Chapter 3

790 147 110
                                    


"Ya, halo."

"Halo, Zia, lo dengar gue kan?"

"Ya Mer, kenapa?"

"Lo kenapa Zia? Suara lo nggak banget."

"Hmm!"

"Wah kalau lagi gitu, pasti ada yang seru, gimana? Berhasil dapetin pangeran berkuda putih?"

"Berhasil pala lo peang!"

"Wah wah, maksudnya apa tuh?"

"Hari ini gue hampir mati
dikejar sama cowok!"

"Wah! Hebat dong, baru kali ini ada sejarah Keyzia dikejar-kejar cowok."

"Maksud gue bukan dikejar kayak gitu! Dia tuh kejar gue mau minta ganti rugi."

"Ganti rugi? Memang lo ngapain dia?"

"Gue nggak sengaja mecain kacamata-nya."

"Terus, lo ganti?"

"Nggak, kacamatanya mahal mana ada duit gue buat ganti kacamata."

"Jadi dia ngerelain kacamatanya?"

"Enggak, gue kabur."

"Parah lo, Zia."

"Lo tahu berapa harga tuh kacamata?"

"Seratus ribu."

"Tiga juta Mer!"

"Yang bener?"

"He-eh, Karena itu gue lari sampe kaki jadi lecet-lecet kayak gini."

Aku sedikit membetulkan posisiku duduk bersandar
di pangkal Springbed dengan kedua kaki yang kubiarkan berselonjor.

"Cowoknya ganteng?"

"Ganteng, tapi ganteng-ganteng serigala!"

"Bisa aja lo Zia. Kalau cowoknya GGS benaran ganteng dong?"

"Ganteng sih iya, tapi gue berharap nggak bakalan ketemu lagi sama tuh cowok!"

"Udah jangan sewot.
Zia gue nelpon lo buat ngasih tahu, besok siap-siap ya,
entar gue sama Kania jemput lo di rumah jam sebelas. Inget tuh! jangan masih molor!"

"Mau jemput gue, memang mau ke mana?"

"Udah ya Zia, Raffi datang tuh gue tutup dulu ya."

Tut...
Tut....

"Dasar Mery, kalau sudah ada Raffi, selalu kayak gini main tutup seenaknya.
Kira-kira Mery sama Kania mau ngajak kemana?
benar-benar tuh anak dua!
Iya juga, besok hari minggu tumben-tumben mereka nggak jalan bareng Raffi  dan ifu.
Bodoh ah, aku bisa manfaatin mereka buat nemenin nyarih pangeran berkuda putih. Entah keselip di mana tuh pangeran, mau di gorong-gorong kek! comberan kek! nggak peduli. Besok pokoknya harus dapetin pangeranku.

Senin sudah mulai masuk kampus, pokoknya hari pertama
di kampus aku harus sudah punya cowok.

Haduuh kakiku pegel-pegel
semua.

"Tenang Key, masih ada hari esok."

Aku merebakan tubuhku dan tersenyum membayangkan hari esok yang indah.
Mejemin mata terus tidur.

***

Reyhan Pov

"Sial! awas saja kalau sampai ketemu!"

Aku mengumpat kesal
saat ini aku baru saja masuk
ke dalam apartemen-ku.

"Benar-benar menyebalkan!
Dasar gadis gila!" umpatku lagi,
sambil bergerak membuka kancing kemeja ditubuhku yang sudah basah dibanjiri keringat.

Romance VaganzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang