Jodha menghempaskan tubuhnya di atas ranjang begitu sampai di apartemennya. Lelah, tentu saja lelah, tapi bukan karena pekerjaan.
Pinggggg
From : Surya
Jo... Temani aku ke club yuk malam ini. Aku perlu kamu untuk mengusir para wanita itu.
"Dasar surya kurang ajar. Ga tahu apa kalo aku capek, mau istirahat," gerutu Jodha.
To : Surya
Aku capek Sur. Sorry, ga bisa nemenin malam ini.
From : Surya
Pokoknya temani aku or.. aku ga akan bantu lagi bila ada masalah dengan daddymu.
"Aaaarrrgghh, surya selalu saja mengancam," omel jodha frustasi.
To : Surya
Dasar tukang ancam!! Oke, ketemu di sana jam 9.
From : Surya
Thanks, Darl. Kau selalu bisa ku andalkan *kiss*
Dilemparkan ponselnya ke ranjamg. Dengan malas Jodha beranjak ke kamar mandi membersihkan diri dan bersiap.
•••ΔΔ^^^ΔΔ^^^ΔΔΔ••••
Sesampainya di club, jodha mengedarkan pandangan nya mencari sosok Surya. Tak sulit untuk mencarinya. Surya cukup terkenal di club ini. Wanita mana yang tak kenal Surya. Muda, tampan, dan mapan. Kombinasi paket lengkap sesuai dengan kriteria para wanita.
"Hey.. Jo duduk," ajak Surya begitu Jodha sampai di hadapannya. Hanya Surya yang memanggilku dengan nama depanku saja, yaitu "Jo". Jodha bisa melupakan sejenak masalahnya dengan sang atasannya itu. Beberapa wanita duduk di dekat Surya, tapi Surya datang mendekati Jodha. Mereka duduk bersebelahan.
"Mau minum apa, Jo? Beer?" tanya Surya.
"Nope, orange juice aja," Surya tertawa mendengarkan pesanan Jodha.
"Jauh-jauh ke club cuma buat pesen orange jus doang??" kata Surya mengejek.
"Hey, kau yang memintaku kesini. Kalau kau masih meledekku, lebih baik aku pulang. Sedang ga pengen nge-beer!" jawab Jodha kesal.
"Ok, fine, gitu aja marah," tak lama kemudian orange juice pesanan Jodha pun datang. Surya memang sering ke club tapi hanya sekedar mencari hiburan. Tidak untuk berkencan dengan wanita. Surya sering memanfaatkan Jodha untuk mangusir wanita-wanita yang berniat mendekatinya. Jodha akui memang sepupunya ini memang mempesona.
"Kalau tak suka didekati, lalu untuk apa kau kemari?" pernah suatu ketika Jodha menanyakan pada Surya. Ia hanya terkekeh.
"Tadi siang Jalal menemuiku, Jo," ucap Surya dan sukses membuat Jodha tersedak. Ya tersedak orange juice.
"Sepertinya dia menyukaimu, Jo," Jodha tersenyum miris. Sudah kuduga!
"Ya, dia menyukaiku. Ah, lebih tepatnya menyukai tubuhku. Dia hanya terobsesi oleh tubuhku," jawab Jodha sinis.
"Kau tidak tertarik padanya?" tanya Surya. Jodha terdiam. Bohong kalau Jodha tidak tertarik pada Jalaluddin, atasannya. Sosoknya begitu sempurna. Gagah, maskulin, dengan kumis dan rambut tipis yang dua-atau-tiga-hari tidak bercukur. Hanya kelakuannya saja tidak sopan. Mungkin perlu diruqyah agar tingkat kemesumannya turun beberapa level. Jodha memang tertarik pada Jalal saat pertama kali mereka bertemu. Tapi sejak tahu bahwa Jalal hanya mengincar tubuhnya, rasa tertariknya berangsur berubah menjadi jijik.
"No wayy!! Pria seperti dia sudah masuk blacklist," ucap Jodha sambil menghabiskan jusnya. Surya hanya tertawa.
"Kau harus berhati-hati, Jo
Jalal bisa melakukan berbagai cara agar keinginannya terwujud. Dia itu sangat ambisius," ucap Surya.