Part 18 - Jealous

15.5K 843 17
                                    

"Moooommm, i'm sorry, okay?"

Aku masih diam tak bergeming saat Joey mendekat dan memelukku dari samping serta menciumi pipiku berulang kali.

"I'm so sorry. But don't you think this is beyond perfect mom?"

Mau tak mau aku melirik kearahnya dan melihat binar kepuasan dari kedua matanya. Ada rasa geli yang kurasa, tapi aku tidak akan menunjukkannya pada Joey kali ini.

"Aku tahu maksudmu, boy." Ucap Kenneth dengan seringai puas.

"Shut up!" ucapku sebal yang hanya dibalas dengan kekehan geli Kenneth.

"Mom, kita sudah menjadi keluarga sempurna dengan adanya kau, aku dan daddy Ken disini. Aku sudah seperti teman-temanku yang lain kan?"

Mau tak mau aku merasa terharu. "Okay, aku tahu dan aku paham kalau aku salah dengan memisahkanmu dengan Kenneth beberapa tahun belakangan ini."

"Daddy Ken mom. Itu terdengar lebih bagus daripada kau memanggil Kenneth didepanku." Kritik Joey yang langsung mendapat persetujuan dari Kenneth yang kini sedang memakan jeruk yang baru saja kukupas.

"Okay, Daddy Ken." Aku mengangguk menyetujuinya. "Jadi kau mempunyai dua orang ayah. Daddy Ken dan Daddy Drew."

Kenneth menggeram tidak setuju tapi Joey mengangguk setuju. "Kau benar Mom. Dan itu salah satu hal yang tidak bisa kau ubah, Daddy Ken."

"Jadi..." ucap Kenneth memancing. "Kalau saat itu aku dan Daddy Drew tenggelam di laut, mana yang akan kau selamatkan terlebih dahulu?"

"Daddy Drew, of course!" jawab Joey tanpa berpikir panjang. Aku yang melihat wajah kesal Kenneth hanya bisa menahan tawa.

"Kenapa?! Kenapa kau bukannya menyelamatkanku dulu?" tanya Kenneth tidak terima.

"Kau aneh Dad." Ucap Joey sembari menyernyit tidak senang.

"Aneh? Maksudmu?"

"Kau perwakilan lomba renang saat kuliah kan Dad? Aku tahu kau bisa berenang dengan baik. Jadi aku lebih memilih menyelamatkan Daddy Drew."

"Dia tidak bisa berenang?" tanya Kenneth tanpa menyembunyikan rasa cemburunya.

"Bisa. Bahkan dia yang mengajariku berenang."

"Lalu kenapa kau tidak menyelamatkanku saja?!" Kenneth mengerucutkan bibirnya. Tawaku benar-benar sudah tidak terbendung, terlebih saat melihat kernyitan tidak suka dari Joey.

"Kekanakan."

"WHAT?!"

"Dad," Joey menghela napas sebal. "Pertama, kau jauh lebih jago berenang dari Daddy Drew. Dan kedua," mata Joey menyipit tajam, "saat ini tidak ada yang tenggelam! Kau bahkan sedang duduk di atas ranjang sedang memakan jeruk yang dikupas Mom. Dan kenapa kau harus meributkan hal yang tidak terjadi!" pekik Joey emosi. "I'm out. Lebih baik aku bersama dengan Daddy Drew. He's more realistic." Ucap Joey sembari berjalan keluar dari kamar rawat.

"What?! Joey! Jadi kau lebih memilih Daddy Drew."

Joey menoleh kearah Kenneth dan memutar matanya jengah. "Dad, please don't do drama."

"WHAT!?"

Dan aku terbahak.

-o0o-

"Aku benar-benar harus menjauhkan Drew dengan Joey." Ucap Ken dengan nada yang mantap saat aku datang lagi untuk menyuapinya makan siang.

Oh, apa aku belum mengatakan kalau Kenneth lebih manja lima kali lipat dimana setiap memasuki jam makan, ia memintaku untuk menyuapinya dan saat jam mandi dia akan merengek memintaku untuk memandikannya? Dan jangan dibayangkan saat waktu mandi hanya ada ritual 'mandi' karena Kenneth benar-benar memanfaatkan waktu dengan sangat baik. Dimana orang normal hanya menghabiskan waktu limabelas menit, Kenneth bisa menghabiskan waktu satu jam yang membuatku merasa sangat kelelahan dan Kenneth yang tersenyum sangat puas.

Oh, kau tahu apa yang kumaksud kan?

Kenneth benar-benar meminta jatah lima tahunnya yang wajib aku cicil setiap jam 'mandi'. Aku tahu dan sangat mengenal Kenneth yang sangat malas mandi. Terkadang dia hanya mandi di pagi hari, bahkan tidak jarang Kenneth tidak mandi saat berangkat ke kantor. Tapi lihat sekarang, Ken bahkan minta mandi empat kali sehari dan aku tidak boleh menolak sama sekali!

"Tidak akan berhasil."

"Kenapa?" tanya Kenneth tidak terima.

"Jauh lebih mungkin Drew menjauhkan Joey darimu."

"WHAT?!"

Aku meletakkan piring di nakas dan memandang geli kearah Kenneth yang sedang mengerucut sebal. "Joey bahkan lebih dewasa darimu."

"Aku sedang mengeluarkan simpanan tingkah merajukku selama lima tahun."

"Selalu itu yang jadi alasanmu." Ucapku sembari menggeleng-geleng tidak percaya.

"Itu kenyataannya." Kenneth menarikku supaya masuk kedalam pelukannya. "Nyamannya...." desahnya puas.

"Joey selalu menganggap Drew sebagai ayahnya, begitu pula sebaliknya. Drew selalu berusaha untuk selalu menjaga Joey dan aku tahu dengan jelas usaha Drew untuk menjadi ayah yang baik untuk Joey."

"Kau pernah jatuh cinta padanya?"

Aku terkekeh geli mendengarnya. Aku tahu suatu saat Kenneth pasti akan menanyakannya. "Kau mau jawaban jujur atau tidak?"

Aku melepaskan pelukannya dan terduduk tegak di hadapan Kenneth yang kini sedang menatapku tajam. "Apa perbedaan keduanya?"

Aku mengendikkan bahu, "Tergantung dari sudut mana kamu melihatnya."

Kenneth melipat kedua tangannya didepan dada. "Jelaskan keduanya."

Aku berdehem untuk menutupi bibirku yang berkedut menahan tawa. God, wajah kesal Ken sangat sayang untuk dilewatkan.

"Kau bisa lihat tampilan fisiknya kan? Tidak munafik, Drew itu sangat amat menarik. Jessica saja sempat terpesona. Dan kau tau aku perempuan normal, kan? Bohong besar kalau aku bilang aku tidak tertarik." Aku melihat kilat cemburu yang sama sekali tidak ditutupi oleh kenneth. Rahangnya yang mengeras dan matanya yang menggelap, tapi entah kenapa itu membuatku senang.

"Dia sangat baik dan halus dalam memperlakukanku dan Joey. Tanya saja Joey siapa pria favoritenya. Aku yakin Joey akan menjawab lantang Drew. Yah, walau kau tahu tekadang Joey seperti bermusahan dan anti dengan Drew, tapi saat Drew sakit, justru Joey lah yang paling panik dan langsung berlari menghubungi dokter."

Aku mengusap tangan Kenneth pelan. "Kalau kau mau memisahkan Drew dengan Joey, aku akan menjawab dengan yakin kalau itu tidak akan berhasil. Tapi kalau Drew ingin menjauhkan kau dengan Joey, bisa jadi Joey akan jauh mendengarkan Drew."

Kenneth mengernyit tidak suka. "Tapi aku tidak suka melihat dia berdekatan dengan kalian berdua. Terutama denganmu. Jadi jawab pertanyaanku, Megan, apa perasaanmu dengannya?"

"Aku menyayanginya. Sangat menyayanginya." Ucapku lancar yang berhasil membuat Kenneth emosi. "Tapi yang kucintai hanya kau." Lanjutku santai.

"Eh? Apa? Coba ulangi Megan?" Kenneth mengerjap-kerjapkan matanya bingung.

"Bagian mana? Drew yang tampan?"

"Setelah itu!"

"Drew kesayangan Joey?"

"Setelahnya!"

"Aku sangat menyayangi Drew?" ucapku sembari menahan geli melihat raut tidak sabaran Kenneth.

"Bukan! Megan, jangan mempermainkanku!" geramnya.

Aku maju dan mengecup bibirnya. "Bagian aku sangat mencintaimu?"

Kenneth menyeringai lebar. "Ya, bagian itu."

Aku mengenal arti seringaian itu! Astaga!

"Dan sepertinya aku kepanasan. Dan bukannya ini jam mandiku?"

Aku memutar bola mataku sebal. "Kau sudah bisa mandi sendiri kan?"

"No.... kau harus tetap memandikanku."

"Aku lelah."

"Kau hanya perlu berdiri Megan, biar aku yang bergerak." Ucap Kenneth sembari menaik turunkan alisnya. "Ayo!"

God!

-o0o-



001. Passing ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang