Andre pun bergegas menyusul Melani yang sudah siap untuk berangkat. Di rumah yang sederhana itu-rumah peninggalan kedua orang tua Andre dan Melani-mereka hanya tinggal berdua. Hidup bersama dan saling menyayangi. Sudah bertahun-tahun mereka hidup sebagai yatim piatu. Kedua orang tua mereka meninggal akibat kecelakaan pesawat yang sampai saat ini jasadnya belum juga ditemukan.Andrelah yang menjadi tulang punggu keluarga. Bekerja sebagai seorang karyawan swasta di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Banting tulang untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan kuliahnya, juga sekolah Melani.
"Salah kamu sendiri. Tadi malem bukannya tidur buat persiapan sekolah, malah nonton Harry Potter yang enggak penting itu."
"Kakak kan tahu sendiri Mel suka banget sama film Harry Potter."
"Idih, gitu aja marah." Andre mengacak-ngacak rambut Melani.
"Tapi Kakak enggak mau tahu. Pokoknya harus makan di sekolah. Kalo kamu sakit, Kakak yang repot, kan?"
"Sip, Bos!"Sampailah di gerbang sekolah SMA Pertiwi. Dari rumah Melani menuju sekolah hanya menghabisakan waktu 10 menit.
"Kak, nanti pulangnya enggak usah dijemput. Melmau ke toko buku dulu."
"Enggak mau Kakak anterin?"
"Mel kan udah SMA, masak kemana-mana harus sama Kakak. Apa kata temen-temen nanti?"
"Aduh adik Kakak udah gede ternyata,"
"Iya, dong. Ya, udah Kakak cepetan pergi. Nanti masuk kerjanya telat, lho." Melani mencium tangan Kakaknya.
"Hati-hati di jalan, Kak!" Motor Andre pun segera melaju dengan kencang dan hilang di balik tikungan jalan.
Vote sama Komentarnya Ditunggu ya
