Chapter 6: Berry's Gardes and stalker

262 16 0
                                    

Emma's pov

Setengah jam lagi perias akan datang. Ibu pasti akan memaksaku memilih beberapa gaun dan peralatan berdandan lagi, membosankan. Sebelum hal itu benar-benar terjadi baiknya aku segera melancarkan misi rahasiaku.

Aku mengencangkan ikat pinggangku. Hari ini akan kumulai petualangan seharian penuh. Berkeliling desa pasti akan sangat menyenangkan. Sesekali rasanya memang perlu menjadi rakyat biasa untuk mengetahui beberapa kekurangan dan memperbaikinya. Tapi hari ini aku tidak berpikir untuk mengajak zayn. Kurasa bukannya ikut, dia justru akan melaporkanku pada ibu.

Aku membuka jendela kamar lebar-lebar lalu turun dengan berpegangan pada balkon kamar. Sekarang jarak antara kakiku dengan tanah semakin dekat. Dengan sedikit pertimbangan kulepas peganganku dan akhirnya tubuhku berhasil mendarat ditanah dengan selamat. Sekarang tinggal tembok ini. Setinggi dua meter, bahkan sangat mudah bagiku melewatinya apalagi penjahat. Seharusnya tembok ini dipertinggi untuk memperketat penjagaan. Disisi kanan ada dua penjaga tapi disebelah sini tak seorangpun menjaga. BAiknya aku lewat sebelah kiri saja. Untunglah otot lenganku ini cukup kuat, tak ada ruginya selama ini aku menjadi upik abu dikantor. Setelah berhasil naik aku menengok kebelakang dan ternyata penjaga-penjaga itu sangat payah, mereka tak menyadari adanya penyelinap. Cukup yakin akupun terjun dari atas tembok pembatas itu.

Namun perasaanku terhadap tubuhku aneh. Bukan merasa diatas tanah yang datar aku justru merasa mendarat pada sesuatu yang..... entahlah, seperti tubuh manusia kurasa. Akupun mengangkat wajahku.

Benar saja. Ternyata aku mendarat didada manusia.

Astaga. Manusia?? Siapa?? Pasti sangat sakit baginya.

Orang itupun mengangkat kepalanya melihatku. Mata hijaunya terbelalak melihat siapa yang menindihnya, begitupun aku yang menyadari siapa yang kutindih. Harry....ya itu harry. Akupun segera bangkit dari atas dada bidangnya.

"Em...emm. Ap...apa yang kau lakukan disini??" Tanyanya seperti terkejut. Aku meletakkan jari telunjukku didepan bibirku mengisyaratkan padanya untuk diam.

"Diam. Jangan bilang siapapun kalau aku keluar istana" bisikku lirih.

Aku berdiri dan membersihkan debu dipakaianku. Iapun melakukan hal yang sama.

Setelah kurasa cukup akupun bergegas meninggalkan tempat ini sebelum semuanya itu menemukanku.

AKu akan menuju kepasar desa untuk melihat aktivitas para rakyatku. "Memang kenapa kau menyelinap seperti ini?" Tanya seseorang dari arah sampingku. Aku menoleh dan betapa terkejutnya aku mendapati harry yang tiba-tiba sudah ada disampingku.

"Apa yang kau lakukan?! Kau mengikutiku?" Sentakku.

"Iya. Kenapa?!" Tanyanya cuek. haissh..pria ini benar-benar.

"Kembalilah! Jangan ikuti aku!" Ucapku sinis. Aku mempercepat jalanku. Namun bodohnya. Bagaimanapun ia tetap tak akan kewalahan mengikutiku. Kakiku kalah panjang dengannya, langkahnya juga lebih lebar dariku. Sia-sia.

"Kenapa? Aku tak akan merepotkanmu. Justru mungkin kau akan membutuhkanku nantinya" ucapnya angkuh. Aku memutar mataku remeh.

"Tidak. Kau akan mengangguku!" Ucapku sambil menyilangkan tanganku didepan dada.

"Tidak. aku akan diam dan tenang" Ucapnya tetap membantah. Dia ini seperti anak kecil yang merengek minta diajak ke kebun binatang saja.

"Harr..jangan kekanakan!"

"baik. AKu akan kembali dan melaporkanmu kepada ibu ratu"

Astaga. Sekarang ia bahkan berani mengancamku.

THE LAND OF FAIRY TALES (HARRY & ZAYN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang