*Uri POV*
Cahaya matahari mengetuk kelopak mataku lembut. Pagi ini aku merasa bahagia bahkan tanpa sadar aku tersenyum saat mencoba mengintip cahaya. Sepertinya yang menyebabkan tidurku sangat nyenyak kali ini karena sepanjang malam aku menggenggam tangan Keo seperti ini.
Eh? tidak ada. Apa dia sudah bangun?
Tirai terbuka menampilkan wajah bingung Jimin yang menggeledah isi tenda. Cuma aku seorang diri disini, Keo tidak mungkin sembunyi di sudut.
"Ada apa?" aku menggeram kecil karena cahaya menyilaukan penglihatanku.
"Kau sudah bangun? Mana Keo?"
Pertanyaan konyol Jimin menggelitik tenggorokanku. Aku meraba termos dan menuangkan teh yang masih hangat ke dalam cangkir, seketika aku teringat dengan perbuatan jahilku pada Keo, rasa manis saat mengecupnya masih terasa.
"Heeiii..aku bertanya padamu Uri-yya ! Kemana Keo?"
Aku menggerutu mendengar Jimin mulai berteriak, apa Jimin tidak sadar aku cemburu saat orang lain berantusias mencari Keo-ku? ,"Aku tidak tau, mungkin dia mandi atau makan diluar."
"Mana mungkin. Dia harus bersamaku pagi ini menyiapkan sarapan."
Kesal karena tak menemukan Keo, aku dan Jimin segera keluar tenda untuk mencarinya. Keo masih meninggalkan barang-barangnya , itu berarti Keo masih berada disekitar sini.
Tapi nyaris dua jam lebih mencari dan menunggu, batang hidung Keo tak kunjung muncul. Murid dan guru pembina mulai panik . Hingga seorang penjaga memberi kabar bahwa tadi malam ada seorang pelajar yang pergi meninggalkan perkemahan tanpa membawa barang-barang.
"Ahjussi yakin?" tanyaku panik.
"Ndee..benar. Ia bilang tengah tidak enak badan, karena itu aku mengantarkannya hingga ke stasiun kereta malam tadi. Aku rasa dia sudah sampai ke Seoul."
"Ada apa dengan Keo? kenapa ia pulang begitu saja?" sahut Jimin yang juga merasa ini sangat aneh.
Keanehan itu terus berlanjut setelah kami kembali ke asrama.
Keo...
Sejak menghilang dari perkemahan itu, ia tidak berada dimanapun. Menghilang seperti debu.
Menghilang dan menjauh dari pandanganku.
====
"Sensongnim...tolong beritahu padaku apa yang terjadi? apa orang tua Keo datang kemari?"
Disinilah aku , menghadap Kepala Sekolah yang masih diam sejak berita menghilangnya Keo. Sudah tiga hari Keo absen tanpa keterangan. Aku sangat khawatir terjadi sesuatu padanya. Bukan hanya aku, Chaerin, Yeol dan Jimin juga ikut menunggu kabar dariku di luar kantor.
Sensongnim menggeleng pelan, "Tadi pagi appa-nya yang menelpon. Memberi kabar kalau beliau akan segera menyiapkan surat kepindahan Keo."
"Pindah??" aku menarik nafas dalam-dalam. Meredam emosiku yang mulai naik hingga ke ubun-ubun, "Apa yang sebenarnya terjadi?? kenapa Keo harus pindah??"
Sensongnim terperanjat kaget melihat reaksiku, "Aku tidak bisa memberitahukanmu Uri-ah. Sebaiknya kau kembali saja ke kelasmu atau appa-mu akan kesal melihatmu bolos lagi hari ini."
Lututku lemas, tanpa berfikir aku mulai berlutut dihadapan sensongnim meminta kemurahan hatinya. Aku tidak pernah memelas bahkan kepada appa-ku yang berhati dingin itu. Aku benar-benar telah putus asa. Aku merasa lebih gila saat mendengar Keo menghilang begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHUT UP !! I AM NOT GAY
General FictionKiyoshi Keo, gadis biasa yang hidupnya selalu berpindah-pindah dan membuatnya menjadi seorang yang tertutup. Terpaksa menerima keadaan absurd yang menjadikannya 'pria' imut di SMA MORIM SCHOOL . Tinggal sekamar dengan cowok populer yang dingin tapi...