"apa yang terjadi, harr? Kenapa dia pergi seperti itu?" teriak liam saat melihat emma melajukan kudanya dengan tergesa.
"apa puteri marah? Apa yang kau katakan padanya?" sahut niall sambil mendekat ke harry ia merasa tuan puterinya dijahati oleh seorang pria didepannya ini, dan ia tak terima akan hal itu. Walau niall tahu dengan siapa ia sedang berbicara sekarang.
Harry tetap terdiam. Ia masih merenungi apa yang dilakukannya beberapa menit lalu. Apakah ia salah mengatakan itu?
"apapun yang kau katakan padanya itulah hal bodoh, karena kau tak tahu apa-apa tentangnya." Hardik niall pada harry.
Mendengar nada menyentak niall harry memanas. "jika aku tak tahu apapun tentangnya, lalu apa yang kau tahu?" sentak harry balik.
Salah satu ujung bibir niall mengangkat, menatap harry remeh. "aku tahu tentangnya melebihimu karena yang kautahu itu hanyalah tunanganmu, bukan puteri emma!"Merasa sangat kesal, niall menyusul kearah emma pergi.
"harry! Ada apa denganmu? Tak seharusnya kau membentak wanita seperti itu!" omel liam. Harry hanya tertunduk lesu. Yang ada dipikirannya hanyalah 'berakhir'. Terngiang perkataan niall beberapa waktu lalu. 'yang kau tahu hanyalah tunanganmu, bukan puteri emma' itu mengatakan seolah mereka dua orang yang berbeda.
Semua benar berakhir sekarang. Hubungannya dengan emma. Persahabatan mereka. walau tak menjadi kekasih setidaknya mereka bisa bersahabat sebelumnya, tapi sekarang. Mungkin menatap wajah harrypun emma enggan.
"itu benar harr! Walaupun aku tak suka dengan emma tapi kau tak boleh seperti itu padanya!" kini giliran louis yang membela emma.
"kau pi—" belum sempat harry melontarkan kalimatnya yang penuh kekesalan, niall datang dengan wajah panik.
**
Entah apa yang telah menuntun jalan emma, akhirnya ia sampai di luar hutan wilayah harsh. Sudah beberapa jam ia memacu kudanya berlari kencang. Dirasanya ia sudah sangat pegal dan butuh istirahat. Lumayan aman disini.
Ia membawa kudanya ketepi sungai yang airnya sangat jernih dan dingin. Ia membiarkan kudanya untuk sekedar minum air dan dirinya juga bisa membersihkan badan.
"Emma?" terdengar suara seorang pria memanggil namanya membuat emma menoleh spontan.
Senyum lebarnya langsung mengembang mengetahui siapa yang datang. "zayn!" pekiknya bahagia lalu berlari menghampiri pria yang sedari tadi dipanggil-panggilnya dalam hati.
Ia langsung mengikat tubuh zayn dengan kedua lengannya yang ia lingkarkan. Saat mengingat kejadian beberapa saat lalu air matanya kembali menetes, nafasnya kembali sesenggukan.
Kening zayn mengernyit menyadari ada yang salah dengan emma. Ia sadar emma hanya sendirian sedari tadi, tak ada harry dan lainnya disekitarnya, dan terakhir ia menangis. Merasa khawatir ia melepaskan emma menjauh perlahan.
Emma menatapnya nanar dengan air mata yang menetes tiada henti. "darimana kau tahu aku disini?" tanyanya sambil memasang senyum palsu.
"richa yang menuntunku pada pemiliknya." Jawab zayn menunjuk richa yang ada dibelakangnya.
Zayn memegang kedua lengan emma dan menatapnya tajam. "katakan padaku! Kenapa kau menangis dan dimana yang lainnya?" tanyanya tegas. "apa mereka tak menjagamu?" ia menanyakannya dengan kening yang berkerut menandakan keheranan.
Emma tak menjawab. Ia tak tahan mengingat bentakan harry padanya. Sebenarnya bukan hal yang baru seseorang memperlakukannya seperti itu. Tapi emma merasa ini berbeda, ini harry. Apa karena ia sahabatnya, atau karena ia merasa bersalah? Emma sendiri bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAND OF FAIRY TALES (HARRY & ZAYN)
FanfictionHanya hidup, bertahan hidup dengan normal. Asalkan bisa bernapas, berjalan, dan merasakan indera, aku sudah puas. Namun semua berubah saat dunia aneh ini menarikku. Dan mempertemukanku dengannya. Nafasku tak lagi berguna, hanya dia....nafasku untukn...