarang lo cinta banget kan? Tapi gengsi.gentle dong, cinta aja pake gengsi" ujar indra sambil terkekeh.

"Siaal... lo.gue harus gimana dong ndra?" Tanyanya mulai frustasi.

"Yaa... minta maaf lah"

"Kayaknya gue bakal di usir sama dia.gue telat ndra, telat minta maaf" aldo mengusapkan wajahnya dengan kasar.

"Gue tanya nih sama lo ya, letak kasihan lo sama sarah dimana? Bukannya dia telak nyakitin lo.lebih tepatnya selingkuh sama cowok" indra geram dengan pola fikir sahabatnya ini.

"Dia udah jelasin kalo cowok itu temennya dulu di LN waktu kuliah S2nya.lo tau kan pergaulan orang barat gimana? Ciuman bibir mereka anggap kayak salaman biasa aja" kilah aldo.

Indra kesal dengan sahabatnya "sekarang dia baru jelasin? Dulu waktu lo hampir stress karna di selingkuhin, apa dia berani bilang gitu?" Ujar indra geram.

"Terserah lo lah do, geregetan gue sama lo.jangan salahin gue kalau sandra nekad buat batalin semuanya" indra berdiri dari duduknya.

"Gue cabut dulu.lo fikirin tuh baik-baik.minta maaf nggak ada kata terlambat" ucapnya terakhir sebelum meninggalkan aldo yang semakin frustasi sendiri.

Jodoh SandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang