Sangat beruntung ternyata saat mereka kembali turun, para penjaga belum ada yang terbangun. Memanfaatkan kesempatan itu mereka melucuti pensenjataan dan seragam para penjaga itu untuk dipakai louis dan liam.
Sekarang akan lebih mudah bagi mereka melewati kerajaan ini karena jumlah anggota yang sudah bertambah.
Tak lupa mereka menutupi bau tubuh mereka dengan daun malgensa, ternyata emma menyiapkan dalam jubahnya. Setelah merasa siap untuk pergi mereka kembali menyusuri lorong menuju halaman tengah dimana para prajurit dan penyihir berlalu lalang.
Sangat aneh tawanan penting diletakkan didaerah pojok istana dan disekelilingnya sepi. Tapi siapa sangka emma dan harry mampu melumpuhkan ratusan orang didepan dengan cepat.
"kalian lebih baik mencari kuda disebelah sana dulu. Aku dan emma akan kehutan, kuda kami ada disana." Harry menunjuk kearah tempat para prajurit berlatih, disana terdapat kandang kuda kerajaan.
"darimana kau tau?" tanya liam heran."karena bau kotorannya sudah sampai kesini." Celetuk emma membuat yang lainnya ikut tertawa.
Istana ini memang tidak menjaga kebersihannya dengan baik.
Setelah itu mereka berpisah dengan rencana masing-masing. Louis dan liam menuju ketempat itu. Tampak banyak sekali prajurit sedang berlatih. Tempat itu sangat luas dan hitam, kotor. Banyak lumpur dimana-mana, bahkan ada juga prajurit berbadan besar yang beradu gulat diatas kubangan lumpur hitam yang lembek dan kental itu.
Tanpa berbicara, liam dan louis berjalan wajar melewati para tentara harsh itu. Mereka langsung meraih tali pengikat dua kuda yang kelihatannya sehat dan melepasnya. Mereka menarik tali dari masing-masing kuda dan membawanya hingga keluar gerbang tanpa ada yang mengetahui penyamarannya.
"hei kalian!!" seseorang menghentikan langkah mereka."apa?" tanya louis tanpa menengok.
"kalian mau kemana dengan kuda itu?" tanyanya datar.Liam memutar otak untuk mencari alasan.
"kami akan berkeliling melacak keberadaan pangeran harry dan puteri emma. Kudengar mereka disekitar sini." Jawab liam seadanya. Berhubung memang itulah alasan paling mendekati.
"baiklah. Bisa tolong antarkan aku pada ratu thressa?" liam dan louis membulatkan matanya dengan sempurna saat nama thressa yang pantangan untuk disebut ditempat ini disebut.
"apa kau gila?!" pekik louis tak percaya dengan yang dikatakan orang harsh itu."aku tau siapa kalian, para pangeran grewsel!" ujar pria itu setengah terkekeh. Liam dan louis menengok kearah pria itu dan nampaklah seorang pria berjubah coklat persis seperti yang digunakan para penyihir. Ia berdiri disamping pohon apel yang berada tak jauh dari pintu gerbang sambil memegangi tali kudanya.
"siapa kau?" tanya liam ketus.
"jangan khawatir. Aku ada dipihak kalian. Aku juga sedang menyamar." Ucap pria itu dengan nada santai. Ia kemudian naik di atas kudanya.
"ayo kita susul puteri emma dan pangeran harry!" ia langusng melajukan kudanya melewati jalan yang lurus menuju hutan itu.
Menyadari keanehan itu louis dan liam langung menyusulnya dengan cepat. Siapa tahu ia bukan orang baik dan akan mencelakai emma dan harry.
**
Emma's POVCukup lelah berjalan dari istana jelek itu kemari. Tapi syukurlah akhirnya kami sampai juga.
"harr! Apa kau punya air untuk diminum?" tanyaku sambil mendudukkan diri ditanah sambil menunggu liam dan si cerewet.
"sayangnya sudah habis, emm." Jawab harry menyesal. Huhh aku bisa mati dehidrasi kalau begini caranya. Apa aku harus mengunyah salju ini saja. Ahh tidak mungkin, ini pasti penuh dengan racun harsh.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAND OF FAIRY TALES (HARRY & ZAYN)
FanfictionHanya hidup, bertahan hidup dengan normal. Asalkan bisa bernapas, berjalan, dan merasakan indera, aku sudah puas. Namun semua berubah saat dunia aneh ini menarikku. Dan mempertemukanku dengannya. Nafasku tak lagi berguna, hanya dia....nafasku untukn...