part 2

1.6K 74 3
                                    

Setelah berhasil kabur dari 'singa lapar' macam Jalal, Jodha langsung menuju toilet untuk merapikan penampilannya yang acak-acakan karena ulah Jalal. Tidak mungkin juga Jodha langsung kembali ke divisinya dengan dandanan yang berantakan.

Kalau saja Jalal bukan seorang Cassanova, mungkin Jodha masih bisa menerima Jalal. Tapi sayang, pria seperti Jalal telah masuk ke dalam blacklist Jodha.

Kalau saja minggu lalu Jodha tak datang ke pesta itu, mungkin sekarang hidup Jodha masih tenang tak ada penganggu semacam Jalal itu.

#flashback

Besok malam adalah perayaan annivesary NASUTION AKBAR GROUP. Semua karyawan diwajibkan hadir. CEO NAG juga akan hadir. Kata sebagian orang, sang CEO jarang datang ke pesta karena jadwal yang sangat padat. Selama hampir 3 bulan Jodha bekerja, ia belum pernah melihat bagaimana rupa sang CEO itu. Katanya dia baru saja kembali setelah melakukan perjalanan bisnis ke Korea dan India.

Jodha melangkahkan kakinya dengan cepat setelah turun dari taksi. Ia sudah sangat terlambat karena perjalanan Jum'at pagi ini sangat macet. Mobil Jodha juga sedang masuk bengkel, sehingga ia terpaksa harus naik taksi.

"Awwwh..." pekik Jodha di tangga menuju lobby. Ia menabrak seseorang karena tak memperhatikan jalan. Untung dengan sigap orang itu menopang tubuh Jodha agar tidak terhempas ke tangga. Mungkin rasanya sakit kalau jatuh menyentuh tangga keramik itu. Jangankan merasakan, membayangkannya saja membuatku merinding.

"Hati hati, Nona," ucap pria itu. Tampan! Itu kata yang terlintas di benak Jodha saat ini.

"Maaf... Saya buru-buru sampai tak perhatikan jalan," Jodha melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang pria itu dan merapikan penampilannya kembali. Ia merasa canggung dengan posisi yang terlihat sekarang.

"Apa kau bekerja di sini?" tanya pria itu
"Ya, saya divisi marketing. Hmm... baru 3 bulan," jawab Jodha.

"Aku Jalal, siapa namamu?" Jodha melihat pria itu mengulurkan tangannya.

"Saya Jodha Ananta, panggil saja Jodha atau Jo... Maaf, saya permisi, sudah hampir terlambat. Terimakasih Anda telah menolong saya," Jodha bergegas masuk ke kantor.

Keesokan harinya, seperti yang sudah dijadwalkan, Sabtu malam ini adalah acara Annivesary Nasution Akbar Group. Suasana cukup ramai, terlihat ada banyak kolega dari Keluarga Nasution turut hadir. Ada juga beberapa wartawan yang meliput acara. Tidak heran, acaranya begitu mewah. NASUTION AKBAR GROUP adalah perusahaan terbesar di sini. Seandainya saja tidak diwajibkan, mungkin sekarang Jodha sudah sembunyi di bawah selimut (tidur). Jodha sangat malas dengan suasana pesta yang ramai.

Jodha melirik jam tangannya. Ini sudah 15 menit berlalu sejak Ruk pamit ke toilet, tapi kenapa dia belum kembali juga. Jodha pun melangkahkan kakinya berkeliling untuk mencari Ruk, celingukan seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Awas saja kalau Ruk kembali, rutuk Jodha.

"Aoww..." lagi-lagi Jodha menabrak seseorang karena tak memperhatikan jalan. Terlalu sibuk mencari sosok Ruk.

"Kita bertemu lagi, Nona Jodha," Jodha mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat siapa orang yang baru saja yang ia tabrak. Jodha melihat pria itu tersenyum.

"Yah, dia lagi," gerutu Jodha.
"Maaf," hanya kata itu yang terlontar dari mulut Jodha.

"Cari siapa?" tanya Jalal.

"Temanku, Rukaya," jawab Jodha singkat.

"Jodha, maukah kau makan malam denganku?" tanya Jalal tiba-tiba.

"Astagaa... Pria tampan di depanku ini baru saja mengajakku kencan??" Jodha terkesiap dengan ajakan kencan tiba-tiba ini.

"Kita lihat nanti, saya tidak bisa berjanji, maaf, saya permisi," ucap Jodha berpamitan. Ia merasa jengah dengan ajakan kencan pria ini. Baru fua kali bertemu, sudah berani mengajak kencan. Pria macam apa dia, batin Jodha. Ia kembali mengedarkan pandangannya mencari sosok Rukaya.

"Selamat malam ladies and gentleman, sebelum kita memulai acara ini, CEO Nasution akan memberikan sedikit kata sambutan. Kepada Bapak Jalaluddin Bastian, dipersilahkan naik ke atas panggung," suara MC itu menghentikan langkah Jodha dan langsung menoleh ke arah panggung karena penasaran dengan CEO Nasution.

"Hei, look! He's there! Pria yang barusan mengajaknya kencan sudah berdiri di panggung. Dari jauh, ia tampak gagah dengan stelan formalnya. Terlihat sangat menawan. Kemeja putih dibalut vest dan dilapisi jas yang menggantung indah pada pinggulnya. Wow!!" itulah kata yang keluar dari mulut Jodha. Ya pria itu, siapa lagi kalau bukan Jalal. Jalalludin Bastian Nasution yang ITU. Bodoh sekali Jodha tak mengenali CEO pemilik Nasution Akbar Group tempat Jodha bekerja. Ia menepuk kening sambil meringis mengingat saat pertama bertemu.

"Jodha, aku mencarimu, ternyata kamu di sini," suara Ruk mengalihkan perhatian Jodha dari Jalal.

"Kamu yang kemana, sampai jamuran aku menunggu," Ruk hanya nyengir mendapat omelan dari Jodha.

"Hey lihat itu. Pak Jalal, CEO kita yang tampan dan seksi... Kau harus berhati-hati, Jodha, sudah banyak wanita yang berakhir di ranjangnya. Pak Jalal itu Cassanova, Jo. Dia mengganti pasangannya seperti pakaian dalamnya, " ucapan Rukaya ada benarnya juga, dari gosip yang dia dengar, Pak Jalal mengencani wanita tak lebih dari sehari dan Jodha pun nyaris terjebak. Dan batin jodha pun berteriak. Jodha benar-benar merutuki kebodohannya yang tak mengenali CEO Nasution, bahkan sampai beberapa saat yang lalu saat Jalal mengajaknya makan malam.

"Jodha.. Lihat, Pak Jalal berjalan kemari," bisik Ruk kembali menyadarkan Jodha. Ia melihat sosok Jalal mendekat ke arah dia dan Ruk.

"Nona Jodha, maukah kau berdansa denganku?" Jalal mengulurkan tangannya bagai pangeran di cerita Cinderella, yang mengajak sang Cinderella berdansa. Jodha melirik ke arah Ruk. Ruk menatap Jodha seperti meminta penjelasan. Dan saat ini, semua mata tertuju pada Jodha dan Jalal, pandangan menuntut mereka berdansa berdua. Jodha ingin menolak, tapi keadaan seperti ini membuat dia tidak bisa menolak. Jodha memberikan kode ke arah Ruk, dan Ruk pun hanya mengangguk.

Jodha memaksakan tersenyum dan mengangguk pelan membalas ajakan dansa. Jalal menuntun Jodha ke bagian tengah hall itu. Musik instrumental mulai mangalun lembut. Jalal pun mulai melingkarkan satu tangannya ke pinggang Jodha, dan tangan lainnya ditautkan ke tangan Jodha. Jodha melihat orang-orang di sekitarnya juga sudah hanyut dalam alunan lagu dan ikut berdansa.

"Kamu cantik," bisiknya. Tak ayal pipi Jodha memanas mendapat pujian dari Jalal. Blushing. Pipinya memerah. Wanita mana tak tersipu kalau dipuji oleh seorang pria tampan seperti Jalal.

"Apa Anda sedang memuji saya, Sir?" tanya Jodha menyembunyikan perasaannya.

"Aku menginginkanmu JODHA ANANTA HANDOKO, tak ada yang boleh menyentuhmu kecuali aku," lirih Jalal tiba-tiba. "Hey darimana dia tau nama lengkapku," gumam Jodha dalam hati. Ucapan Jalal membuat mata Jodha terbelalak. Seenaknya saja dia, mengklaim aku ini milik nya.

"Tidak!! Bagaimana bisa begitu? Anda tidak bisa mengklaim saya," Jodha mendorong tubuh tegap Jalal menjauh, tapi tak berhasil.

"Aku tidak peduli Jodha, yang aku inginkan saat ini hanya kamu. Bagaimana jika malam ini kau temani aku? Kecantikanmu sungguh membuaiku," bisik Jalal di telinga Jodha. Ia merasa pelukan tangan Jalal di pinggannya lebih menguat. Tubuh jodha bergidik mendengarkan permintaan Jalal yang sudah melampaui batas.

"Perlu dirukqyah nih orang biar otaknya yang gesrek ini kembali ke jalan yang lurus dan yang benar," batin Jodha.

Dengan sekuat tenaga Jodha menginjak kaki Jalal dengan heelsnya, Jalal pun meringis.

"Silahkan bermimpi, Sir, cari saja wanita lain, jangan samakan saya dengan wanita-wanitamu, one night standmu. Sampai kapan pun saya tidak sudi disentuh olehmu. Maaf, Sir!" Jodha melepaskan pelukan Jalal dengan paksa dan segera menjauh darinya.

#flashback end

BERSAMBUNG

HIMMEL HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang