Suara tawa anak-anak terdengar mengalahkan keramaian desa. Emma menoleh saat harry, niall, dan louis menghampirinya.
"oh.. sudah waktunya?" tanyanya dengan alis terangkat.
"Iya. Emma, segera siapkan barang-barangmu." Ucap niall.
"Aku sudah menyiapkannya sejak pagi sekali." Jawab emma dengan senyum simpulnya. Harry berusaha mengatur ekspresi didepan emma.
Salah seorang panti itu menghampiri emma dan menarik lengan bajunya pelan. "Jadi kau akan meninggalkan kami sekarang, charlotte?" tanyanya dengan suara kecil yang menggemaskan.
Louis menyenggol lengan harry membuat pria itu menoleh. "Kau ini kenapa sih? Dari tadi terus tengok kanan, tengok kiri, tengok belakang. Seperti orang kebingungan saja. Kau belum ke toilet pagi ini?" Tanyanya kesal. Benar, memang sedari tadi harry menghindari kontak mata dengan emma. Takut-takut kalau ia tidak bisa mengontrol diri dan akhirnya malah salah tingkah.
Kejadian semalam terus berputar di otaknya. Siapa yang menyangka? Sebenarnya semalaman harry sama sekali tidak bisa tertidur. Dan semua yang dikatakan emma terekam dengan jelas plus disalin di otaknya. Emma terus menerus membuat gerakan yang menyebabkan berisik dan selanjutnya ia malah melakukan hal gila dengan menyatakan perasaannya pada harry yang sedang tertidur. Padahal sebenarnya ia tidak tidur sama sekali. Dan pernyataan itu sukses membuat harry tersenyum semalam suntuk dan baru bisa terpejam saat ayam mulai bersiap-siap untuk berkokok, alias subuh.
"Maaf, anak-anak. Aku harus segera pergi. Ada hal penting yang aku harus lakukan. Maaf ya, nanti kalau aku lewat sini lagi, aku janji akan mampir." Ucap emma membujuk anak-anak itu.
Dua bocah yang akhirnya berteman karena emma-pun mendekat dan langsung memeluk emma erat, diikuti beberapa anak lain dibelakangnya. Dan pemandangan semacam itu sungguh dinikmati oleh harry.
"Dia bahkan bisa mengambil hati semua orang saat dikenal sebagai gadis biasa, bukan seorang puteri." Gumam niall takjub.
Sesaat kemudian mereka melepas emma.
"Harold! Awas kalau kau membuat emma bersedih lagi!" ancam cella dengan mengangkat tinjunya, harry sukses dibuat mendelik. Niall dan louis tertawa sedangkan emma hanya mampu menahan pipinya agar tidak menampilkan semu merahnya.
Kini dan giliran nenek panti yang memeluk emma. ia membisikkan sesuatu di telinga emma. "Apapun itu, pikirkan dengan hati. Jangan dengan mata. Mata bisa tertipu tapi hati tidak akan pernah."
Belum sempat emma bertanya maksud dari nenek itu tapi nani sudah memotong pembicaraannya dan menunjukkan sebuah kalung ditangannya. "Ini hadiah dari kami. Anak-anak yang membuatnya." Ucapnya dan diiyakan anggukan oleh anak-anak.
Emma menerima kalung kain dengan bandul ukiran kayu berbentuk hati. "Cantik sekali.." puji emma sambil mengalungkannya di leher membuat anak-anak itu tersenyum.
"Yasudah, aku pamit dulu ya!" ucap emma melambaikan tangannya sambil pergi menjauh. Semua melambaikan tangannya pada emma sambil tersenyum. Emma berusaha naik ke kudanya namun beberapa kali kesulitan sampai sebuah tangan terulur emma menoleh pada pemiliknya.
Matanya terkesiap begitu mengetahui orang itu adalah harry. Ia meletakkan tangannya di telapak tangan harry dan mulai menaiki kudanya
Setelahnya harry juga naik ke kudanya. Emma kembali melambaikan tangannya pada orang-orang desa itu. sesaat kemudian mereka mulai pergi.
Emma tersenyum sendiri. Bagaimana dalam waktu satu malam saja ia sudah punya ikatan yang kuat dengan anak-anak panti itu?
**
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAND OF FAIRY TALES (HARRY & ZAYN)
FanfictionHanya hidup, bertahan hidup dengan normal. Asalkan bisa bernapas, berjalan, dan merasakan indera, aku sudah puas. Namun semua berubah saat dunia aneh ini menarikku. Dan mempertemukanku dengannya. Nafasku tak lagi berguna, hanya dia....nafasku untukn...