chap 9 : Ego

562 41 13
                                    

*bacajimat* gak ada itu...gak ada anu..nggak ada...nggak ada >.<

===

"Uuuri-san....kau mau apa?" tanyaku gemetar bahkan memalingkan wajahku gugup karena ia tetap tak berhenti menerorku dengan hembusan nafasnya yang menggelitik wajah dan leherku. Bulu kudukku sampai merinding tak tertahankan.

Dengan perasaan yang tak karuan aku bisa mendengar detak jantungnya yang juga berdebar cepat. Sedikit terengah-engah , aku bisa merasakan ia berhenti mendekatiku. Cengkramannya pun melemah, "Aku..belum mengatakan hal ini kan?"

Heh?

"Aaaaku...." engahnya.

Aku menahan nafas mendengar ia melenguh setengah mendesah, lututku lemas sekali. Oh Uri-san kau ini manusia bersuara seksi yang super kampret.

"...ingin minta maaf soal waktu itu." aku menoleh kaget dan membuat kepala kami terantuk keras tanpa bisa tercegah.

"Hadduuhh.."

"Haiishh...kau ini !!" jeritnya.

"Hyung yang ada apa? ingin minta maaf tapi caranya kok aneh."

Uri memicingkan mata usil, "kau tersipu?"

Aku menggemeretakkan gigi kesal, "dasar ! playboy bodoh ! aneh !"

"Apa??? kau bilang apa tadi?" marahnya hingga membuat wajahnya juga ikut memerah.

"BAKA !"

===

Sesuatu yang sangat dingin menyentuh kulit pipiku. Aku terlonjak setelah tersadar dari lamunanku yang melayang entah kemana. 

"Melamun terus..apa kau tidak suka disini?" tanya Chaerin sumringah yang kini duduk berhadap-hadapan denganku sambil membawa 2 gelas moccacino ice. Aku menggeleng pelan saat gadis bermata bulat hitam itu begitu tampak puas dengan jalan-jalan kami yang pertama. Yah bisa dikatakan sebagai kencan. Aku menerima Chaerin sebagai pacar daripada harus mati mengenaskan, begitu kata Jimin.

"Habis ini kita mau kemana?" tanyaku pada Chaerin mencoba benar-benar menjadi pria yang seharusnya. Padahal dalam hati aku sudah ribuan kali menghela nafas berat tentang kencan yang tak biasa dan tak bisa kulakukan ini. Bagaimana bisa aku yang seorang wanita berkencan dengan wanita? walau secara fisik aku seorang pria, oh gosh..

Chaerin mengerucutkan bibir mencoba ber-aegyo, "bagaimana kalau kita main bowling."

Hari ini dia tampak manis. Selera pakaiannya memang berbeda sekali dengan gayaku dulu. Riasan wajahnya sederhana namun tetap terkesan girly. Dengan blazer berbahan jeans biru terang dipadu padankan dengan mini dress berwarna cream , sangat pas membalut tubuhnya. Ditambah  kulitnya yang putih mulus beraroma susu, rasanya aneh jika tidak ada pria yang tidak menyukainya. 

"Boleh, tapi aku belum pernah bermain bowling."

Chaerin menggenggam tanganku lagi dan benar kata Jimin ,dia gadis yang agresif, "tentu saja aku akan mengajarimu" ujarnya manja.

Aku mengangguk saja , memang seperti itulah yang tertera dalam kamus singkat 'bagaimana kencan pertama sukses' ala Jimin itu. 

"Oh...aku lupa."

"Kau melupakan apa?"

Chaerin mengambil sesuatu dari dalam tas tangannya dan memberikanku sebuah kotak mungil mirip sebuah kotak cincin. Aku menaikkan alis bingung tapi tetap membuka kotak itu yang ternyata memang terdapat sepasang cincin couple. 

"Bagaimana? kau suka?" tanya Chaerin semangat. Aku mengangguk setuju , "Yah...anak matanya cantik."

"Baiklah..karena kita sudah resmi menjadi couple, aku ingin Keo-ah memakainya dan menjaganya okeh?"

SHUT UP !! I AM NOT GAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang