Aku langsung pergi keluar dari kamar dan menutup pintu. Berusaha menjauh dari wanita menyeramkan tadi. Aku bisa gila kalau seperti ini terus.
Aku menenangkan jantungku terlebih dahulu. Oh, andaikan ayah dan ibu bisa menemaniku sekarang... aku sangat takut.
Aku memutuskan untuk pergi ke kamarku yang berada di sebelah kamar ibuku. Siapa tau orang aneh yang namanya Ogre tadi masih ada. Setidaknya, dia tidak terlihat menyeramkan dan aku bisa menanyakan sesuatu padanya.
Begitu aku masuk, aku sungguh kecewa karena tidak melihat siapa pun di dalam kamarku. Ternyata dia sudah pergi.
Lalu mataku menatap ke arah Snowball, kelinciku yang sedang duduk manis di tempatnya.
Aku memutuskan untuk mengajaknya bersamaku. Setidaknya aku memiliki teman dan membuatku lebih tenang.
"Ayo, Snowball!!" ajakku. Dia pun mendekat kepadaku.
"Snowball juga sayang ayah, kan?" tanpa sadar, aku pun mengingat masa-masaku bersama Snowball dan ayahku.
Saat itu aku sedang mencari-cari Snowball di halaman belakang rumahku...
"Snowball! Kau di mana?" teriakku sambil mencari-cari Snowball.
Aku berputar sekali lagi untuk mencari keberadaannya, tapi aku tidak menemukannya.
"Apa yang harus kulakukan? Kakimu juga terluka... Aku khawatir..." kataku dengan putus asa.
Lalu tiba-tiba Snowball menghampiriku dari pintu.
"Snowball! Kau pergi ke mana saja? Aku sungguh khawatir saat kau menghilang!" kataku padanya.
"Aku tidak bisa mengobati lukamu kalau kau berlarian terus," aku mengelusnya dan ingin mengobatinya.
Tapi tunggu, lukanya sudah sembuh?
"Whew, kelinci yang menyusahkan," kata seseorang yang ternyata ayahku.
Aku kaget saat mengetahui ayahku juga di sini, "Ayah!"
"Aya, jangan biarkan Snowball hilang lagi, oke? Kelinci itu membuat dapur berantakan," jelas ayah.
"Maaf..." kataku, "Snowball pasti ingin mengambil masakan Maria lagi."
"Apakah kau yang menemukan Snowball ayah?" tanyaku.
"Iya, dan aku sudah menyembuhkan luka dikakinya juga," jawab ayah.
"Untung saja ada ayah kan, Snowball?" kataku pada Snowball sambil tersenyum, "Terimakasih ayah!"
"Snowball juga bagian dari keluarga kita, jadi kita juga harus merawatnya," kata ayah.
"Ayo Snowball, kita selamatkan ayah bersama!" kataku pada Snowball dan membawanya bersamaku.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Mad Father [Slow Update]
HorrorAya Drevis, gadis lugu berumur 10 tahun yang imut dan cantik harus berurusan dengan banyak mayat hidup alias monster di rumahnya karena ayahnya, Alfred Drevis. Ayah Aya bisa dibilang adalah seorang ilmuwan gila. Dia menggunakan hewan, bahkan manusi...