Semua orang tau hampir setiap tahun ada perang dinegeri ini. Tak lain karena ulah kaum pengacau itu. Apakah mereka tak lelah dengan semua kekalahan itu? Jika aku menjadi mereka, aku akan memilih mempertahankan kerajaanku sendiri dan mengembangkannya daripada merebut yang bukan hakku.
Banyak dari pasukan kami yang terluka parah dalam pertempuran kecil hari ini. Harsh menyerang bagian kecil dari selatan kerajaan. Tapi walau bagaimanapun zayn tetap yang terbaik. Dengan dipimpin olehnya, pasukan kami mampu memukul mundur pasukan musuh dan mengamankan perbatasan. Tapi bagaimanapun aku kelelahan mengurusi para tentara yang terluka. Apalagi keluarga mereka. Sangat kasihan.
Aku sekarang sudah terlalu lelah bahkan untuk makan malam sekalipun. Rasanya hanya ingin mengambil bantal dan mendengkur semalaman. Tapi peraturan tetap peraturan. Tak ada yang boleh meninggalkan makan malam tanpa alasan yang jelas.
Aku memasuki ruang makan dengan mata setengah terpejam. Aku bahkan tak menyisir rambutku setelah mandi. Terlalu malas. Baik kuakui aku gadis yang malas, tapi jika kalian menjadi aku kuyakin kalian akan melakukan hal yang sama. Kebaikan kerajaan ini lebih penting daripada penampilanku.
"Astaga, emma. Apa yang kau lakukan?!" pekik ibu membuatku terlonjak dan membuka mataku secara sempurna. dasar ibu.
"ada apa sih, bu. Aku lelah" kataku malas. Jadi keluarga kerajaan memang sulit dan rumit.
"kau mempunyai pelayan. Fasilitas semua sudah lengkap. Setidaknya suruh pelayang menyisir rambutmu. Lihat, bekas air liurmu itu. Sangat memalukan. Kau ini seorang---". "ssttt" potongku dengan cerocos ibu yang sangat cerewet. Ibupun seketika bungkam dan menghela nafas kasar. Aku bersikap seolah sangat lemah dan berjalan dengan asal agar ibuku merasa kasihan dan tak terus-terusan memarahiku. Pun aku menarik salah satu kursi disamping ibu dan mendudukan diri.
"apa kau tidak malu. Ada zayn disini!" sambungnya. Aku membelalakkan mataku. Aku memutar pandanganku ke semua kursi. Benar!!! dia ada disini sedang menatapku dengan ekspresi yang sulit kuartikan. Apa yang dia lakukan? Inikan meja makan khusus keluarga kerajaan. Mana penampilanku sangat kacau seperti ini. Bisa kalian bayangkan betapa malunya aku sekarang.
"ke..kenap...kenapa??dia disini, bu?" tanyaku gelagapan.
"dia kan gurumu. Jadi ibu mengajaknya makan malam bersama untuk menanyai seputar perkembanganmu" jawab ibu polos.
Aku segera merapihkan diriku melihatnya.
"haha.. Yang Mulia, santai saja. Ini hanya saya" ucapnya sambil tertawa. Aku melotot kepada ibuku dan ibu malah menggelengkan kepala prihatin. Aku kan belum terlatih sebagai seorang puteri,,,, wajar lah.
Tak lama pelayan datang menyajikan beberapa hidangan yang terlihat sangat lezat. Aku hanya mengambil buah-buahan karena biasanya memang aku tak terlalu suka makan berat. Lagipula aku harus menjaga bentuk tubuhku supaya tetap cantik. Mungkin saja zayn akan menyukaiku.
"bagaimana perang di grewsel? Apa Pangeran Harry sudah berhasil membalas para harsh itu?" ucap ibuku kepada zayn. Ia sedikit mengangkat kepalanya sebelum menjawab.
"iya, Yang Mulia. Beritanya baru sampai sore ini." jawab zayn dengan nadanya yang santai tapi tetap sopan.
"Dia memang yang terbaik" ucap ibuku memuji Harry, entah siapalah dia itu. Aku hanya diam menyantap makananku. Bagiku tak penting untuk nimbrung perbincangan mereka, pada dasarnya aku tak tahu apapun.
"Benar, Yang Mulia. Dia sangat cocok dengan tuan Puteri." Aku hampir tersedak mendengar namaku disebutkan. Tentunya karena kata 'sangat cocok' itu. Hei, bahkan aku tak mengenal siapa yang mereka bicarakan sedari tadi dan tiba-tiba mereka mengatakan bahwa aku cocok dengan orang tak kukenal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAND OF FAIRY TALES (HARRY & ZAYN)
FanfictionHanya hidup, bertahan hidup dengan normal. Asalkan bisa bernapas, berjalan, dan merasakan indera, aku sudah puas. Namun semua berubah saat dunia aneh ini menarikku. Dan mempertemukanku dengannya. Nafasku tak lagi berguna, hanya dia....nafasku untukn...