chap 6 : Han Yeol Bin

540 42 0
                                    

"Kami datang.." 

Suara serak Jimin sangat khas dan aku bisa tau melalui ekor mataku ia sekarang duduk disampingku membawa nampan makan siangnya  . Aku sedikit tersedak saat melihat Uri-san duduk menghadapku tanpa memandangku sedikitpun.Kalau tidak sudi melihatku, kenapa duduk berhadapan? Dasar namja labil

"Haiishh..apa kalian tidak ingin berbaikan? Yeol sudah menyelesaikan masalahnya.."

"Huh?  maksudnya?" ujarku yang masih mengaduk bumbu salad .

Jimin mendesah kasar, "Yeol-ah menghadap kepala sekolah sekarang. Ia mau mengaku.."

Aku benar-benar tersedak seutuhnya setelah mendengar itu, "Kau yakin? Kenapa harus mengaku?"

"Itu kan karna kau.."

Flashback

Suara ponsel menghentikanku dari isakan tangis karna pertengkaran tadi. Disini aku bahkan belum memiliki teman baik, kenapa aku begitu naif untuk ikut campur urusan mereka? Sekarang aku benar-benar sendirian dan entah kenapa hal ini membuatku sedikit takut .

Oh, Appa menelpon...

"Yoboseo Appa?? "

"....."

"Aku baik-baik saja" aku kembali menyamarkan suaraku . Pikiranku kosong, aku benar-benar ingin menangis lagi sambil memeluknya saat mendengar suara Appa yang kini berada di Afrika itu.

"......"

"Aku sedikit demam, suaraku menjadi serak,"bohongku.

"........"

"Yah..bye."

"Dari orang tuamu?" Suara berat itu... 

"Yeol-ssi?" aku menoleh dan tebakanku benar. Ia mendekat sambil menyimpan kedua tangannya kedalam saku. Aku mulai teringat, apa lagi-lagi ia mendengarnya?  

Yeol  menyunggingkan lagi senyumnya yang tak kupahami maksudnya itu. "perbincangan kita belum selesai kan?"

Aku menolak untuk menatapnya "Sudahlah..aku tidak peduli lagi."

"Kau takut mendapat pukulan lagi?" sindirnya.

Belum sempat aku beranjak tangan Yeol berhasil mencegahku pergi. Entah kenapa ini sedikit terasa ganjil saat kau sebagai laki-laki saling berpegangan seperti ini. Then aku  mengaku diriku seorang namja? oh great cat !! 

"Aku ingin mendengar pendapatmu tentangku. Selain Jimin dan Uri biasanya aku tidak akan bicara dengan siapapun..." Yeol-ssi kembali kesisi seramnya saat menatapku tidak suka. Aku bergidik apalagi tangannya tetap tidak melepaskanku pergi. "Tapi aku merasa tergelitik saat orang sepertimu lah yang berani mengatakan bahwa aku bukan orang normal," lanjutnya.

Orang sepertiku?? memangnya aku benar-benar terlihat aneh?  

"Tidak ada yang salah dengan sketsa itu, bahkan pelukis diluar sana banyak yang lebih cabul dari itu."

Yeol tersenyum nyengir , "Cabul.."

"Yah begitulah yang mereka katakan..." ucapku sedikit tergagap. "tapi aku tidak yakin jika hyung memiliki penyimpangan sex maka ku asumsikan jika kau tengah mengalami pergolakan batin entah dengan orang terdekat ataupun keluarga."

Yeol-ssi diam mendengarkan. Melihatnya tak membantah membuatku yakin dengan hipotesa ala detektif conan yang biasa aku baca itu. 

"Aku melihatnya..."ujarnya seperti menerawang. "perselingkuhan orang tuaku. Aku tidak percaya mereka lagi tapi aku juga tidak ingin kehilangan mereka."

SHUT UP !! I AM NOT GAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang