chap 2 : Uri Gallio

941 49 2
                                    

"Bagaimana ini...?? Bagaimana ini?? Aarrggg !!"
Aku mulai frustasi. Ini khayalan kan? Pasti !! Tapi...sudah 50 kali aku memeriksanya dan ini kenyataan.

Suara ponselku akhirnya menyadarkanku. Melihat yang menelpon adalah Omma membuatku semakin gelisah. Aku mencoba menarik nafas sedalam mungkin untuk menenangkan diri. Dengan bermodalkan menutup hidungku dan saputangan yang menyamarkan suara, aku bisa sedikit meniru suara wanita meskipun ini 'nggak banget'.

"Ommaa..."

"Keo-chan ? Bagaimana keadaanmu disana? Sudah kesekolah? Omma akan ke Seoul 2 jam lagi.."

OMG !! Tidak boleh !! Aku terperanjat, bagaimana jika Omma tau keadaanku yang sekarang?? Ia pasti syock. "Omma..ehmm aku kembali masuk asrama."

Aku mendengar suara omma yang mendesah. Butuh beberapa detik bagi Omma untuk merespon." Oh yah, apa kita tidak bisa bertemu dulu sebelum kamu masuk asrama? Bagaimana dengan Appa? Apa dia tau ?"

"Yah..appa tau. Kemarin malam kami membicarakan hal ini. Apa pekerjaanmu telah selesai?"

"Tidak. Belum sama sekali. Omma ingin ke sana karena merindukanmu."

Hatiku begitu sakit saat mendengar omma merindukanku. Yah, setelah memutuskan untuk pindah ke Seoul aku bahkan tidak menemui omma untuk berpamitan. "Mianhe..."

"Tidak apa. Oh Keo-chan omma ada urusan,aku akan menelponmu lagi. God Bless you honey." tutupnya dengan nada yang tak bersemangat saat diawal tadi.

Ku ambil beberapa pakaian appa yang bisa kupakai. Oh ketahuilah, aku hanya punya baju terusan dan beberapa mini jins. Aku tidak bisa lagi memakai itu. Dijalan aku terus merutuki penampilanku. Tubuh baru ini tidak nyaman untukku apalagi di bagian tengah saat aku menaiki sepeda aarrrggg.

===

Sampai di taman , aku memperhatikan seluruh tempat untuk mencari kucing yang telah mengutukku. Kupastikan jika bertemu dengannya akan ku siksa kucing genit itu .Entah perasaanku saja atau memang beberapa gadis yang melihatku berkeliling tampak berbisik dan melempar senyum padaku. Apa aku terlihat aneh?

Sudah 2 jam aku berkeliling taman tapi tidak menemukannya. Tanpa kusadari aku telah mencarinya sampai didepan MORIM SCHOOL. Sekolah ini besar dan cukup elit juga. Bangunan berdesign eropa dengan bata abu-abu yang menjadi ciri khasnya.

"Sekarang bagaimana? Aku bahkan tidak bisa pergi sekolah."

Ada suara kucing seperti tengah menertawakanku yang menangis di dekat gerbang. Aku mencari sumber suara dan tebakanku benar. Kucing Garfield sialan itu tepat diatas pagar batu dan menatapku dengan seringainya yang menggeramkan.

"KAUU !! Tunggu !!!"

Dia berlari masuk kedalam sekolah dan akupun langsung mengejar tanpa peduli satpam sekolah yang meneriakiku. Aksi kejar mengejar pun terjadi dan tak kusangka satpam juga sama gigihnya denganku yang mengejar kucing itu. Hingga diujung belokan aku tidak menyadari seseorang yang datang dari arah sebaliknya, hingga tubrukan pun tak dapat dielakkan lagi. Sambil meringis kesakitan aku bisa mendengar suara wanita yang ikut meringis didepanku.

"Aigoo..mianhe !! Aku tidak melihatmu.."

Awalnya yeoja itu seperti ingin marah, tapi saat aku mengulurkan tanganku padanya ia sedikit bertingkah aneh dan langsung berdiri sendiri. Suara satpam menyadarkanku dari memandangi sang gadis. "Mianhe...aku sedang buru-buru.."

"Eh..lewat sini saja !!" Serunya.

Aku ditarik olehnya dan akhirnya kami bersembunyi di tempat yang aku pikir adalah ruang peralatan kebersihan disimpan. Aku menghela nafas lega setelah mendengar suara langkah kaki satpam yang menjauh. Aku mengedarkan pandanganku memperhatikan sekitar yang sedikit gelap dan menyadari ternyata gadis itu mendongakkan kepalanya memperhatikanku dengan intens. Kalau kuperhatikan sepertinya kami terlalu merapat dan aku baru ingat bahwa sekarang aku bertubuh laki-laki. Oooppss.

SHUT UP !! I AM NOT GAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang