Chap 10 : Confusing

490 42 0
                                    

Aku nggak tau FF ini menarik atau enggak >.< soalnya aku juga nggak mahir buat cerita romance apalagi bromance. Kalau ada salah ini itu tolong di koreksi yah....Need your attention more and more  please :)

.

happy reading..

====

*Uri POV*

''Every day, are you smiling together with someone else?That part deep, deep inside my heart is becoming painful. - back number

"Itu lagu siapa sih?" ujarku malas. LeeNa hanya tersenyum nyengir masih memutar lagu yang sedikit membuatku merinding. Bukan karena lagunya suram, tapi mengingatkanku tentang...ah sudahlah.

Hari ini cuaca cukup panas. Berteduh dibawah rimbunnya pohon trembesi atau biasa disebut pohon hujan ternyata cukup menyegarkan. Apalagi bersama LeeNa. Jangan tanya dia siapa. Cukup tau aku dengan wanita , kalian bisa menebak sendiri statusnya apa.

LeeNa menyingkap rambut-rambut nakalnya sendiri kebelakang telinga, sesekali menatapku yang setengah terpejam dipangkuannya, "Kenapa? kau tidak suka yah?"

Aku menggeleng, "Oh..tidak . Tapi kenapa kau memutarnya berulang-ulang? christmas kan masih lama."

Ia terkekeh, "Entahlah...aku hanya sedang jatuh cinta dengan lagu ini"

"Kau sedang jatuh cinta?" tanyaku menurunkan sebelah alisku terhenyak. LeeNa tersenyum malu-malu, "huumm..bolehkan?"

Aku bangkit dan duduk menghadapnya, senyumnya manis hingga kedua matanya menyipit tinggal segaris. Aku membelai pipinya yang lembut. Seketika bayanganku mencium Keo kemarin kembali terlintas.

Heh..apa-apaan aku ini. Kenapa harus bayangan Keo?

"Selama bersamamu aku rasa itu bukan perasaan cinta kan? jadi kau tidak berhak marah Uri-yya."

Aku tergelak, "Memangnya apa aku terlihat sedang marah? tidakkan?"

Setelah menjawab ungkapannya dengan pertanyaanku yang lain, LeeNa malah menghadiahiku pukulan lembut pada bahu. Aku kembali gemas melihat lesung pipi yang menghias wajah bulatnya. Gadis berdarah Korea-Jerman , perpaduan yang pas namun tak bisa kumiliki.

Aku terlalu menyukai makhluk indah ciptaan Tuhan yang lain. Dan kupikir sangat disayangkan untuk dilewatkan apalagi dimasa muda sepertiku yang masih mencari sesuatu yang panas dan bergairah. Aku masih menimbang-nimbang untuk mencari yang memang pantas untukku berlabuh. Walau kedengarannya aneh, tapi aku memiliki standart ke-playboy-an yang tinggi. 

Tidak akan menjadikan diriku sendiri seorang namja murahan yang selalu melirik semua gadis untuk kujadikan gandengan. Prioritas utamaku adalah dia baik. Baik dari segi menerima segala kekuranganku yang terlalu banyak memiliki kelebihan (heh? Maksudnya?). Serta baik menerima apa adanya sikapku yang selalu bisa memikat hati wanita (please deh -_-)

Seketika bayangan Keo muncul lagi..

Sial. Dia selalu muncul setiap kali aku berfikir narsis.

Apa aku mulai berharap pada Keo?

Setelah kupikir-pikir, kenapa aku perlu-tidaknya-menyakinkan diriku dengan menciumnya? apa itu benar-benar berpengaruh?

Tetap saja tidak. 

Aku masih normal. Masih dapat merasakan degupan kencang jika dipeluk , dicium atau digenggam erat saat sorot mata para wanita yang bersamaku bersinggungan dengan mata ruby milikku. 

Hanya saja aku mulai ragu saat pelajaran psikologi hari ini membahas tentang penyimpangan sex. Kata Bisexual menjadi momok buatku hingga beberapa jam kemudian. Sudah 2 hari ini aku bolos hanya karena memikirkan perasaan aneh ini. Sampai kapan? sampai aku mencari secara jelas sikap uring-uringanku ini? huh..?

SHUT UP !! I AM NOT GAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang