Hari-hari berlalu. Hari ini para siswa-siswi baru sudah resmi menjadi keluarga besar SMA Pertiwi.Pada jam istirahat, Melani duduk di kantin sendirian. Semangkuk bakso sudah ada di hadapannya, namun belum ia sentuh. Tiba-tiba lamunannya buyar ketika seorang siswi cantik datang menghampirinya, ia tinggi, cukup modis dengan make up tipisnya, dan murah senyum. Dia adalah Vania, saudara jauh Melani. Vania ditemani kedua sahabatnya
"Hai, Mel! Apa kabar? Kamu sekolah disini?"
"Hai, Van! Aku baik. Enggak nyangka ya, kita bisasatu sekolah. Gimana kabar kamu?"
"Aku juga baik. Muka kamu enggak berubah, ya? Padahal kita udah lima tahun enggak ketemu."
"Kamu sedikit berubah, Van. Kamu jadi makin cantik."
"Ah, kamu bisa aja. Oh iya, gimana kabar Kak Andre? Pasti makin ganteng."
"Baik juga."
"Oh iya, sampe lupa. Kenalin temen-temen aku! Mereka sahabat-sahabat aku dari SMP."
"Aku Winda." Winda juga sama cantiknya denganVania, sedikit lebih tinggi, rambutnya sengaja dipotong pendek berbando, tetapi masih membuatnya terlihat anggun. Tapi agak sedikit dingin, mungkin ia tidak bisa mudah ramah pada orang yang baru dikenalnya.
"Hai! Aku Lyla. Boleh kan kita gabung?" Seorang siswi seangkatan Melani, tinggi semampai, cukup cantik dengan rambut yang dibiarkan terurai sampai punggungnya, dan ia cukup ramah.Melani menyalami tangan keduanya.
"Melani."
"Boleh kan kita gabung?" ulang Lyla.
"Oh iya, sok aja,"Lyla, Winda dan Vania pun memesan makanan. Di tengah perbincangan mereka berempat terjadisebuah kegaduhan.
"Rendy..." teriak salah seorang siswi.
"Evan..." teriakan berikutnya.
"Bayu..." teriakan tak kalah hebohnya. Semua yang berada di kantin langsung mengerumuni siswa-siswa yang menjadi penyebab kegaduhan itu.Rendy? Sepertinya Melani tidak asing dengan nama itu. Tapi dia siapa, ya? Oh iya, ia baru ingat sekarang, Rendy adalah siswa senior yang membuatnya pingsan satu minggu yang lalu. Teman-teman pun yang tadinya duduk dan makan bersamanya, segera berlari menuju kerumunan orang-orang yang mengelilingi Rendy, Evan dan Bayu.Idih, ampe segitunya banget, sih. Emang dia siapa. Diperlakuin kayak pangeran. Lagian cewek-ceweknya juga mau-maunya ngagumin cowok ngeselin itu. gumam Melani dalam hati.
"Kak Rendy, aku Putri anak X-1. Ini ada kue buat Kakak." teriakan yang sekilas Melani dengar di balik kerumunan tersebut.
"Aku Vania. Ini ada coklat untuk Kak Evan."Banyak sekali siswi yang mengerumuni Rendy cs. Banyak pula di antara mereka yang memberi hadiah untuk Rendy dan teman-temannya.
"Please, yah!" juteknya mulai deh.
"Gue kesini mau makan. Bisa kan enggak usah ganggu? Dan gue enggak butuh barang-barang yang loe-loe semua," tangannya menunjuk sekeliling.
"kasih sama gue."Kedua sahabatnya hanya tersenyum mengerti melihat kelakuan Rendy. Ia pasti sedang bad mood.
------------
Keluarin dong Ren Mood kamu :(
kasian para fans kamu tuh :'))
