Chapter 16 : Broke Up

273 29 5
                                    

Finally bisa apdett!!

Sumpah demi apapun w kangen beugedz sama story ini:( maaf di chapter ini banyak kata kata kasarnya dan engga greget atau apapun itulah kekurangannya, aku juga manusia kawan:(wkwk maafin gue juga sayang kalo lama banget apdetnya :( sebenernya chapter ini udah jadi dari berhari hari yg lalu, tapi w mager ngetik, eh sekalinya mau ngetik ternyata wattpad gabisa dibuka, ajg kan:( banyak bacot ish gua :( hehe

Happy Reading :*

*******************

-Liam POV-

Lelaki brengsek! Lelaki keparat! Bisa-bisanya dia berselingkuh bahkan berciuman dengan wanita lain dibelakang Kyle.

Ya, wanita itu adalah Zoey.

Lagian, apa Zayn buta? Jelas sekali jika Kyle itu jauh lebih baik di bandingkan dengan Zoey. Lihatlah Zoey, apakah dia terlalu miskin untuk membeli baju yang lebih layak dari baju yang sering di pakainya itu?

Andai saja Kyle mempercayaiku dati awal. Pasti dia tidak akan sesakit hati ini.

Sebenarnya, bukan salah Kyle juga sih. Tapi salah si brengsek itu! Rasanya saat pertama kali aku melihatnya berciuman dengan Zoey, aku ingin sekali menghancurkan wajahnya itu dengan tanganku. Bahkan kalau bisa aku ingin sekali membunuhnya. Tapi aku harus menahan nafsuku untuk membunuhnya dulu. Aku harus lebih mementingkan untuk menenangkan Kyle daripada harus mengurusi lelaki brengsek itu. Oh, menyebutkan namanya saja aku sangat malas. Dan mungkin aku akan membunuhnya di lain waktu.

Ah ya, soal kemarin malam aku yang akan mencium Kyle, itu benar-benar diluar dugaanku. Dan sejak itu juga, dia sangat jarang berbicara padaku. Bahkan tidak berbicara jika tidak benar-benar penting. Itu membuatku sangat awkward.

Pagi ini aku dan Kyle sudah ingin balik ke London lagi dan sekarang aku sudah membereskan barang-barangku dan tinggl menjemput Kyle di kamarnya.

Tok.. Tok.. Tok..

"Kyle?" panggilku setelah mengetuk pintu kamarnya.

Lalu tak lama kemudian Kyle datang dengan pandangan yang lesu.

Oh Tuhan, sunggu aku sangat tidak tega melihatnya seperti ini. Kantung mata yabg membesar, wajahnya yang pucat, dan mungkin rambutnya tidak di sisir.

Sedangkan di kamarnya terdapat sebuah koper beserta beberapa tas kecil yang berhiaskan tissue dimana-mana. Ada juga pecahan beling dan- oh apakah itu darah?

Seketika aku langsung memandangi Kyle dari atas sampai bawah, dan pandanganku langsung tertuju pada pergelangan tangannya yang terluka. Aku langsung mengambil tangannya untuk melihat lukanya.

"Aw!!" pekiknya.

"Oh sorry" aku merenggangkan peganganku pada tangannya dan mengajaknya duduk di pinggiran tempat tidur.
"Ini kenapa kok bisa jadi gini?" tanyaku.

Dia tidak langsung menjawab, melainkan menggeleng lalu memelukku dengan sangat erat sambil menangis di bahuku.

"Stop menangisi dia, okay? Sekarang biar aku obatin luka kamu dan kita pulang ke London" kataku.

--------------------------------

"Sekarang kamu istirahat ya. Biar nanti aku sama Sidney bantuin buat beresin barang-barang kamu" ucapku sambil menarikkan selimut untuk Kyle.

"Besok aku jemput kamu buat kuliah. Atau besok kamu mau izin dulu aja?" lanjutku.

"Um, gak usah, besok aku masuk aja. Aky udah kebanyakan bolos" jawab Kyle.

"Okay"

"Liam" panggil Kyle sambil menahan tanganku yang hendak pergi. Akupun memberikan tatapan 'ada apa?' ke Kyle.

DARE [ziam]//onholdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang