Part 13 - The Underground Maze (II)

162 11 0
                                    

Begitu aku kembali ke ruangan besar itu lagi, ternyata pintu kecil di sebelah pintu hitam besar itu sudah terbuka dan kosong. Berarti dugaanku tadi benar.

Gadis itu sepertinya sudah keluar dari sana, tapi aku tidak melihat siapa-siapa di sekitar sini. Aku akhirnya masuk ke dalam ruangan kecil itu dan menemukan sebuah tuas. Mungkin tuas ini untuk membuka pintu hitam besar di sebelah.

Aku pun menarik tuas itu.

Krittt...

Aku senang sekali kalau pintu besar itu berhasil terbuka dan berniat untuk melihatnya. Tapi begitu aku membalikkan badan, aku terkejut melihat seorang gadis berambut pirang tepat berada di depan pintu.

Dia mendekatiku dengan cepat lalu menggenggam tanganku. "Terimakasih banyak," katanya sambil tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Bukankah itu mata yang kujatuhkan tadi?

Aku agak takut dan sedikit ragu. Ini sangat aneh menurutku.

Tapi sebelum aku sempat membalas kata-katanya, gadis itu perlahan-lahan menghilang tanpa jejak membuatku semakin bingung.

Aku mengucek-ngucek mataku untuk memastikan apakah aku hanya bermimpi. Ah, mungkin cuma pikiranku saja.

Aku pun masuk melewati pintu hitam yang sudah berhasil aku buka itu. Ternyata pintu itu membawaku ke sebuah lorong yang cukup gelap dengan beberapa barel, hanya diterangi beberapa lampu kecil di dinding. Menyeramkan.

Aku tetap memberanikan diri melewati lorong itu. Tetapi entah kenapa lampu-lampu di lorong seperti berkedip-kedip dan membuatku semakin takut

Aku telah cukup lama berjalan di lorong ini, tapi kenapa rasanya lorong ini panjang sekali. Bahkan sepertinya aku merasa seperti berputar-putar di tempat yang sama.

Tiba-tiba aku melihat sesosok gadis berambut panjang, tinggi dengan wajah yang putih pucat memandangiku. Jantungku berdetak lebih kencang dan aku pun merinding. Aku merasa ada yang aneh dengan gadis itu tapi aku berusaha mengabaikannya dan terus berjalan.

Setelah berjalan beberapa saat, aku melihat gadis itu lagi di posisi yang rasanya masih sama, sedang diam dan memandangiku. Apa dia berusaha mengikutiku?

Akhirnya aku pun memberanikan diri menghampirinya.

"U-umm..." aku berusaha berbicara kepada gadis itu, tapi dia hanya diam sambil memandangiku.

"Apakah kau yang menghalangiku melewati lorong ini?" tanyaku hati-hati. Gadis itu pun mengangguk.

"Aku harus lewat sini untuk menyelamatkan ayahku. Jadi, tolong biarkan aku lewat."

Bukannya menjawab, gadis itu tetap diam dan hanya menundukkan kepala.

"Apa yang harus aku lakukan supaya kau membiarkanku lewat?" tanyaku memohon.

Dia hanya diam dan berjalan ke belakangku. Aku bingung sekali dan berusaha menjauhinya, tapi dia malah mengikutiku.

"Kenapa kau mengikutiku?"

Dia tetap tidak menjawab dan hanya menundukkan kepalanya. Aku sangat bingung, apa yang harus kulakukan?

"Kau mau pulang?"

Dia tetap membisu, tetapi raut wajahnya berubah menjadi sedih.

"Kau mau keluar?" tanyaku lagi. Untunglah kali ini dia membalas pertanyaanku dengan anggukan.

Aku sangat lega dan langsung menuntunnya keluar dari sini.

Begitu aku berjalan melewati beberapa ruangan, gadis itu sudah tidak ada di belakangku.

Mad Father [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang