PART 8. Tantangan

805 81 4
                                    

Setelah acara potong pita, maka resmilah galeri lukis VIRGIE.

Pameran lukisan karya Virgie pun dibuka dan cukup ramai pengunjung yang menyukai lukisan kanvas karya virgie. Dengan ditemani keluarganya, Virgie berbicara ringan dengan para pengunjung galeri nya serta beberapa wartawan tabloid yang ingin menulis tentangnya dan lukisan-lukisan indah buatannya.

"Selamat siang nona Virgie!! "
Tubuh Virgie seketika menegang mendengar suara sapaan itu. Walau cuma pernah bertemu sekali, tapi sulit bagi Virgie untuk melupakan suara berat yang terasa menggelitik di telinganya itu.

Virgie mendongak dan benar saja, didepannya sudah berdiri pemuda yang sedari tadi sudah mengusik pikirannya.
Alex, lengkap dengan sebucket mawar merah besar ditangannya dan senyum yang terus mengembang dibibirnya sekali lagi membuat rasa gugup itu kembali menghinggapi Virgie.

"Si-siang. " jawab Virgie agak ragu. Walau ia sudah berusaha untuk tidak menunjukkan kegelisahannya karna merasa tidak nyaman dengan kehadiran Alex, tapi tetap saja ia gugup mengingat ia tidak membuat kesan baik di pertemuan pertama mereka beberapa hari lalu.

"Selamat ya, atas pembukaan galeri lukisnya. " Alex menyodorkan bucket bunga ditangannya yang diambil Virgie dengan ragu.

"Te-rima ka-sih. " lirih Virgie terbata. Duh kenapa jadi lebai gini sih gugupnya.

Virgie melirik chela yang ada di sampingnya untuk meminta pertolongan, berharap chela bisa membuat pemuda didepannya itu pergi sehingga ia bisa terbebas dari rasa gugupnya.
Tapi sepertinya chela mempunyai pemikiran lain.

"Ma, pa... udah waktunya makan siang nih. Kita makan siang dulu yuk, mumpung Virgie udah ada temennya tuh!! " ajak chela pada kedua orang tuanya yang sukses membuat Virgie mendelik kaget.

"KAK CHELA!!!? "

Chela cuma nyengir sambil mengedipkan mata pada Virgie, code agar Virgie mau memberi Alex kesempatan. Kali aja jodoh... ya gak?!

Mama dan papa yang sedari tadi cuma diam, jadi ikut penasaran melihat interaksi putri-putrinya. Curiga lebih tepatnya.
"Oh, jadi kamu temennya Virgie?! " mama menatap Alex penuh selidik, dan Alex tak akan melepaskan kesempatan itu untuk memperkenalkan diri sama camer. Hehe.

"Siang om, siang tante... saya Alex, teman Virgie. " Alex berusaha sopan. Tak lupa cium tangan camer buat tingkatin nilai plus, kali aja langsung di sah-in jadi mantu. Aminn.

"Ganteng ya, sopan lagi!! " komentar mama yang berbuah pelototan dari virgie, serta tawa cekikikan dari chela. Sedang papa, masih tetap dengan tatapan penuh selidiknya.

"Ayo ma, pa... disekitar sini katanya ada tempat makan yang bagus dan martabaknya terkenal enak banget. Makan disitu yuk, ntar Virgie dibungkusin sekalian!! " tanpa buang waktu chela segera menggandeng kedua orang tuanya. Ia tidak tau yang dilakukannya ini benar apa salah, tapi mengingat cerita Virgie tentang tulisan di tisyu yang diserahkan virgie pada anak kecil... pasti Alex berusaha dengan susah paya untuk mendapatkan tisyu itu sehingga ia bisa sampai disini. Dan itu cukup untuk membuat chela yakin dengan kesungguhan Alex pada Virgie.

"Mama, papa sama chela pergi dulu ya sayang, cuma sebentar kok. " pamit mama sambil mengecup sekilas kening Virgie. Tak jauh beda dengan chela, mama juga pasti ingin melihat Virgie punya pendamping yang baik dan mau menerimanya apa adanya. Dan jujur, Alex lebih dari yang mama harapkan kalau sampai ia benar-benar jadi pendamping Virgie.

"Ta-tapi, ma.. "

"Nak Alex, titip Virgie ya!! "

"Pasti tante... saya akan jagain Virgie baik-baik."

BECAUSE SHE IS YOU...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang