Walaupun jejak darah di dinding tadi masih ada, tetapi monster yang tadi menggangguku sudah pergi, sepertinya. Baguslah, setidaknya aku bisa bernafas lega sekarang.
Aku langsung bergegas menuju ke ruang bawah tanah, lewat ruangan utama rumahku. Aku sungguh terkejut, ternyata dua monster yang tadi menyerangku ternyata masih berkeliaran di ruang utama rumahku.
Aku bisa melihat mereka dengan jelas dari atas tangga. Mengerikan.Bagaimana caranya aku bisa ke ruang bawah tanah? Pintu ke ruangan bawah tanah ada di sebelah kanan ruang utama, dan itu artinya aku harus melewati dua monster itu.
Aku berpikir sejenak sambil memperhatikan dua monster tadi. Monster pertama memiliki kaki pincang, jadi setidaknya aku bisa berlari lebih cepat darinya.
Sedangkan monster kedua... Oh aku bahkan tidak berani melihatnya. Badannya hanya tinggal setengah... Ya hanya sampai diperut. Dia bergerak dengan merangkak. Setiap dia bergerak, akan meninggalkan bercak darah dari perutnya. Oh, aku hampir muntah jika melihatnya terus-menerus.
Tapi aku harus menyelamatkan ayahku. Aku menepis pikiran jijik dan takut. Aku pun perlahan-lahan menuruni tangga. Ketika mereka melihat ke arah lain, aku langsung berlari menuju pintu sebelah kanan.
Tapi apa daya, mereka berdua melihatku dan langsung mengejarku. Untung aku berlari lebih cepat dari mereka, aku langsung masuk ke pintu sebelah kanan dan menguncinya.
Aku menarik napas lega. Mereka tidak akan bisa menyusulku kan? Dan sekarang aku berada di lorong timur. Di lorong timur ada 3 pintu. Di sebelah pintu yang aku masuki adalah pintu menuju ke ruangan bawah tanah.
Sedangkan pintu di seberangku, aku tidak tahu. Aku tidak pernah masuk ke sana sebelumnya. Walaupun ini rumahku, tidak semua ruangan aku tau karena rumahku sangat besar. Ditambah lagi, ayah dan ibuku yang selalu melarangku pergi berkeliling rumah dengan sembarangan.
Aku langsung menuju ruang bawah tanah. Begitu aku membuka pintu dan menuruni tangga, aku punya firasat yang sangat tidak enak.
Aku bisa mencium bau busuk dan suara-suara yang aneh. Tapi aku harus menyelamatkan ayahku.
Akhirnya aku perlahan-lahan menuruni tangga menuju laboratorium ayahku.
Begitu aku melalui sebuah belokan, aku terkejut melihat apa yang ada di depanku. Monster besar dari kumpulan-kumpulan manusia dengan anggota badan yang tidak lengkap menyatu menjadi satu.
Mereka menggeliat menjijikkan, membuatku rasanya ingin muntah. Aku langsung berbalik membatalkan niatku ke laboratorium. Mahkluk apa itu?
Aku kembali ke lorong timur dan memikirkan jalan lain menuju ayahku. Aku memperhatikan pintu di seberang, yang tidak pernah kumasuki. Mungkin saja itu bisa membawaku ke lab ayah.
Ketika aku membuka pintu itu, sayang sekali pintunya terkunci. Membuatku berpikir keras, bagaimana caranya aku bisa menolong ayahku?
Aku terdiam berpikir. Aku harus bagaimana? Tidak ada jalan lain.
Ah! Sebuah ide terlintas dalam otakku. Mungkin kamar ibuku menyimpan kunci atau apa pun untuk membuka pintu ini.
Tapi untuk ke kamar ibuku, aku harus melewati dua monster zombie tadi karena kamar ibuku berada di lantai atas.
Aku tidak mau berurusan dengan dua monster itu lagi, tapi sepertinya aku tidak punya pilihan.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Mad Father [Slow Update]
HororAya Drevis, gadis lugu berumur 10 tahun yang imut dan cantik harus berurusan dengan banyak mayat hidup alias monster di rumahnya karena ayahnya, Alfred Drevis. Ayah Aya bisa dibilang adalah seorang ilmuwan gila. Dia menggunakan hewan, bahkan manusi...