Bibir mereka telah terpaut lama sekali saling menikmati hihhhiyy..
"Gilaaa.. perasaan apa ini? Jantung gue.. jantung gue kenapa? Apa ini, apa yg udah gue lakuin?" Batin Prilly lalu menjauhkan Ali darinya.
"Apaan sih loe? Loe gak berhak yahh gituin gue..." lalu berlari meninggalkan Ali, Justin, Raka dan Reka.
"Prill.. dengerin aku dulu!" Teriak Ali.
Justin ikut keluar begitu juga Ali, Raka dan Reka.Prilly melewati tangga lalu bertemu dengan Justin. "Ahhh, kurang ajar! Berani2nya dia.." " ini maksudnya apa sih!"
"Mengasikkan yah! Sepertinya loe mengingat hal2 yg penting!"
"Apaan sih loe! Gue serius?"
"Seharusnya loe tanya sama Ali bukan sama gue.."
"Ya loe kan sama2 vampir, masa nggak tau sih?"
"Dia sama kayak gue kali!" Ucap Justin sambil Menaik turunkan alisnya. "Sama2 pengen jagain loe! Sama2 gak pengen loe kenapa napa juga!" "Ciieehhh yg diperhatiin sama Ali.." ledek Justin.
Wuushh,, pipi Prilly tiba2 memerah. "Hihh loe tu..." mengepalkan tangannya kearah Justin namun Justin meninggalkannya mengambil tas diruang Tamu.
"Kakak berangkat dulu yah sayang, muuaachh..!!" Justin mendekatkan wajahnya ke Prilly tapi Prilly langsung mendorongnya.
"Kenapa gue jadi seperti ini sih,, Oh Tuhan?" Prilly berteriak kesal.
Prilly meneruskan langkahnya menuju Taman ia ingin melepas penatnya disana rasanya taman adalah tempat favoritnya untuk merenung. Lalu tak lama Ali yg sedang mencarinya mendapati Prilly sedang duduk sendirian di taman. Ali mendekati Prilly lalu duduk disampingnya, namun Prilly yg mengetahui kalau Ali sedang mendekatinya terlihat cuek.
"Prill?"
"Hmm,,"
"Aku.. aku boleh duduk disini?"
"Hmmm,," jawab Prilly cuek tak memandang Ali dan masih mengahadap kedepan.
"Sorry..! Aku nggak pernah nyangka bisa bawa kamu ikut terlibat seperti ini, seharusnya aku nggak bawa2 kamu kedalam urusan aku!"
"Hmmm,," ucap Prilly sesaat memandang Ali.
"Kamu masih marah?"
"Nggak."
"Jangan marah ya? Ini hanya cara supaya aku bisa lebih melindungi kamu! Aku nggak mau kamu kenapa napa." Ucap Ali sambil menatap Prilly dalam2. " Bangsa vampir memberi simbol itu untuk gadis sebagai tanda suami istri. Itu harus dilakukan didepan vampir lain sebagai saksi"
"Hahh. Tunggu2 suami istri? Aku ini masih dibawah umur, Tahu!!"
"Itu hanya sementara Prill. Aku harus memastikan kalau kamu aman."
Prilly menatap Ali dengan seksama, mendengar penjelasan dari Ali ia sedikit luluh lalu memegang kalung perjanjiannya. "Kalau ini? Kamu bisakan lepasin ini sekarang?"
"Kalung itu penting. dengan kalung itu aku bisa dengan mudah menemukan kamu dimanapun kamu berada! Dan aku nggak bisa lepasin kalung itu sampai bunga itu dutemuin."
"Oh ya bunga itu! Kamu disini dulu yah, Tunggu sebentar."
"Kamu mau kemana?"
"Tungguin! Kamu jangan kemana mana yah."
Prilly berlari menuju Rumah dan Ali hanya menatap bingung Prilly yg sedang berlari.Setelah Prilly mengambil bunga itu dari dalam tasnya, Prilly menghampiri Ali lagi ditaman.
"Ini?" Ucap Prilly sambil menyodorkan bunga yg sudah mulai layu. "Aku udah nemuin bunga itu.. dan sepertinya ciri2nya sama, menurut legendanya dulu bunga ini sangat disukai oleh ratu vampir!" "Hhoohh,, bunganya layu!"
"Sepertinya bukan ini bunganya!"
"Hahh,, bukan! Aku pikir aku udah nemuin bunganya.."
"Nggak papa kok! Udah ya.." ucap Ali sambil mengusap punggung Prilly yg terlihat kecewa.
"Nggak papa gimana? Kamu bilang bunga itu sangat pentingkan?"
"Iya.. nggak papa aja! Nanti kita cari sama2, yah?"
"Kamu yg buat aku buru2 cari bunga itu sebelum... ternyata aku salah sangka! Mungkin ini emang salah aku, maaf!" Ucap Prilly dengan nada kecewa lagi. Ia lalu mengambil bunga yg layu itu dan mebawanya pergi meninggalkan Ali sendiri.
"Prill.. Prilly!" Teriak Ali pada Prilly yg terus berjalan meninggalkannya. "Bukan gitu maksud aku Prill, apa ada kata2 aku yg salah ya? Kenapa selalu aja seperti ini.. aku cuma gak mau kamu kecewa Prill, aku gak suka! aku minta maaf.."