15

6.9K 306 0
                                    

Pagi ini wajah Lyla terlihat lebih ceria dari biasanya. Dari masuk kelas sampai istirahat kerjanya hanya senyum-senyum saja. Dihukum Pak Sakti keluar kelas juga dia malah senyum, gara-gara tidak memperhatikan sewaktu Pak Sakti menerangkan logaritma. Membuat ketiga sahabatnya heran.Ketika istirahat di kantin Melani iseng bertanya,

"Kamu kenapa, La? Dari pagi keliatannya seneng banget?"

"Jelas dong aku seneng banget,"

"Seneng kenapa?"

"Emangnnya aku belum cerita, ya?" tanyanya balik.

"Makanya aku nanya juga," Winda jadi sebel sendiri.

"Aku takut liat kamu senyum-senyum sendiri dari pagi."

"Kemarin..." Lyla bercerita.

Lyla adalah ketua murid di kelasnya. Di akhir pelajaran Lyla diminta Bu Sanusi mengembalikan buku kimia ke perpustakaan. Buku berjumlah 35 buah harus dibawanya sendiri.Di depan perpus, ia berpapasan dengan Rendy yang tidak sengaja menabraknya hingga buku-bukunya berhamburan di lantai.

"Maaf," ujar Rendy ramah sambil membantu Lylamemunguti buku-buku yang berhamburan di lantai.

Lyla yang sejak pertama bertemu Rendy sudah jatuh hati padanya tak berkata apa-apa. Ia amat terkejut plus senang bisa berpapasan dengan Rendy. Ia masih tak percaya.Rendy juga membantu Lyla untuk mengembalikan buku-buku itu ke perpus. Lyla yang dari tadi tak mengeluarkan sepatah kata pun membuat Rendy pusing.

"Sorry, tadi gue bener-bener enggak sengaja," Lyla tetap tak menjawab.

"Loe enggak apa-apa, kan?"

"Oh iya, aku baik-baik aja, kok." Akhirnya bicara juga.

"Gue bener-bener minta maaf soal tadi,"

"Iya enggak apa-apa, kok." Lyla jadi grogi sendiri.

"Tapi makasih ya udah dibantuin."

"Iya, sama-sama." Rendy pun berlalu.

Mata Lyla tak berhenti memperhatikannya sampai Rendy hilang di balik pintu kelasnya.

"Oh, jadi gitu ceritanya," tungkas Winda.

"Jadi kamu udah lama suka beneran sama Rendy?"

"Iya..." jawab Lyla agak malu-malu.

"Mending juga Kak Evan," puji Vania.

"Udah ganteng, keren, jago basket."

"Eh..." Winda ikut nimbrung.

"Masih lebih bagus Kak Bayu, lah. Jago semua alat musik, romantis, suaranya juga bagus."

"Kenapa jadi malah banding-bandingin satu sama lain?" relai Melani.

"Kamu sendiri enggak ada yang dibanggain," ledek Vania.

"Melani mah jangan ditanya," tambah Winda.

"Pasti jawabannya mau fokus sekolah, enggak mau mikirin dulu cinta-cintaan."

"Emangnya kamu enggak pernah pacaran?" tanya Lyla.

"Aku pernah sekali pacaran," Melani curhat.

"Dan selama dua bulan pacaran, aku selalu makan hati."

"Jadi intinya kamu trauma?"

"Bukan trauma," sanggah Melani.

"Cuma sekarang kan aku udah SMA. Aku mau fokus belajar. Biar bisa masuk Universitas Negri."

"Emangnya kamu enggak punya gitu satu gebetan aja?" tanya Winda iseng.

"Kakak-kakak kelas kan pada keren-keren."

"Mungkin belum,"


------------
Ada apa dibalik semua ini??

Kakak Kelas JutekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang