Hari ini adalah hari dimana semua siswa-siswi kelas X menentukan ekskul apa yang akan ia ikuti. Melani memutuskan untuk mengikuti ekskulbasket. Sementara ketiga temannya, Lyla yang senang berkreasi dan pintar berbicara memutuskan untuk mengikuti ekskul jurnal. Vania dengan suaranya yang bagus dan Winda yang mahir dalam biola, mendaftarkan diri dalamekskul musik.Sesampainya Melani di lapang basket, ternyata semua siswa-siswi yang mengikuti ekskul basketsudah mulai pemanasan. Ketika Melani melihat siapa yang memandu pemanasan, ia sangat terkejut.
"Rendy? Kok dia, sih? Kenapa coba dia selalu ngintilin aku?" Ia pun teringat dengan kata-kata Lyla yang sempat menyebutkan bahwa Rendy adalah kapten basket. Ia lupa dengan yang satu itu.
"Hei, kamu yang disana!" teriak sang pemandu pemanasan.
"Sedang apa kamu disana? Sudah tahu telat, bukannya segera kemari. Malah bengong disana."Melani pun berlari menuju siswa siswi yang sedang melakukan pemanasan dan bergabung bersama mereka mengikuti pemanasan.Aduh, sial banget, sih! Kenapa harus ketemu dia lagi? gumam Melani dalam hati.
"Hei, kamu yang tadi telat!" Suara itu membuyarkan lamunan. Pemilik suara itu menghampiri Melani.
"Loe lagi? Bosen hidup gue ketemu loe terus."
"Emangnya aku suka ketemu kamu? Aku juga enggak tahu bakal ketemu kamu lagi."
"Loe ini udah telat dan enggak konsen pemanasan, masih berani jawab, ya?"
"Ya, maaf! Tapi kenapa sih kamu yang harus sewot? Pak Pelatih aja enggak sewot."
"Perlu loe ketahui, ya! Gue adalah kapten tim basket sekolah ini, sekaligus asisten Pelatih."
"Kok mau-maunya Pak Pelatih punya asisten kayak kamu?"
"Kenapa sih loe sinis banget sama gue?"
"Sekarang kita pikir aja mana ada orang yang gak sinis sama orang sejutek kamu?"
"Orang itu cuma loe doang."
"Pemanasannya cukup. Sekarang kita mulai dengan melempar bola basket. Silahkan buat dua buah shaf berhadapan." ucap Pak Pelatih, Pak Ardi.
"Rendy!" teriaknya.
"Iya, Pak!" Rendy segera menghampiri Pak Ardi. Pertengkaran antara Melani dan Rendy pun akhirnya selesai juga.
"Pandu semua anak-anak!"
"Baik, Pak." jawab Rendy.
"Ayo semua, gerak cepat!"Rendy mulai memperagakan cara memegang bola basket yang baik dan benar. Kakinya membentuk kuda-kuda dan badan agak condong ke depan. Telapak tangannya melekat di samping bola agak ke belakang, jari-jari terentang melekat pada bola.Ibujarinya terletak dekat dengan badan di bagian belakang bola yang menghadap ke arah tengah depan.
"Menangkap bola pun tak jauh beda dengan caramemegangnya. Buka aja telapak tangannya! Untuk mengoper bola, ada tiga cara, yang sekarang akan kita pelajari adalah chest pass, melempar bola ke depan dada." urai Rendy menjelaskan.
"Sekarang kalian mulai dengan memegangnya dan melemparkan kepada teman yang ada di hadapannya secara zig-zag. Mengerti?"
"Mengerti, Kak." jawab anak-anak basket serempak.
"Mulai dari kamu!" Rendy menunjuk kepada salah satu siswi dan melemparkan bola basket padanya.
-----------------
Vote sama Komentarnya mana??
