"Wah..permainan semakin panas. Siapa selanjutnya yah?"
Krystal mengacak nomor undian sesuai peringkat kami dengan penuh semangat. Permainan Truth or Dare yang sebenarnya nyaris membuatku mati kutu karena membuatku gundah menunggu permainan segera berakhir tanpa melibatkanku untuk menjadi korbannya.
Beberapa menit yang lalu Jimin menjalankan hukuman 'Dare' nya dengan santai berupa topless selama 1 menit di malam yang dingin ini, Pabo. Begitu giliran Yeol , tak ada satupun berani mengajukan Dare padanya dan memilih Truth untuk ia jawab.
"Kau kedinginan Chaerin-yya?" Kutarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh gadis ini. Sepanjang permainan ia tak melepaskan dekapannya. Rasanya cukup hangat serta tersambar aura panas. Entah karena api unggun yang dihadapanku yang tengah membara atau karena Uri yang sedang melayani yeojanya yang juga bergelayutan manja? Entahlah.
"Anniya...aku justru merasa hangat dan berdebar setiap kali berada didekat Keo-kun."
Aku tersenyum tipis mendengarnya bebahasa jepang, membuatku rindu tanah sakura itu.
"Yak !! Its number 1 !! Uri-yya ...are you ready?" Krystal dan para murid lain seperti mendapat jackpot melihat Uri lah korban berikutnya.
Dengan dagu setengah terangkat serta penuh kemantapan, Uri siap untuk memulai permainan.
Permainannya hanya perlu beradu suit dengan sang winner sebelumnya. Jika korban menang maka ia yang akan mengajukan tantangan kepada sang winner. Namun jika korban kalah , maka korbanlah yang akan menerima hukuman.
Adu suit terjadi antara Yeol dan Uri. Jelas ini menjadi pertarungan yang cukup menegangkan. Aku terlonjak begitu Uri kalah 3 - 2 dengan Yeol begitu mudahnya. Tampak semua bersorak sorai melihat kekalahan Uri malam ini.
"Oh my god !! Yeol-ah tentukan hukumannya."
"Baiklah. Truth or Dare Uri?"
Semua berharap Dare, tapi Uri memilih Truth sebagai hukuman. Yeol melirikku sekilas angin, tampak ia merencanakan sesuatu. Aku mulai gelisah.
"Uri !! Aku tau kau sedang di mabuk cinta sekarang. Bisa beritahu kami siapa orang yang beruntung itu?"
Deg !
Jangan bilang kalau Yeol sengaja menjebak Uri. Oh shit !! Apa Uri akan kumat gilanya dengan nekat mengatakan disini ia sedang jatuh cinta? Denganku? Astaga apa sekarang aku terlalu percaya diri?
Semua bersorak lagi memberi Uri 'tekanan' agar segera mengatakannya. Aku mulai paranoid dengan menutup kedua mata dan telingaku tak ingin tau.
"Keo-kun? Ada apa?" Chaerin menatapku khawatir , apa memberi alasan jika aku kurang enak badan itu ide yang bagus?
"Keo !!" Uri memanggilku dengan cukup lantang dari tempat duduknya. Aku menelan ludah menyusuri semua mata yang tertuju padaku.
"Apa boleh kukatakan disini?" tanya Uri mulai berjalan mendekat. Suara bisik-bisik mulai mendominasi. Aku berkeringat dingin hingga sebuah cubitan manja dipipi menyadarkanku.
"Keo..kau tidak mendengarkanku?" Chaerin memajukan bibirnya ngambek. Waktu seolah kembali ke beberapa menit yang lalu, menyisakan suasana yang masih menunggu Uri memilih hukumannya, aku menggelengkan kepala untuk segera sadar dari lamunanku.
"Ma..maaf Chaerin-ah, ada apa?"
"Apa kau sedang tidak sehat? Wajahmu pucat" ujarnya gelisah.
Ah..aku tiba-tiba merasa meriang. Bahkan buku-buku jariku terlihat sedikit memutih.
Permainan masih berlangsung dan Uri memilih truthnya. Meski bukan dengan pertanyaan seperti yang ada di lamunanku, nyatanya pertanyaan itu memang sedikit menyerupai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHUT UP !! I AM NOT GAY
General FictionKiyoshi Keo, gadis biasa yang hidupnya selalu berpindah-pindah dan membuatnya menjadi seorang yang tertutup. Terpaksa menerima keadaan absurd yang menjadikannya 'pria' imut di SMA MORIM SCHOOL . Tinggal sekamar dengan cowok populer yang dingin tapi...