Kedua kubu berhadapan di tanah lapang yang gersang itu. Dengan masing-masing formasi disusun dengan penuh strategi. Musuh tidak ada yang mengetahui secara pasti letak harry, namun tidak dengan emma. Gadis itu nampak dengan samar melalui teropong yang diarahkan dari menara raja raved. Jelas saja, emma berdiri di atas pagar beton benteng yang lumayan tinggi, dibagian samping menara pengamat. Dua permata kedua kerajaan memiliki posisi yang aman namun mudah menyerang.
"Benar kata orang. Gadis itu memang benar-benar cantik." Ucap raved dengan seringainya. Michael hanya menyimpan rasa penasarannya dalam hati.
"Mungkin itu kenapa Pangeran Zayn sangat mencintainya." Jawabnya.
"Persetan dengan cinta." Gumam raved dengan muka jahat.
Disisi lain emma memegang busur di tangan kirinya. Ia berdiri tegak dengan teropong di tangannya pula. Melihat lautan manusia di depan matanya. Ia menggenggam kalung yang melingkar anggun di lehernya, kalung dari cella dan phoebe. Ia menggenggam gelang ditangannya, gelang perak pemberian harry. Ia menyatukannya dalam pelukannya di dada sambil terpejam. Janji itu, janji pada ibunya, janji untuk membalaskan kematian sahabat-sahabatnya. Dan juga demi pria disana, yang berdiri diantara pasukan lain. Emma dapat melihatnya dengan jelas dari sini. Dengan wajah tegasnya yang mulai disukai emma. iya, sekarang emma suka wajah datar itu.
Ia sama sekali tidak takut seperti dulu. Karena pada kenyataannya, hidup di tempat ini memang menempa jiwanya sehingga sama dengan harry. Mereka memang sama, dengan emosi berkobar-kobar. Dengan sifat keras. Emma yang dulu hanya senang bertarung, kini senang menggunakan pertarungan untuk membela kebenaran. Bukan hanya pertumpahan darah yang sia-sia namun pertumpahan darah yang bernilai sejarah.
Ditempat lain, harry menggenggam pedangnya yang masih disarungkan. Pedang yang ia katakan pada emma jika ia hanya akan menggunakannya dalam peperangan besar saja. Dan inilah saatnya.
"Tolong jaga gadis itu disana." Gumamnya mendongakkan kepalanya menatap seorang gadis yang tengah berdiri tegap di atas pagar besar itu, disisi kanan menara pengamat satu. Disisi lain emma sedikit terkejut saat harry menoleh dan nampak di teropongnya. Namun senyumnya langsung merekah, ternyata pria itu masih ingat padanya walau disaat seperti ini.
Pertarungan tinggal menunggu detik. Akhirnya kedua belah pihak membunyikan genderam perangnya.
Dengan cepat pasukan bergerak maju saling menyerang. Benturan hebat langsung terjadi. Bunyi dentingan pedang dimana-mana.
Akhirnya seluruh bagian formasi saling berbenturan. Harry mulai menghulus pedangnya. Disaat awal seperti ini tenaganya masih penuh.
Emma memasangkan anak panahnya dan mulai berancang. Ia letakkan senjatanya itu dan menariknya, membuat tubuhnya ikut menyerong. Ia menajamkan penglihatan.
"BIDIK!" teriaknya kencang. Para pasukan pemanah mulai menyiapkan panah dan busur mereka hingga terdengar suara deritan dari tali yang serat.
"TEMBAK!!" anak panah dilepaskan. Berterbangan seperti capung-capung yang berkoloni. Dan akhirnya menunjam di tubuh musuh. Sebagian pasukan itu tumbang.
Namun mereka tidak tinggal diam. selang beberapa menit kemudian, anak panah lain menyerang balik secara brutal menyebabkan beberapa anak buah emma tumbang. Emma langsung menyembunyikan dirinya dibalik tembok pembatas.
Sama halnya dengan emma, niall juga menyerang. Namun pria itu melakukannya lebih cepat, sehingga mereka kurang sempat untuk melakukan balasan. Namun disisi lain terkadang bidikan pasukan nial kurang pas karena tergesa. Dan kelemahan lainnya, anak panah yang terbuang sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAND OF FAIRY TALES (HARRY & ZAYN)
FanfictionHanya hidup, bertahan hidup dengan normal. Asalkan bisa bernapas, berjalan, dan merasakan indera, aku sudah puas. Namun semua berubah saat dunia aneh ini menarikku. Dan mempertemukanku dengannya. Nafasku tak lagi berguna, hanya dia....nafasku untukn...