Chapter 1

1.4K 191 204
                                    


May-key-zia, begitu lah namaku,
tapi orang-orang lebih mengenalku dengan panggilan
Keyzia, atau, Zia.

Kata ibuku, aku cantik
imut-imut kayak boneka barbie.
Tapi aku yakin itu hanya menurut ibuku saja.

Karena sampai sekarang aku masih belum punya gebetan.

Padahal udah bela-belain
dandan sefeminim ini.

Nongkrong di mall buat narik perhatian pangeran
berkuda putih.

Tapi hasilnya? Nol persen! Tak ada satupun dari mereka yang melirikku.

Heran. Apa sih yang salah?
Umurku udah delapan belas tahun.

Tapi sampai hari ini. Aku belum pernah ngerasain indahnya pacaran.

"Nasibmu Key, kenapa semalang ini. Lihat tuh temenmu si Mery udah berapa kali dia gonta-ganti cowok, Kania  juga sama.
Na, kamu? kayaknya perlu mandi kembang tujuh rupa dulu biar bisa dapet jodoh."

"Aduuh mikir apa sih aku?"
teriakku. Mengetok setan penghasut di kepalaku biar cepet minggat.

Ngomong-ngomong soal Key,
Itu panggilan sayang untukku
di rumah.

Hari ini sama lagi, Seperti biasa
Pergi bersemangat pulang dengan raut wajah buram kayak cermin kabur, Jalan sendirian kayak gini berpapasan sama orang-orang yang jalan mesra sama pasangannya.
Melihat mereka aku jadi tambah ngiri.

"Seharusnya tadi kamu ngajak 'Mery' atau gak 'Kania' biar nggak kayak orang bego gini,
jalan sendirian di pinggir trotoar udah kayak anak alay aja lo Key."

"Dieem! Bisa nggak ngebiarin orang tenang!" umpatku kesal.
Kakiku mengayun menendang kaleng minuman kosong yang tergeletak di hadapanku.

Sadar malu sendiri, tadi aku lagi marah sama siapa?
Bodoh-bodoh!
Kenapa sih aku selalu kebawa pikiran.

Mereka jadi ngelihatin aku kayak gini.
Pasti mereka mikir aku nggak waras, jalan sendiri ngoceh sendiri benar-benar menyedikan.
Apa lagi ini?
Apa?? tidak! Jangan bilang kalau heels-ku patah.

"Tu-kaan benaran patah,
dasar kaleng sialan!
Udah ngehadang jalan ku sekarang matahin heels-ku.
Bagaimana inii?

Aku berjongkok sambil
ngetok-ngetokin heels-ku berharap bisa kesambung lagi.

"Permisi, kamu yang tadi ngelempar kaleng ini ya?"

"Uh!"

Aku sedikit terkejut dan mendongak.

Paa-pangeran berkuda putih!
wajahnya tampan dan berkilau di bawa cahaya matahari.

"Pangera-n." gumamku.
Bolamataku membulat menatapnya dengan tatapan memuja.

"Pangeran? Hoy! Sadar! Kamu nggak lagi tidur kan?
Aku nanya sama kamu,
kamu kan! yang tadi ngelempar kaleng ini?"

"Uhg!"

next

Habis baca tinggalkan jejak ya^^
Voment, gitu^^
Hihihi.Thanks ya.

Romance VaganzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang