19

6.8K 253 3
                                    

Di saat yang bersamaan Arini keluar dari dapur dengan semangkuk bubur di tangannya. Setelah memperkenalkan teman-temannya dengan Arini, Melani pun mengajak teman-temannya ke kamarnya. Arini pun menyuapi Andre.

"Aku ambilin minum sama cemilan dulu, ya!" ujar Melani sembari melemparkan tasnya ke atas tempat tidurnya.

"Eh, Mel!" panggil Winda.

"Sayang ya, kita ketemunya enggak dari dulu?"

"Emangnya kenapa?" tanya Melani heran."

Kakak kamu ganteng banget, tapi sayang udah punya calon istri."

"Kamu suka sama Kak Andre?"

"Ya iyalah, siapa yang enggak suka cowok secakep itu?"

"Katanya naksir berat sama Kak Bayu,"

"Aku kan enggak pacaran sama Kak Bayu," Winda jadi cemberut.

"Lagipula masih gantenganKak Andre daripada Kak Bayu."

"Kamu bisa aja,"

"Coba aja, kita udah kenal lama," kebiasaan Winda kambuh lagi-berkhayal.

"Mungkin aku yang bakalan jadi kakak ipar kamu. Aku kan lebihcantik dari Mbak Arini."

"Sebelum kamu, aku dulu kali." potong Vania.

"Aku kan yang lebih dulu kenal sama Kak Andre."

"Kamu kan sodaranya?"

"Kita sodara jauh,"

"Dan sebelum kalian bilang begitu, tanya dulu sama Melnya, mau enggak dijadiin adik ipar?" ledek Lyla.

"Bilang aja naksir juga. Syirik aja!" ujar Winda ketus.

Melani pun meninggalkan temen-temannya yang tengah ribut memperbincangkan Kakaknya. Melani kembali dari dapur dengan nampan yang berisi dua toples cemilan dan empat gelas es jeruk. Dan meletakkannya di atas meja belajarnya.

"Mel, kok kamar kamu sepi sih, enggak ada meja riasnya? Alat kosmetik kamu disimpen dimana?" tanya Vania.

"Aku cuma pencuci sama pelembab muka doang,kok. Kalo disimpen di meja rias, terlalu kegedean.Bikin kamar aku jadi sempit. Aku simpen aja di kamar mandi." jawab Melani.

"Ya ampun! Cuma itu doang?" tambah Winda.

"Mel, cewek itu harus ada parfum, body lotion, bedak, dan berbagai kosmetik penting lainnya."

"Pantes aja tiap ke sekolah muka kamu selalu kucel." ledek Vania.

"Emangnya kenapa kalo aku enggak suka dandan?"

"Enggak akan ada cowok yang mau deket sama cewek yang enggak suka dandan." jawab Winda.

"Tapi kan enggak semua cowok kayak yang kamu maksud. Ada juga cowok yang lebih suka ceweknya tampil apa adanya. Enggak harus selalu tampil cantik." balas Melani bijak.

"Intinya menjadi diri sendiri aja."

"Tapi kamu harus coba tampil seperti cewek-cewek pada umumnya. Qodrat kamu itu cewek, Mel." Winda terus memojokkan Melani.

"Aku enggak pernah nolak dilahirkan sebagai cewek. Ya, akulah seperti ini. Aku ingin jadi diriku sendiri. Aku enggak mau jadi orang lain buat narik perhatian."

"Udah, udah. Kok jadi ribut, sih?" relai Lyla.

"Niat kita kesini kan buat ngajarin Melani, bukan ribut masalah penampilan Melani." tambah Vania.

"Ya, udah. Kita mulai belajarnya sekarang!" perintah Lyla.

Perdebatan Melani dan Winda pun berakhir. Kini mereka mulai membuka buku. Dan satu per satu mulai mengajari Melani. Mereka sangat serius ketika mengajari Melani. Mereka adalah sahabat-sahabat yang patut diacungi jempol. Meskipun sebelum belajar sempat ada percekcokan, namun mereka tidak membuat masalah itu berlarut-larut.

--------*---*----------
Semangat Melani belajarnya ;))

Kakak Kelas JutekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang