Chapter9

423 86 33
                                    

"Sayang, jujur deh kemaren kamu kemana?"

"Aku di rumah, Raf,"

"Kamu bohong, kemaren aku
kerumah, Mama bilang kamu keluar, kamu kemana?"

"D-di rumah, tante."

Mery mulai serbasalah menjawabi pertanyaan Raffi.
Sekarang kami lagi nongkrong di KFC samping gedung futsal.
Setelah mempertimbangkan akhirnya aku memutuskan untuk mengantarkan seragam olaraga Re, ternyata di sana ada Mery dan kania juga, mereka datang untuk memberikan semangat pada pujaan hati mereka.

Pertandinganya sudah selesai setengah jam yang lalu dengan poin Re dan kawan-kawan berhasil menjadi pemenang mengalakan tim anak kampus sebelah.

"Kamu kemaren nggak kemana-manakan sayang?"

Ifu juga ikut curiga sama Kania. Malas deh kalau sudah begini ngelihatin mereka ngambek-ngambekan sayang-sayangan, nggak tahu apa kalau ada yang ngiri.

Apa Revan benar-benar menungguku?
Kalau iya, kasian juga,
Apa sebaiknya aku ngomong saja sama Re? kalau hari ini aku nggak bisa ikut ke apartemennya.

Aku jadi kepikiran sama cowok yang berjanji akan menungguku.

"Re, aku-" ucapanku tercekat.

Re menyodorkan nasi saus dan cubitan chicken crispy
ke mulutku.
He..capek deh jadi tukang cicip lagi.

Dia menatapku menunggu respon dariku.

"Em, ayamnya renyah."ucapku lebih terdengar seperti menggerutu seakan tak rela mengucapkannya.
Aku kembali meluruskan wajahku menatapi chicken crispy yang tersaji di hadapanku.

Aku harus mencobanya sekali lagi,

Pikirku.

"Re aku boleh-"

Lagi-lagi ucapanku tercekat saat aku menoleh dia malah nyodorin minumannya ke mulutku.
Aku nggak tahu deh kenapa dia seperti ini, yang jelas inikan cuma pepsi nggak mungkin ada racun kali, dan lagian yang lain juga makan makanan dan minuman yang sama.
Apa dia sengaja ingin menyumpal mulutku?

"Nggak ada racunnya! kamu sudah bisa makan tuh! "ucapku sedikit kesal,

Sepertinya aku harus menyerah.

"Kalian bikin aku iri saja,
Raffi nggak pernah tuh nyuapin aku kayak gitu," sambar Mery

"Jadi kamu pengen aku suapin?"

Raffi mulai tertipu.
Mery benar-benar lihai mengambil kesempatan,
aku tahu Mery cuma modus ngomong kayak gitu biar bisa mengalihkan topik pembicaraannya sama Raffi yang terus mengintrogasinya.

"Re, bukanya nyuapin!
Tapi nyuruh nyicipin "celetukku.

Biar dia nggak kena racun!
Lanjutku dalam hati.

Bagaimana kalau Revan masih nunggu aku?

"Zia, kamu pasti tahu kemana Mery kemaren? "

"........" tak ada respon.

"Zia!"

"Iya, Van?"aku terkejut dan refleks saja menyebutkan nama itu.
"Eh! kamu nanya apa tadi Raf ?
Maaf aku kurang denger."sambungku.

"Kamu lagi mikirin siapa? Zia,
Siapa Van itu?" Raffi malah jadi menggoda, bener-bener nyebelin.

"Iya Zia, siapa Van itu?
Di kampus sepertinya nggak ada yang namanya Van,
Jangan-jangan?? Keyzia kita mulai kasmaraan" goda Ifu.

Romance VaganzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang