Bahagia itu pilihan. Menderita juga pilihan. Dan untuk kali ini aku memilih bahagia dan melepaskan apa yang sudah sedari dulu aku lepaskan. Tentang Haley, tentang orangtuaku dan tentang ketakutanku akan komitmen. Aku sudah berusaha melepasnya satu persatu. Lagipula aku sekarang sudah memiliki Joey, kan?
Okay, ditambah aku memiliki Kenneth yang entah kenapa semakin manja. Seperti sekarang, Joey sedang entah pergi kemana dengan Drew sedangkan Kenneth memelukku dari dari samping erat-erat. Benar-benar menganggu kegiatan membacaku kali ini!
"Ken, minggir!"
"No!" Kenneth menelusupkan kepalanya di celah leherku. "I miss you." Bisiknya.
Aku terkekeh pelan sembari mengusap kepalanya dan meletakkan bukuku begitu saja. "Kau sudah mengatakannya lebih dari seratus kali semenjak aku datang Ken."
"I'm trying to make sure myself that you here." Bisiknya yang mampu membuat rasa bersalahku kembali muncul.
"And I'm here."
Kenneth mengecup bahuku lalu berbaring diatas pangkuanku, dan secara otomatis tanganku terulur untuk mengusap kepalanya. "Something happen?"
Kenneth memeluk perutku lalu menggeleng. "Hanya berusaha memelukmu erat supaya kau tidak pergi kemanapun."
"I'm here, Ken. Dan akan selalu disini."
"Aku tidak percaya." Gumamnya.
"Aku sangat mengecewakan, kan?" Kennneth mengangguk membenarkan.
"Kau pergi begitu saja tanpa meninggalkan pesan apapun dan hal itu mampu membuatku berpikir kesalahan apa yang membuatmu pergi tanpa pamit?"
"Kecewa? Entahlah. Aku merasa dipermainkan."
Kenneth mengurai pelukannya dan memandangku lurus. "Aku tidak pernah berniat mempermainkanmu, Meg."
"Put yourself in my shoes. Apa yang akan kau pikir saat kau tahu kejadian nyatanya?"
"Sorry." Kenneth kembali memeluk perutku erat. "Aku tahu aku egois dengan menempatkanmu dan Haley di posisi yang serba sulit."
"Berminat untuk menceritakan semuanya?"
Kenneth menghela napas lalu bangkit dari duduknya. "Kalau kau tahu semua ini, apa akan mengubah keputusanmu untuk bertahan disini denganku dan Joey?"
"Apa ini sesuatu yang buruk?"
"Entahlah." Desahnya. "Aku tidak terlalu yakin dengan reaksimu."
"Apa cerita ini lebih buruk dari apa yang sudah dijelaskan Pop?"
Kenneth menggeleng. "Mungkin hanya menjelaskan beberapa detail."
"So go on." Ucapku antusias. "Aku akan mendengarkan."
Dahi Kenneth mengernyit. "Apa ini akan mengubah keputusanmu?"
"Ken..."
"Oh, come on. Kau tahu kekhawatiranku!" ucapnya frustasi.
"You love me that much?" godaku mengabaikan wajah frustasi.
"Kau tahu dengan jelas!" erangnya. "Lalu?"
"Tidak akan mengubah apapun." Ucapku tenang yang mampu membuat Ken mendesah lega.
"Okay, ku mulai." Ken lalu merebahkan kepalanya kembali diatas pangkuanku dan mulai menutup mata, lalu mengalirlah cerita lengkap sebenarnya tanpa ada satupun yang tertutupi.
Kenneth tahu dengan jelas kalau Haley menyukainya sejak grade tujuh, tapi Ken bertindak seolah dia tidak tahu apapun karena yang ada dikepalanya hanya bagaimana menarik perhatianku. Usaha-usaha yang dilancarkan Haley untuk menarik perhatian Kenneth seperti selalu sekelas dalam subject apapun tidak menimbulkan efek apapun pada perasaan Kenneth. Dan selanjutnya Kenneth merasa patah hati saat aku memutuskan untuk mengikuti orangtuaku untuk menetap di London. Dan saat itulah Haley benar-benar melancarkan aksinya. Entah sudah berapa kali Kenneth memperingatinya kalau Kenneth tidak bisa mengubah perasaan sebagai teman menjadi perasaan antara lelaki dan perempuan. Tapi Haley tidak putus asa, bahkan Pop pernah beberapa kali menegur Haley tapi ia tidak menggubrisnya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
001. Passing By
ChickLitIni perjodohan plus pemaksaan saat Megan di hadapkan dengan kenyataan kalau dia harus menikahi cucu dari sahabat kakeknya dengan alasan balas budi. Saat sederet rencana sudah ia susun agar perceraian bisa dilaksanakan secepatnya, tidak disangka-sang...