Mary sama Kania mana?
Apa mungkin mereka sudah
ke kantin duluan?
Mereka pasti mikir aku ke kantin bareng Re,makanya mereka pergi duluan, Re juga mana nggak nongol-nongol, dari pada nungguin dia cuma buat jadi tukang cicipnya, mending aku duluan ke kantin perutku sudah laper bangat,
Iya, mending duluan, Re mungkin masih lama di lab, kalau nungguin dia, bisa mati kelaperan aku, Dia nggak mungkin marahkan ya?
Jangan terlalu banyak berpikir key, mau ke kantin doang ribet banget mungkin saja Mery sama Kania masih di sana.
Iya juga.Setelah berjalan berapa menit sekarang aku sudah duduk
di bangku kantin nungguin pesenanku datang,
Mery sama Kania nggak ada
di sini.
Ke mana tuh anak dua?"Ini Neng Keyzia pasananya."
"Makasih ya Bik"
"Bodoh ah, mau ada Mery sama Kania apa nggak yang penting makan dulu." gumamku sambil
mengaduk-aduk bakso
dimangkuk-ku menambahkan sedikit kecap manis dan saos sambal ke dalamnya, aku nafsu bener ngelihatin bakso ini sampe rasanya nggak sabar kayak gini.
Ini gara-gara efek nggak sarapan tadi pagi.Aku menyesap teh botol dan mulai menyendok bakso
ke dalam mulutku.Prak!
Suara hentakan tangan di
meja-ku berhasil membuat
aku terlonjak."He! Tumben lo sendiri!
Nggak nempel sama Re lo!
Gila ada ya! cewek kayak lo!
Sok imut! sok polos! buat narik perhatian cowok!
Kampungan tahu nggak! ""Maksud kamu apa, Ta?"
Aku mendongak menatap Dita dan empat temannya yang berdiri di samping meja-ku.
Sebelah tangan Dita masih menempel di meja sementara sebelah tangan yang satunya berkacak di pinggang.
Tiga teman di belakangnya juga tak kalah. Mereka berdiri angkuh berkacak pinggang
menatapku seperti aku hewan buruan mereka."Masih nanya lagi!
lo tahu diri dong!
Lo nggak pantes dekat-dekat Reyhan !""Maaf kalau yang kalian maksudkan Reyhan, kalian salah paham, sebaiknya aku pergi"
Tak ingin memperpanjang masalah lebih baik aku menghindar.
Dita dan gengnya suka bertindak brutal aku nggak mau punya masalah dengan mereka.
Aku bangkit berdiri dan keluar dari kursi.
Hendak melangkah pergi."Tunggu dulu cewek lenje!
Kami belum selesai!"
Dita menyentak tanganku membuat aku terdiam di tempat."Lo tahu nggak! Muka lo tuh
Kayak teh botol ini ni!
Butek!
Nggak ada bening-beningnya!"
Dita mengguyurkan teh botol-ku ke lantai tepat di hadapanku.Aku ingin marah tapi mulutku seperti terkunci, hasilnya aku hanya mematung menyaksikan perbuatan mereka.
Aku tidak tahu kenapa aku jadi membeku seperti ini.
Mungkin ini semua karena rasa malu yang menjalari hatiku.
Melihat tatapan semua
anak-anak di kantin ini benar-benar membuatku malu."Pergi sana lo! dasar cabe! "
Dita mendorong pundakku
Membuat aku jadi limblung hingga jatuh terduduk di lantai.
Semua mata di kantin ini menatapku ingin tahu.Aku tertunduk, tengkuk ku terasa berat dan kaku.
Aku malu untuk mengakat wajahku, aku benar-benar malu melihat tatapan mereka.Kurasakan sepasang kaki berjalan mendekatiku.
"Kenapa kau duduk di lantai?"
Suara ini?
Aku menatap sepasang kaki yang sudah berdiri di hadapanku, dan sepatu ini, ini sepatu Re.
Ini benar-benar memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance Vaganza
RomanceBerawal dari kejadian tak terduga menjadikan Zia, harus rela menjadi boneka seorang Re, cowok tampan yang menyimpan sejuta misteri. Ini tentang Meykeyzia cewek ceroboh yang berusaha menemukan cinta. Dan tentang cowok yang super sempurna yang digilai...