Part 4

74 4 0
                                    

Prilly pov.

Sepulang sekolah ia ingin sekali mampir ditoko bunga milik neneknya. Tante riena lah yg menjaga toko bunga tersebut karna ia tak sanggup jika harus meneruskan hoby neneknya. Ia tak mau terus larut dalan kesedihan, Toby pun terus mengikutinya namun ia cuek.

Tampak tante riena sedang menata bunga dan menyiraminya.
"Tante... prilly disini" teriak prilly. Memecah keseriusan tantenya.
"Ahh iya prilly sayang, masuklah!" Jawab tante riena dengan lembut.
"Hallo, tan?" Sapa prilly.
"Hallo sayang! Prilly kenapa kemarin kau tak kesini. Kan sudah tante bilang untuk datang?" Sambil memeluk prilly erat prilly pun sebaliknya.
Tante riena memang bukanlah tante prilly yg sebenarnya bahkan tak sedarah, namun setelah nenek prilly tiada tante rienalah yg mati2an memperhatikan prilly, ia sungguh menyayangi prilly.

"Ah zza.. tunggu sebentar!" Tante riena pergi kebelakang dan kembali membawa bingkisan ditangannya.
"Ini lauk pauk untukmu, ketika tante belanja tadi tante ingat kamu dan membawanya. Nanti diamakan ya prill! Kamu harus makan dengan teratur."
Toby ngloyoh mengambilnya.

"Ohh ada rusuk juga.. sekarang rusuk benar2 bagus untuk kesehatan, tadi ibu juga memintaku untuk membelinya" " mmhh.. tapi kenapa loe gak makan ditempat kita?"

"Kita! Nggak ah loe aja kali gue nggak!" Jawab prilly cuek
Tante riena hanya tersenyum.
"Tan.. tante tu nggak perlu melakukan itu untuk prilly. Ini.. makasih zza tan?"
"Behh.. gak usah terima kasihlah prill, biasa aja kali? Itu udah tugasnya.. lagipula toko bunga inikan milik loe." Sela Toby.

Seketika Prilly dan Tante Riena menatap Toby tajam.
"Apaan sih loe, nggak perlu ngomong gitu juga kali!! Apalagi ama Tante, Tante Riena tuh udah baik banget ama gue. Dan masalah toko bunga, nenek udah masrahin itu ama tante karna gue belum bisa ngurusin." Prilly menjelaskan.
" iza tapi loe lihat dong! Perintah nenek loe tu udah hilang sekarang karna hampir tak ada pelanggan!!" Kata Toby dengan menatap Tante Riena dengan tatapan menyindir.
"Hey. Kamu itu nggak tau? Pelanggannya banyak kok! Terus kenapa, apa itu semua salah ku? Lagi pula ini semua bukan urusanmukan!" Jawab Tante Riena yg merasa tersindir.
"Itu semua karna kamu terobsesi dengan pria, dan semua orang jadi takut.." kata toby
"Owh zaa!! Kaulah yg terlalu terobsesi dengan prilly!" Kata tante reina.
"Hhhh.."
"Hey bocah, akan aku perlihatkan! Kau bilang aku terobsesi dengan pria kan? Ini lihat? Kau lihat?" Mencubit pipi Toby gemas.
Toby mencoba melepaskan cubitan tante riena dan memanyun manyunkan mulutnya.
"Aihh urgh. Kenapa pakai cara kekerasan fisik gitu sih!" Ucap toby kesal.
"Toby udah! Apa2an sih loe" sela prilly. "Maaf zza Tante. Gak usah dengarin anak ini?" Kata prilly menunjuk nunjuk Toby.
"Iya.. ahh lupakan itu." Kata toby sambil berlari kearah samping prilly dan mengambil bunga cantik berwarna pink dengan potnya.
"Gimana kalau loe bawa ini juga? Kalau loe ngambil bunga ini, loe bakal inget2 gue terus, loe bakal tau kalau loe suka ama gue dan sadar ama perasaan loe!" Toby mencoba merayu prilly.
"Gue.. nggak Akan! kembaliin KETEMPATNYA.."prilly mendorong Toby menjauh, ia malu sama tente riena.
"Loe suka bungakan?"
"Iya.. tapi gak perlu kayak gitu!"
"Iniihh... bawa aja" toby mendorong bunganya pada prilly.

"Ahh aduhh."ucap prilly kesakitan.
Prilly terkena duri dari bunga itu, darah segar pun menetes jatuh ke lantai.
"Loe gak pa pa kan? Loe gak pa pa kan prill? Sakit kan? Tunggu sebentar!" Kata toby panik.


My Vampir FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang